Chapter 10

138K 6.9K 72
                                    

HAPPY READING

***

Kini Misya dan kawan-kawan berada di kantin sekolah sedang menikmati makanannya masing-masing.

"Kemarin kenapa ga masuk sya." Tanya Aurel memulai percakapan.

"Kesiangan." Singkat Misya kemudian memasukkan makanannya kedalam mulut.

Aurel menganggukkan kepalanya atas jawaban Misya.

Tania baru mengingat sesuatu. "Kalian tau nggak katanya anak dari pemilik sekolah ini cakep banget." Heboh Tania.

Maudy tersedak minumannya karena kaget tiba-tiba Tania berteriak heboh. "Kaget anjing! Pelan-pelan ngomongnya."

"Tan, sekolah ini nama pemiliknya siapa si." Tanya Maudy kepo.

"Dirgantara."

"Gue bingung, kenapa anak dari pemilik sekolah nggak ikut gabung di Lavegas padahal itu geng yang buat orang tuanya." Bingung Aurel.

"Jadi Lavegas punya pemilik sekolah ini?" Kaget Misya.

"Lo kemana aja Sya. Lavegas kan geng turun temurun dari sekolah ini sampai dibuatin markas segala." Ucap Maudy.

"Gue amnesia bego." Kesal Misya.

Maudy merespon dengan cengiran sampai memperlihatkan gigi putihnya. "Lupa."

Tania yang menyimak interaksi keduanya tertawa bahagia. "Akhirnya gue nggak lemot sendirian."

"Beda ya. Gue lupa bukan lemot." Bantah Maudy.

Aurel tidak habis pikir dengan tingkah para sahabatnya ia tersenyum melihatnya.

Yang paling dewasa diantara mereka adalah Aurel.

***

"Gue udah peringatin elo berapa kali ha! Jangan ganggu Ana!" Bentak Shaka.

Yang dibentak hanya menampilkan wajah datarnya. "Udahlah gue capek ngurusin Lo pada, jujur juga ga ada yang percaya kalau bukan gue pelakunya." Cuek Misya kemudian mengambil langkah pergi.

Orang yang dibentak Shaka adalah Misya siapa lagi penyebabnya kalau bukan si Ana.

Shaka mencekal tangan Misya agar tidak bisa kabur. "Apa?" Tanya Misya.

"Apa susahnya minta maaf sama Ana? Lo udah buat Ana terluka!" Bentak Shaka.

"Yang terluka itu Misya bukan Ana." Lirih Misya karena ia merasakan apa yang dirasakan Misya dulu.

"BUKAN GUE ANJING!" Misya sudah tidak tahan dengan ini.

"Lo masih punya mulut kan? Mulut di pake buat tanya kronologinya sama kesayangan Lo." Ucap Misya penuh dengan penekanan.

Kini mereka yaitu Shaka, Misya, Shandy dan Zevan sedang berada di rooftop.

Mereka bertiga juga baru menyadari jika yang diucapkan Misya ada benarnya juga.

Arga membawa Ana dihadapan mereka berempat. "Jelasin." Ucap Arga kepada Ana.

Dengan penampilan yang acak-acakan dan air mata yang membasahi pipinya Ana menjelaskan. "Hiks bukan Misya kak pelakunya. Tapi aku ga tau orangnya." Ucap Ana. Diam-diam perempuan tersebut mengepalkan tangannya.

Misya tidak habis pikir sama Ana. Apa dia memang benar-benar polos? Kenapa kelakuannya mencurigakan? Entahlah tidak penting untuk memikirkannya.

Misya mengambil langkah pergi. Tetapi sebelum ia benar-benar pergi, Arga mencekal pergelangan tangannya. "Maaf." Ucap Arga.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang