"Sini. Kamu senderan sama aku." Ucap Shani.
Aran menyembunyikan wajahnya pada pundak Shani, tangan kirinya memeluk Shani erat. Sedangkan tangan kanannya ia biarkan krn akan di jahit oleh dokternya.
Perlahan dokter tersebut mulai menyuntik didekat luka Aran.
"Aadduuuuhhh.. Sakit banget sayang. Sakiitt!!." Ucap Aran. Ia tidak berani berteriak krn takut mengganggu pergerakan dokternya.
Ia memeluk pinggang Shani kuat2. Ia benar2 sedang menahan Sakit.
Shani mengusap2 kepala Aran.
"Tahan sebentar sayang. Gak lama kok." Bisik Shani pd Aran.
Dokter mulai menjahit luka Aran.
"Sayang, kamu nangis ya?." Tanya Shani sedikit berbisik pd Aran.
Lantaran Shani merasakan pundaknya sedikit basah.
Tak lama dr itu, Shani mendengar suara isakan dr Aran.
"Sayang kamu beneran nangis? Sesakit itu kah?." Tanya Shani sedikit panik.
Aran tidak menjawab. Ia hanya mengeratkan pelukannya saja.
"Sakit banget ya dok?." Tanya Shani.
"Biasanya cuma ngilu saja bu, krn udah dikasih suntikan penghilang rasa sakit. Justru rasa sakitnya pas disuntik td." Jelas dokter tersebut sambil menyeleseikan jahitannya.
Shani terus mengusap2 kepala Aran. Dia baru tahu kalau Aran sangat takut disuntuk sampai segininya.
"Udah pak." Ucap Dokter tersebut.
"Sayang, udah." Bisik Shani pada Aran.
"Ambilin tisu dulu." Pinta Aran.
Shani mengambil tisu didalam tasnya dan memberikannya pd Aran.
Aran mengangkat kepalanya pelan dr pundak Shani, dan mengusap air mata di wajahnya dengan tisu tersebut sedikit lebih cepat.
"Astagaaa, kamu beneran nangis ya? Lucu banget sih, kayak bocah kamu." Ucap Shani sedikit terkekeh melihat hidung Aran yg memerah.
"Diem ah. Ini udah kan? Ayo pulang." Gerutu Aran.
Shani hanya menggelengkan kepalanya. Ia menyeleseikan administrasi terlebih dahulu, dan menyusul Aran yg sudah menuju mobil duluan.
Didalam mobil.
"Badannya aja nih gede, sixpack, tattoan lagi, tapi kok diobatin lukanya malah nangis gini." Ledek Shani sambil mengemudikan mobil.
Aran menatap Shani sekilas, setelah itu kembali menatap depan. Sedikit cemberut.
"Baru tau aku kalau kamu bisa sebocah ini." Ucap Shani sambil memberantakan rambut Aran.
"Ck. Apasih. Aku juga manusia, emang gak boleh nangis juga?." Ucap Aran sedikit kesal.
"Iya deh iya. Lucu banget." Ucap Shani masih sedikit tertawa.
"Lihat ni, basah baju aku kena air mata kamu." Sambung Shani.
Setelah dr klinik Shani dan Aran langsung pulang, takut Christy nungguin, krn td Christy sempat nangis mau ikut mereka ke klinik.
Malam harinya dirumah Aran.
Mereka sedang makan malam bersama orang tua mereka dan Christy.
"Besok papa sama mama harus balik ke Jogja. Christy juga kayaknya udah mau kok sama kakek neneknya." Ucap papa Shani.
"Iya, tadi udah main sama kakek, mau tidur siang ditemenin kakek juga." Ucap bapak Aran.
"Naik kereta ya pa? Besok pagi biar Aran antar." Ucap Aran.