Chapter 9

137K 6.8K 51
                                    

HAPPY READING

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan dua orang yang berada di satu ruangan yang sama tetapi berbeda posisi kini masih tertidur.

Misya meregangkan ototnya saat bangun dari tidur. Ia melihat sekeliling dan penglihatannya berhenti di satu titik dimana Albiru berada.

Misya melangkahkan kakinya mendekat ke arah sofa yang ditempati Al.

"WOI BANGUN!!" Teriak Misya didepan telinga Al.

Al mengerutkan alisnya kala mendengar teriakkan yang menggelegar di indera pendengarannya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sampai melihat ada seorang wanita yang berdiri dengan menyilangkan tangannya didepan Al sambil melihat kearahnya.

"Ganggu." Satu kata yang keluar dari mulut Al dengan suara seraknya khas orang bangun tidur, kemudian melanjutkan tidurnya yang belum puas.

Misya membelalakkan matanya menatap kesal ke arah pria didepannya yang enak-enakan tertidur disaat dia ingin sekali kembali kerumah.

"BANGUN KEBO! KALAU ELO NGGAK BANGUN JUGA, GUE PECAHIN SEMUA BARANG DISINI." Kesal Misya dengan suara yang sangat fantastis besarnya.

Albiru bangun dari tidurnya bukan karena takut barangnya akan rusak, toh dia bisa membelinya kembali dengan mudah tetapi karena suara yang besarnya mengalahkan toa itu mengganggunya.

"Berisik."

Misya menyodorkan satu tangannya ke arah Al seperti meminta sesuatu.

Al menatap Misya bingung. "Apa?"

"Mana kunci motor gue, gue mau balik." Pinta Misya dengan tangan yang masih melayang di udara.

Karena setelah Al membawa Misya ke basecamp ia langsung mengambil kunci yang berada di tangan Misya.

"Gue anter." Ucap Al kemudian berjalan melewati Misya.

Misya mengikuti arah pergerakan Albiru. "Gue bisa balik sendiri." Tolak Misya.

"Ga ada penolakan." Tekan Al.

Misya pasrah, jika ia menolak maka hasilnya akan sia-sia. Sekarang ia mengenal satu watak ketua Tiger yaitu keras kepala.


***

"Gue rasa leader Tiger ngincar tunangan Lo." Ucap Gibran tiba-tiba

Shaka yang paham jika ucapan Gibran tertuju padanya pun menoleh ke arah Gibran.

Kini mereka yaitu inti dan beberapa anggota dari Lavegas sedang berada di markas sekolah. Kalian masih ingat? Jika Lavegas merupakan geng turun temurun dari sekolah Banaspati. Entahlah sang pemilik sekolah yang membetuk geng ini hingga namanya membesar dikalangan para remaja sampai sekarang.

"Bukan urusan gue." Cuek Shaka.

Gibran tidak habis pikir dengan ketuanya, sebegitu tidak perduli nya sama Misya?

Shandy yang sedang memainkan benda pipih itu penasaran dengan apa yang di bicarakan mereka.

"Semalem gue lihat-lihat si Al merhatiin Lo sama Misya terus." Ucap Shandy sambil berjalan ke arah Gibran.

"Jujur walaupun gue benci banget sama sifatnya Misya tetapi gue akui sekarang Misya beda banget. Apa karena amnesia?" Shandy mulai mengakui perbedaan Misya. Dulu ia berpikir jika Misya hanya pura-pura amnesia untuk mencari perhatian Shaka. Jika memang pura-pura maka sudah dipastikan Misya tidak tahan karena ia sangat mencintai Shaka.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now