2 - FIRST DAY AT NEW SCHOOL

Mulai dari awal
                                    

"Akurasi julid gue kayanya cuma 70%" jawab Raya berfikir sejenak.

"Kalo gitu lo emang harus main sama kita-kita, biar akurasi julid lo nambah jadi 101%." kata Salma membuat Raya melotot antusias.

Setelah beberapa jam interaksi dengan teman-teman barunya, dan ganti jam pelajaran, sekarang bell berbunyi menunjukkan jam istirahat.

"Eh kantin, gass!!" ajak Salma.

"Sabar sih Sal, baru juga bel!" jawab Oliv sambil membereskan alat-alat tulisnya.

"Yaelah cepetan gue mau liat Ravel nih!" ujar Salma.

"Cih, bocah aneh lo yang mutusin, lo juga yang gamon!" sindir Nakila.

"Ya gimana, orang tua gue ngancem uang jajan gue dikurangin, dan aktifitas gue bakal dibatesin kalo gue masi ada hubungan ama Ravel!" jelas Salma.

"Yang mana si anaknya? Anak kelas berapa emang?" tanya Raya penasaran, pasalnya sedari pagi nama Ravel selalu dibahas disini.

"Anak kelas unggul dia, Ray! Lo tau gak sih Ray? Ravel itu ganteng, item manis, tinggi, pinter, ahhh! Idaman pokoknya, well!" antusias Salma membuat Raya sedikit memutar otak.

"Kalo boleh tau, nama panjangnya Ravel apa?" tanya Raya lagi.

"Ravel Arfairel Argaskar." jawaban Salma membuat Raya sedikit tercengang.

"Kenapa, Ray?" lanjut Salma melihat Raya sedikit aneh.

"E-eh, gak apa-apa. Udah yuk kantin, gue penasaran sama menu kantin." ajak Raya mengalihkan lalu keempatnya pergi menuju kantin.

****


Suasana kantin yang setiap jam istirahat selalu ramai, di keramaian mata Salma melirik-lirik orang-orang yang duduk dikantin.

Matanya menangkap segerombol anak laki-laki yang sedang asik ketawa-ketawa, juga sambil menyantap makanan dan kopi yang ada dimeja mereka.

Salma berbisik kepada ketiga temannya "Woi-woi, ada Ravel sama temennya, noh! Meja depannya juga kosong, gimana kalo kita duduk disana?"

"Lo aja sono, gue sih ogah!" pekik Nakila.

"Ih Kila! Garvas juga sekarang udah jadi cowo cool kalo lo mau tau!!" ujar Salma, Salma tahu kenapa Nakila malas berhadapan dengan empat anak cowok disana, karna Garvas kerap kali menggoda Nakila.

"Dih kata siapa? Orang dia masi ngechat gue semalem!" sahut Nakila.

"Yaelah Kil! Ngapa dahh gak mau? Padahal banyak yang incer Garvas, loh?" ujar Oliv heran, mengapa temannya didekati cogan malah tidak mau.

"Geli gue liat kelakuannya begitu!" jawab Nakila spontan, "Lo aja sono pacarin!" lanjutnya.

"WHAT GUE? OGAHHH KALI SAMA CICLE MEREKA!" pekik Oliv.

Memang hanya Oliv yang terlihat sama sekali tidak tertarik dengan circle 4 cogan itu, heran setiap Salma minta temani untuk ketemuan sama Ravel pun, Oliv selalu nolak dan memilih pergi, akhirnya hanya Nakila yang menemani atau bahkan Salma bertekad sendirian menemui Ravel.

mendengar itu Salma lalu menoyor kepala Oliv "Ye! gak usah ngegas nyet! Kalo ada yang denger gimana?!"

Disisi lain Raya sedang melamun, ketika melihat gerombolan cowok di meja sebrang sana. Entah apa yang gadis itu fikirkan.

"Ray, kok lo jadi pendiem?" ujar Oliv, memecahkan lamunan Raya.

"Hah, k-kan tadi gue udah bilang, gue itu paling pendiem diantara kalian!"

"Yaelah gak usah malu-malu kali sama kita mah, santai aja!" ujar Salma lalu meneguk minumannya.

"Iya nih, gue pemalu aslinya." jawab Raya sambil mengunyah bakso dimulutnya.

"Emang punya?" tanya Oliv.

Raya mendengar itu spontan mengatakan "Jancok!"

Ketiganya dibuat tertawa dengan candaan kecil mereka sambil menikmati hidangan kantin yang enak dan cocok dilidah para murid.

Bel masuk sebentar lagi akan berbunyi, dan hidangan yang mereka makan pun sudah ludes kedalam perut masing-masing.

"Kenyang ni gue, balik yuk ke kelas!" ajak salma, sambil mengusap perutnya.

"Maen balik bae, bayar tuh makanan lo!" ketus Oliv.

"Oh iya lupa, hehe."

"Otak lo sih Ravel semua!" toyor Nakila lagi.

"Tau aja sih lo, yaudah yuk."

"Eh kalian duluan aja yaa, gue mau ketoilet dulu." ucap Raya tiba-tiba.

"Mau dianter Ray? Takut nyasar lo kan baru." tawar Oliv.

"Engga usah Liv duluan aja. Biar gue tau sendiri seluk-beluk sekolah ini." jawab Raya, lalu diangguki ketiga temannya.

Ketika dirasa teman-temannya sudah pergi, Raya masih duduk dibangku kantin, diam-diam memperhatikan para laki-laki yang juga mulai bangun dari duduknya.

*****


"Eh lo pada ngerasa ada yang aneh gak sih sama si Raya?" tanya Oliv saat menuju mendekat kelas.

"Iya dah aneh banget ya tatapannya ke cowok-cowok tadi." jawab Salma.

"Dan nyadar gak, pas dia nanyain Ravel? Dia nanya juga nama panjangnya Ravel, kayak ... buat apa coba?" tanya Oliv curiga dan menyelidiki.

"A-apa?" tanya Salma tidak ingin berfikir yang aneh aneh, karna takut kejadian.

"Apa lagi kalo bukan cari sosmed-nya, HAHAHAHA!" sambung Oliv sambil terbahak, seketika membuat Salma bungkam.

"Ih, jangan buat gue overthinking dong, Liv!" ujarnya.

"Apa sih kalian? Gak boleh buruk sangka, siapa tau ada sesuatu yang Raya tau tentang Ravel." kata Nakila menengahi.

"Waspada juga harus Kil! Jangan sampe kita salah berteman." jawab Salma.

Sunyi sejenak, sebelum akhirnya Oliv bertanya "Kalo Raya suka sama Ravel, gimana?"


TBC

BUKAN PERIHAL MEMILIH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang