Bab XLII

39.9K 2.4K 75
                                    

Follow instagram @qiladumpict & @rreffitaatsp cunggg yang mau double up!

Maaf yaaa lama update, kemarin sakit ditambah digempur uas jadi gak bisa buka laptop. Kalau lupa sama alurnya bisa dibaca ulang yaaaa, timakaci cintaku 🥰

s e l a m a t - m e m b a c a

---

Hari ini adalah latihan perdana Qila dengan beberapa anak Osis untuk penampilan mereka di expo nanti. Dikarenakan bukan sebagai penampil inti, set list mereka hampir berada di akhir acara, karena hal itu lah sepertinya akan membuat Qila terlambat pulang.

Jemari Qila menari anggun diatas balok piano tanpa keraguan, membuat beberapa orang terkesima dan terpukau. Senyum manis yang jarang ia tunjukkan kini terpancar dengan cantik.

cekrek.

Angkasa menurunkan kamera setelah mengambil beberapa bidik foto. Ia tersenyum melihat hasilnya. Syukurlah ia menerima tawaran menjadi anggota publikasi sehingga dapat kesempatan untuk memotret momen di expo nanti, termasuk penampilan Qila.

"Sumringah amat." Ferdi-Ketua divisi publikasi menepuk pundak Angkasa. "Awas tuh memori cardnya ketuker, nanti gak bisa save fotonya lagi."

"Berisik lo." Angkasa menonjok bahu Ferdi. "Sana urusin bagian yang lain jangan ganggu gue."

"Yeuh kampret kalau bukan karena ajakan gue gak akan bisa lo foto-foto gini," ujar Ferdi kesal. "Yang bener motoinnya jangan ke arah sono mulu."

"Urusin kerjaan lo aja sono," sinis Angkasa.

"Iya deh si paling fokus awas ya kalau hasil fotonya blur semua gue kick lo dari publikasi."

Tak peduli ejekan yang Ferdi lontarkan untuknya, Angkasa tak terusik dan kembali memperhatikan penampilan Qila. Meskipun baru pertama kali latihan, keluwesan Qila bisa membius siapa saja. Dibalik sikap diam dan tertutupnya selama ini, Qila menyimpan banyak keistimewaan yang tak di duga-duga.

Ketika hampir selesai di nada terakhir, Angkasa memperhatikan perubahan ekspresi Qila yang terlihat samar, ia pun lantas mendekat ke arah panggung sambil menyampirkan tas hitam di sebelah tangan.

Suara tepuk tangan bersahutan, semua terlihat puas dan menatap kagum ke arah Qila. Melihat respon tersebut membuat Qila tersipu malu, ternyata memutuskan tampil tidak seburuk itu, padahal ia kira akan ditatap dengan tatapan sinis seperti biasanya.

"Lo gak apa-apa?" Angkasa menunggu dibawah panggung dengan air mineral yang langsung disodorkan untuk Qila. "Muka lo pucet."

Qila langsung memegang wajahnya untuk memastikan, sebetulnya sejak siang tadi ia merasa tubuhnya kelelahan, namun ia pikir semua masih bisa ditahan sebentar, ternyata malah berujung seperti ini.

Entah karena kemoterapi kedua atau memang kondisi tubuhnya yang sedang tidak baik, sejak pulang dari rumah sakit Qila merasa seperti ada yang salah dengan tubuhnya.

"Lo keringet dingin." Angkasa mengamit sebelah tangan Qila lalu menuntunnya ke sebuah bangku tak jauh dari panggung. "Minum dulu."

"Makasih." Qila tersenyum sambil menerima air dari Angkasa. "Kamu gak foto-foto lagi?"

"Enggak, gue mastiin lo aman dulu baru lanjut foto."

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now