Inikah alasan Ayahnya selalu bersikap kasar kepada Ibunya?

"Dan karena kelahiran kamu, Hwang Jiwoon harus meregangkan nyawanya..." ujar Tuan Park dengan mata yang bergetar menahan tangis.

Tuan Park bangkit dari kursinya, berjalan ringan dengan tangan yang tertaut di belakang menghampiri Junkyu yang masih terdiam membeku di tempatnya. Ia mendecih pelan menatap wajah Junkyu yang terlihat begitu syok.

"Saya berhasil menghidupkan Hwang Jiwoon dengan bantuan iblis 4 tahun kemudian, bertepatan dengan kelahiran putra bungsu saya..." pernyataan Tuan Park membuat seluruh manusia disana terkejut.

"Ya, saya tidak pernah buka suara tentang ini... Hwang Jiwoon, berhasil saya hidupkan lagi dengan para bantuan iblis." lanjut Tuan Park.

"Yang juga memberikan saya motivasi untuk mendirikan sekolah ini. Sekolah yang berjalan di atas perjanjian saya dengan para iblis..." ujar Tuan Park.

Tuan Park tertawa,

"Saya tidak menyangka, ternyata akan seramai ini... Saya pun nggak akan kesusahan lagi buat ngejadiin seseorang tumbal satu-persatu..."

"Termasuk istri saya sendiri yang telah membunuh wanita yang saya cintai." ujar Tuan Park yang membuat tubuh Jeongwoo hampir tumbang disana.

"Siswa yang menghilang setelah melakukan pelanggaran itu cuma pengalihan isu..." jelas Tuan Park seraya mengibaskan tangannya.

"Mereka tidak menghilang... Mereka hanya saya bawa menuju alam lain tepat di lantai ini." ujar Tuan Park menatap lantai dimana tiga pria itu berada.

"Mereka yang berkesempatan besar untuk menghancurkan sekolah ini... Memang harus dibunuh." lanjutnya.

"Mungkin sekitar 204 siswa yang sudah saya kirim. Ya ditambah dengan tumbal istimewa Hamada Asahi yang sudah membawa hati putra sulung saya... Owh, atau akan ditambah lagi 3 pemuda di hadapan saya ini?" jelas Tuan Park bersama tawanya.

Ditatapnya Doyoung dengan angkuh, "Hamada Asahi ya? Kamu penasaran kan sama kisah kematian kakak mu itu?"

Tuan Park bertepuk tangan meriah,

"Nggak cuma hati anak sulung saya saja yang dia bawa. Karena kakak mu itu juga membawa kisah-kisah kami ini di kematiannya..."

"Kakakmu itu nggak beda jauh sama Junkyu. Dia juga sama halnya punya keberanian besar, punya tameng yang kuat, dan juga dia nggak kenal takut. Tentu saja saya harus ngirim dia..." lanjutnya yang membuat tangan Doyoung mengepal erat.

"Karena anak seperti itu menyusahkan." ujarnya seraya menatap Junkyu.

Tuan Park berjongkok tepat dihadapan Junkyu, meraih dagu pria Kim itu dan menatapnya jijik,

"Wajah wanita milik saya nggak pantas terpampang disini!"

Sret!

Sebuah goresan kuku berhasil membuat luka di sepanjang pipi kiri Junkyu.

"Bukan cuma sifat kamu aja yang mirip sama Asahi... Ternyata kamu juga berhasil ngambil hati putra bungsu saya. Kalian itu seperti anak kembar." ujar Tuan Park masih bermain-main diwajah Junkyu dengan kukunya.

Tuan Park menjentikkan jarinya, dan apa yang terjadi? Secara tiba-tiba Jeongwoo yang berdiri berdampingan dengan singgasananya seketika ambruk tak sadarkan diri.

Tuan Park pura-pura terkejut,

"Ups! Putra saya adalah milik saya. Dan kamu nggak akan bisa milikin putra saya seperti yang sudah terjadi 10 tahun lalu..."

"Sebenarnya saya ingin membunuh Jihoon sejak lama..." kali ini Tuan Park beralih menghampiri jasad Jihoon yang masih diselimuti darah.

"Karena... Melihatnya, saya menjadi teringat dengan Asahi. Yang kemudian saya meminta Hyunsuk selaku teman sekamarnya untuk membocorkan semua kisah ini kepadanya... Dan ternyata saya salah, Jihoon justru mendapatkan sakit mental karena hal ini." jelas Tuan Park menendangi lengan Jihoon.

"Tapi..."

"Kedatangan kamu justru membuat semangat Jihoon yang meredup kembali berkobar. Nggak ada pilihan lain lagi, saya harus mengirimnya juga..." lanjutnya.

Seluruh tubuh Junkyu bergetar dan melemas mendengar semua pernyataan dari Tuan Park. Ia menunduk, memejamkan matanya dengan air mata yang mengalir deras. Begitu juga dengan Doyoung yang sudah kehilangan harapan lagi.

"Ayo, kita lakukan ritualnya sekarang."

•chapter thirty three; finish•

jangan lupa tekan vote dan tinggalkan komentar di sepanjang jalan cerita

ikuti akun penulis untuk mendapatkan kisah menarik lainnya

Selasa, 11 Juli 2023

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang