Wanita itu tertawa dan memperlihatkan gigi gingsul serta lesung pipi nya yang menawan lalu mengatakan jika ia bukan meminta air nya kembali, namun ingin berkenalan dengan arlo serta adik kecil yang berada di sebelahnya ini.

"Ohh, saya kira kamu mau air nya lagi." Ucap arlo salah tingkah.

Wanita itu kembali menyodorkan tangan nya untuk berkenalan, arlo yang sudah tau langsung menyambut tangan itu dan mereka saling berkenalan.

"Aku bunga, dan itu rumah aku," ucap wanita yang bernama bunga dan menunjukkan letak rumah nya yang ternyata bersebelahan di rumah arlo.

"Saya arlo, rumah saya yang di samping kiri rumah kamu," jawab arlo.

Arlo kini melepaskan tautan tangan mereka dan melihat wajah bunga yang lagi lagi tersenyum padanya, pandangan bunga beralih pada citra yang sudah memasamkan wajahnya.

"Nama kamu siapa? Kakak boleh kenalan?" Tanya bunga.

"Tata."

"Nama yang cantik, seperti orangnya," balas bunga sambil mencubit pelan pipi gembul citra.

Citra hanya diam tanpa ingin membalas ucapan wanita di samping nya ini, kini bunga kembali memandang wajah arlo.

"Umur mas berapa?" Tanya bunga.

"Saya 24."

"Ohh, tua mas setahun ternyata." Ucap bunga.

"Kamu 23?"

Bunga mengangguk dan kembali mencubit pipi gembul citra dengan gemas, karna sudah risih berada di samping wanita itu, citra pun bangun dan mengajak nya untuk pulang ke rumah Namun bunga menahan nya dan mengajak dua orang yang di anggap nya kakak beradik itu untuk sarapan di rumahnya.

"Sarapan di rumah kakak yuk," ajak bunga.

"Ndak!"

"Kenapa? Di rumah kakak juga banyak mainannya." Rayu bunga.

"Tata Ndak mau, tata mau pulang." Pekik citra yang membuat bunga sedikit terkejut.

Arlo yang mendengar pekikan anak nya pun dengan segera langsung menggendong sang anak dan pamit dari sana untuk pulang.

Sesampai nya di rumah, citra langsung mencari keberadaan ibu nya yang ternyata tengah menyiapkan makanan di atas meja untuk sarapan, citra berjalan ke arah ibu nya dan langsung memeluk sang ibu ketika sudah berada di hadapan ibunya.

"Hiks.. Hiks.." tangis citra yang tiba tiba sembari memeluk kaki ibu nya.

"Loh loh, kenapa ini? Pulang pulang kok nangis?" Tanya Trisha yang kini melepaskan tangan anak nya yang membelit di kaki nya.

Trisha berjongkok di hadapan sang anak dan mengelap air mata yang sudah membasahi pipi anak nya.

"Hiks.."

"Kenapa sayang?"

"Jatuh tadi," jawab arlo yang baru masuk ke dalam rumah.

Mendengar jawaban suaminya, Trisha memperhatikan seluruh tubuh anak nya dan mata nya tertuju pada lutut mulus sang anak yang kini terdapat luka akibat jatuh. Trisha membuka sepatu yang di gunakan anak nya lalu membuka celana sang anak dan mendudukkan nya di kursi meja makan, ia berjalan ke belakang untuk mengambil air dan kotak p3k untuk mengobati luka anak nya yang lumayan besar.

Trisha dengan pelan membasuh luka itu sembari meniup nya dan menetesi obat cair yang bewarna merah pada lutut anaknya. Setelah selesai, Trisha mengecup kening anak nya dan menyuruh sang anak untuk makan dan dirinya kembali kebelakang untuk meletakkan kembali mangkok bekas air dan kotak p3k nya.

POSESIF ARLO [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang