2. Menuju Oya

Mulai dari awal
                                    

"Hm... sepertinya belok ke kanan, Aoi-chan!" Ujarnya sembari menunjuk ke belokan ke kanan.

Aoi mengangguk paham, ia lalu melajukan kembali motornya dan melewati jalan yang tadi ditunjuk oleh sahabatnya. Sejujurnya, Aoi belum mengetahui kemampuan membaca peta Akemi sangat payah. Selama di Toarushi, mereka tidak pernah membaca peta karena Aoi telah hafal jalanan di kota itu. Namun, kali ini mereka berada di kota lain, jadi Aoi harus diarahkan jalannya.

Sepuluh menit kemudian, tiba-tiba Akemi berteriak dengan kencang.

"AOI! KITA SALAH JALAN!"

Mendengar itu, Aoi menghela nafas pelan. Ia tidak menduga bahwa kemampuan sahabatnya ini dalam membaca peta sangat lah payah, lalu akhirnya Aoi menghentikan laju motornya dan memarkirkam motornya di pinggir jalan yang sangat sepi kalau di lihat-lihat.

"Mana sini ponselmu!" Aoi mengambil ponsel milik Akemi yang berada di tangannya dengan pelan, lalu ia membaca peta yang tertera di sana dan mempelajari jalannya.

"Astaga! Seharusnya tadi kita lurus saja, kita harus memutar jikalau begini." Ujar Aoi sembari mengembalikan ponsel milik Akemi, sedangkan Akemi hanya bisa tersenyum dengan perasaan bersalah. Aoi menggelengkan kepalanya pelan, ia mulai hari ini tidak akan mempercayai masalah peta lagi kepada Akemi.

Ketika Aoi akan menghidupkan kembali motornya, tiba-tiba motornya tidak bisa hidup. Bahkan ketika Aoi mencoba menyalakannya menggunakan kick starter, motornya masih saja belum menyala. Aoi panik karena jalanan tempat mereka berhenti terlihat sepi.

"Sial, kenapa harus di saat seperti ini?!" Aoi turun dari motornya, diikuti dengan Akemi. Mereka memandang motor milik Aoi dengan melas.

"Aku coba hubungi Sayaka, siapa tahu bisa menyuruh Mercy untuk meminta bantuan anak Oya untuk datang ke si- KOK SINYALNYA HILANG? AOI, INI GIMANA?"

Aoi menepuk pelan dahinya, ia merasa pasrah dengan hidup mereka setelah ini. Masalah motor belum selesai, sekarang ditambah masalah sinyal hilang. Indahnya hari ini sampai Aoi ingin membanting dunia, sedangkan Akemi sendiri sudah panik memeriksa ponsel dan ipad miliknya untuk mencari sinyal.

"Ya sudah, kita tunggu di sana saja sembari menunggu orang yang lewat." Aoi menunjuk ke arah pohon di dekat mereka, pohon itu terlihat lebih baik untuk tempat istirahat mereka daripada posisi mereka saat ini yang terkena langsung sinar matahari membuat Akemi mengangguk dan berjalan menuju pohon itu diikuti Aoi dibelakangnya sembari mendorong motor miliknya.

Sepertinya sudah setengah jam mereka lewati sembari duduk di bawah pohon, mungkin sebentar lagi Aoi sudah terlelap kalau saja suara motor tidak terdengar di telinganya. Aoi langsung bangkit berdiri dengan semangat ketika dua motor itu menghampiri mereka berdua.

"Eh, nona-nona manis. Kenapa kalian duduk di sini? Apa tidak panas?"

Aoi seketika merasa geli dengan nada suara lelaki yang memiliki rambut berwarna cokelat itu, sedikit mengernyitkan dahinya sebelum menjawab, "motorku tiba-tiba saja tidak bisa menyala, apakah kalian berdua tahu bengkel terdekat di sini?"

"Kamu bisa menebak masalah di motormu?" Pertanyaan lelaki satunya membuat perhatian Aoi beralih dari motornya menuju ke lelaki itu.

Aoi mengetukkan telunjuknya ke dagu, "aku rasa motorku overheat ketika aku merasa mesinnya sangat panas. Kemungkinan besar ada masalah dengan businya."

Suzuran GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang