"Kau yakin? Baiklah. Kau bisa duduk manis menunggu berita muncul malam ini." Kai mengancam. Ia tahu Jennie tidak akan bisa menolaknya.
'𝙰𝚔𝚞 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚜𝚘𝚖𝚋𝚘𝚗𝚐𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐.'"Ba-baiklah. Tapi hanya 1 bulan saja." Jennie memberikan syarat. Ia tidak mau memiliki hubungan lama dengan playboy itu.
"Tidak, itu terlalu singkat. Kau tidak sedang part-time pacaran dengan ku." Kai menolak. Itu terlalu singkat, bukan karena Ia tidak percaya diri bisa menaklukkannya. Tapi dalam prinsipnyanya sebuah hubungan dikatakan berpacaran jika itu berlangsung selama 4 bulan. Semua mantan pacarnya berakhir tidak lebih dari 4 bulan.
Jennie mengerutkan keningnya tidak suka, 1 bulan saja menurutnya sudah cukup lama untuk menjalin hubungan dengan pria itu.
"4 bulan. Setelah itu aku akan melepaskan mu."
Jennie sebenarnya tidak ingin menyetujuinya dan ingin memintanya hanya 2 bulan saja. Tapi Ia sekarang tidak ada tenaga lagi untuk berdebat, Kai pasti tidak akan menurutinya. Lebih baik menyetujuinya dan mengakhiri perdebatan tidak penting ini.
"Baiklah, setelah 4 bulan hubungan kita berakhir."
"Satu lagi, aku ingin hubungan kita dipublish ke media." Kai menambah syarat nya. Semua orang harus tau, bahwa Jennie miliknya.
"Kau- Terserah mu saja." Jennie menghela nafas berat. Rasanya tenaganya benar-benar habis. Menyebalkan.
"Good girl."
Jennie kemudian mematikan ponselnya, mengakhiri telpon nya sepihak. Rasanya sangat melelahkan, lebih melelahkan daripada saat mereka melakukan tour konser.*
Jennie berdiri dengan gelisah, sambil sesekali mengecek jam diponselnya, waktu sudah menunjukan pukul 21.06. Wajahnya terlihat gusar. Ia tidak ingin pergi menemui Kai si Playboy itu. Tapi jika ia tidak pergi, pria itu akan membeberkan videonya. Karirnya dan teman-temannya akan hancur.
"Argg... Sial. Kenapa semua ini terjadi padaku?! " Jennie melempar ponselnya ke tempat tidur. Ia sangat prustasi sampai rasanya mau gila. Kenapa masalah terus datang padanya.
Ting... Sebuah pesan masuk. Jennie melirik ke layar ponselnya yang menyala. Kai mengiriminya pesan.
𝙋𝙡𝙖𝙮𝙗𝙤𝙮 𝙗𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠 : 𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖? 𝙏𝙪𝙧𝙪𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜!
Jennie menatap nanar layar ponselnya, tangannya menggulum kuat menahan emosi.
𝙋𝙡𝙖𝙮𝙗𝙤𝙮 𝙗𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠 : 𝙠𝙖𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙤𝙗𝙖 𝙠𝙖𝙗𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣? 𝙄𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙫𝙞𝙙𝙚𝙤𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙠𝙪.
"Brengsek! " Jennie memaki. Ia benar-benar sangat marah. Tapi ia tidak bisa berbuat apapun selain menuruti permintaan pria itu. Jennie meraih mantelnya, bersiap turun kebawah.
"Kau mau kemana Jennie? " Jisoo bertanya melihat Jennie yang bersiap pergi.
"Aku ingin cari angin sebentar, kalian tidur duluan saja." Jennie tersenyum simpul, kemudian berlalu pergi.
Jisoo dan Rose saling menatap. Tidak biasanya dia pergi keluar jam segini. Jennie biasanya sudah tidur sekarang. 'Apa sesuatu telah terjadi padanya? ' Jisoo menerka melihat perilaku sahabatnya yang tidak biasa.
Didalam mobil Kai menunggu, dia memakai mantel dan juga kupluk berwarna hitam.
'Rasanya aku seperti pecundang.' Kai membatin. Tindakannya saat ini sama seperti seorang pecundang. Mengancam seseorang dengan kelemahannya. Bukan seperti dirinya yang biasanya. Entah sejak kapan ia menjadi seperti ini. Melakukan tindakan tidak masuk akal hanya untuk menarik perhatian wanita itu.Tok.. Tok.. Jennie mengetuk pintu mobil miliknya. Kai tersenyum puas. Ancamannya berhasil, sekarang selama 4 bulan ke depan ia bisa mendekatinya. Walaupun dengan cara curang, setidaknya sekarang ia memiliki kesempatan.
"Kau sudah datang sayang?" Kai keluar membantu membukakan pintu untuk Jennie masuk. Jennie hanya diam, tidak menggubris ucapan Pria itu. Wajahnya muram dan tatapan matanya penuh kebencian.
Kai menyadarinya, tapi ia tidak mau ambil pusing. Karena itu hal wajar, siapa saja pasti akan bereaksi seperti itu jika diancam menggunakan kelemahannya.
"Sepertinya aku harus mengingatkan mu sayang." Kai berucap, mendekatkan diri.
Jennie reflek mendorong dada Kai agar tidak semakin mendekat, tapi usahanya sama sekali tidak ada gunanya bagi pria itu. Pria itu semakin mendekat, Jennie bisa merasakan deru nafasnya dan Kai beradu. Jennie memejamkan matanya takut. Kai menyeringai, menelusup ke samping telinganya lalu berbisik lembut.
"Kita sekarang pasangan, jadi jaga sikapmu!" Kai memperingatkan.
TBC
Maaf ya guys, dah lama gk up hehe..
Moga kalian selalu suka karya author 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho 2 |Hunlis squel|
RomanceDON'T COPY MY STORY Warning 21+ !!! Banyak mengandung adegan dewasa kata" fulgar dan lain" harap bijak dalam memilih bacaan. Semua cerita aku, real dari pemikiran ku sendiri. No ciplak ciplak. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Cinta bukanlah penentu akan e...
Chapter 9
Mulai dari awal