Bricia 2 🔮

44.1K 3K 31
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

⊱﹏﹏﹏﹏﹏







Tenggorokan Bunga rasanya panas dan terbakar, kepalanya pun ikut merasakan pusing yang tiba-tiba melanda hingga tiba-tiba maniknya mulai terbuka sedikit.

Dan yang dilihat pertama kali oleh Bunga adalah bayangan rabun seorang wanita tua yang tengah duduk dihadapannya.

"Bricia! Bricia denger Ibu nak?" tepukan halus di pipinya membuat bibir mungil kemerah mudaan miliknya mengeluarkan ringisan kecil.

Mengerjap pelan kening Bunga mengerut sembari memegang kepalanya yang terasa pening, setelahnya gadis itu memperbaiki posisi duduknya yang bersandar ke dinding.

"Bricia mana yang sakit? Kepala kamu pusing iya?" pertanyaan beruntun itu Lagi-lagi terdengar khawatir, Bunga yang memang belum menyadari adanya kejanggalan disekitarnya berusaha memfokuskan diri.

"Ssshhh ... Apa kepala Bunga bocor Bun?" celetuknya memijit kepala dengan mata terpejam sehingga tak melihat siapa yang diajaknya berbicara itu.

"Bunga?" gumam wanita yang cukup berumur itu berfikir mungkin Bunga salah berbicara. "Bocor apaan kamu fikir ini film sinetron yang cuman kepentok dikit langsung geger otak? Kamu ini bandel sih, Ibu bilang Bricia jangan berantem lagi sama Glenka kalian malah ngebantah. Jadi gini kan, kepala kamu jadi benjol."

Bunga tertegun seketika begitu mendengar nama tak asing tersebut ditambah suara wanita itu bukanlah suara Bundanya, kepala Bunga menoleh cepat dengan manik mengerjap menatap wanita didepannya bingung.

"Lah? Ibu siapanya saya?" tanya Bunga dengan heran, Ibu-ibu didepannya lebih menatap bingung akan sikap aneh gadis berumur 12 tahun itu.

"Kamu ini kenapa? Jangan bilang cuman karena Glenka dorong kamu sampe kepentok dinding kamu jadi lupa ingatan?! Yaampun Bricia!" wanita yang bertugas sebagai penjaga panti itu geleng-geleng kepala, ia menarik tubuh mematung Bunga untuk benjol di wajahnya diolesi obat mujarab.

Sementara itu batin Bunga bergumul ribut mulai menerka-nerka dan menyambungkan tentang semua apa yang terjadi padanya.

Maniknya bergulir menatap setiap sudut kamar yang ditempati beberapa kasur itu.
"B--bricia? Siapa yang Ibu maksud?"

Wanita itu menghela nafas pelan.
"Ya kamu, nama kamu kan Bricia Izora Antarexa. Udah, jangan mulai drama pura-pura ingatan kamu ini. Sebab Ibu gaakan nyalahin Glenka ataupun kamu yang sama-sama suka buat masalah di panti."

Deg!

Syok sudah wajah Bunga detik itu juga, bagaimana mungkin dirinya bisa menyandang nama Figuran dalam Novel yang baru dibacanya itu?! Dan bukannya dirinya terpeleset mentega cair dan bukan kepentok dinding gara-gara bergelut dengan Glenka-Glenka itu?

Apa jangan-jangan gue ... Transmigrasi?! Kekehan sumbang mengisi keheningan ruangan, hal itu ditatap heran oleh si Ibu.

"Mustahil," gumamnya lirih, masalahnya Bunga tidak percaya pada hal-hal mustahil seperti ini! Tapi begitu dirinya mengalami secara nyata, rasanya Bunga atau yang sekarang adalah Bricia ingin menangis.

"Ibu udah obatin benjol didahi kamu, nanti turun kebawah kita makan siang sama-sama, dan kamu juga harus mulai berteman baik sama Glenka ya," usapan dipucuk rambutnya diberikan sebelum Ibu yang Bricia tebak adalah Bu Mira pengurus panti asuhan kasih ini pergi keluar.

Sepergiannya Bricia merenung menatap seisi ruangan yang ditempatinya, tidak terlalu buruk dan malah terlihat rapih dan sederhana dengan satu kamar berisi 4 kasur beserta meja nakas, tidak salah lagi ini adalah panti asuhan yang Bricia ingat dalam Novel.

Bricia's world Where stories live. Discover now