Bab XXXIX

39K 2.1K 78
                                    

Say yes to HeavenSay yes to meSay yes to HeavenSay yes to me

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Say yes to Heaven
Say yes to me
Say yes to Heaven
Say yes to me

(Say Yes To Heaven - Lana Del Rey)

***

"Sabar, gue lagi mikirin jalan keluarnya." Dia berdecak kesal ketika seseorang di seberang telepon terus mengoceh dan menyudutkan situasinya. "Ya lo pikir gampang bilang gitu? Dia lagi miskin sekarang. Gue yakin gak lama juga dia balik ke keluarganya."

"Ck. Iya-iya gue gak bakalan kabur. Asalkan barangnya lo kirim sesuai kesepakatan. Udah seminggu gue gak pake lo pikir gue bisa hidup tenang tanpa itu!?"

"Bacot banget anjing. Gue bilang uangnya bakalan dikirim tapi gak sekarang. Awas aja kalo sampe gue gak dapet barang itu."

tut.

Sambungan diputus sepihak. Alya memekik seraya mengacak rambutnya. Kacau sudah hidupnya. Jika tahu akhirnya begini ia tidak akan nekat melakukan kejadian tempo lalu yang malah berimbas pada kelangsungan hidupnya.

Sial. Sial. Sial.

Kenapa tidak ada rencana yang berjalan sesuai keinginannya? Kalau saja Dirga bisa lebih mudah ia hasut dan memiliki simpanan uang yang banyak. Nasibnya tidak akan seperti sekarang.

Alya terus menggigiti kuku hingga kulit jarinya robek. Ia gelisah. Perasaannya berubah menjadi tidak tenang karena orang yang baru saja menelepon mengancam untuk tidak mengirimkan barangnya lagi.

"Gue harus cari cara lain." Alya bergumam, tatapan matanya sayu seperti orang yang sudah tidak tidur berhari-hari, kakinya bergetar sembari mengetuk-ngetuk lantai, ia gusar. "Sialan. Akbar sialan."

Suara pin pintu apartemen berbunyi tak lama kemudian. Alya terkesiap dan segera memperbaiki penampilannya, ia berusaha memasang ekspresi sedih seperti anak anjing kelaparan.

"Sayang."

Sudah ia duga bahwa itu Dirga. Sepertinya lelaki itu baru saja pulang dari urusan pribadinya. Wajahnya terlihat lelah dengan kemeja yang sudah kusut. Ini bukan waktu yang pas bagi Alya untuk memelas meminta uang.

"Kenapa mukanya kusut gitu? Ada masalah?"

"Hm. Ternyata projek yang aku susun bareng dosen pembimbing ditolak dan aku diminta revisi ulang dari awal."

Hampir saja bola mata Alya memutar. Hell ia sungguh tidak perduli dengan cerita itu. Namun demi menjaga image sebagai pacar yang penuh perhatian, tentu saja ia harus berakting totalitas bukan?

"Oh my god, kamu pasti kesel banget, kan? Sini aku peluk biar ada suntikan tenaga."

Senyum kecil terbit beriringan dengan Dirga yang membalas pelukan Alya. "Thanks aku jauh lebih tenang setelah ketemu kamu."

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now