25 menit berlalu, Bryan berjalan keluar kamar untuk menghampiri Angkasa yang tengah berkutat di dapur. Dengan ide jahilnya, Bryan berniat mengagetkan Angkasa di dapur.
Langkahnya dibuat sepelan mungkin, agar tidak terdengar oleh Angkasa. Dengan ketawa jahilnya, Bryan sedikit berjinjit dengan langkah di percepat untuk mengagetkan Angkasa.
"DUAARR!" teriaknya dengan lantang, membuat Angkasa yang berniat menyicipi rasa masakannya pun tidak jadi.
Sendok yang di pegang Angkasa pun terlempar dengan sedikit kuah sop yang tumpah, dan tidak lupa dengan suara latahnya yang membuat Bryan tertawa berguling guling.
"MAHAM ANGSA!CEKIDOT!" latahnya ikut berteriak dengan suara lumayan bergetar kaget.
Refleks Angkasa pun langsung terdiam sejenak menetralkan detak jantungnya yang hampir copot. Membalikan tubuhnya menghadap Bryan yang sedang tertawa terbahak bahak.
"Ian! Ga lucu tau. Berlutut sambil angkat tangan, sampai masakan disajikan." Celetuk Angkasa dengan suara datarnya, setelah menetralkan kembali dirinya.
"Nani?!" Serunya. Dan inilah, Bryan tengah berlutut dengan tangan yang sengaja di keatas kan. Menghela nafasnya dengan kasar, menyesal karena telah menganggu Angkasa.
Sedangkan Angkasa sendiri, dirinya menyiapkan susu dan teh untuk menemani sarapan mereka.
Setelah dihukum selama 5 menit, Bryan pun dipanggil untuk duduk di meja makan, untuk mengisi perut. Dengan semangat, Bryan pun duduk di kursi dan menatap lekat kearah sop ayam yang ada di depannya.
"Selamat makan!" Seru Bryan ingin menyantap makanan didepannya, namun gerakannya terhenti, saat sebuah tangan menahannya.
"Berdoa dulu sama Tuhan, karena udah di kasih kesempatan makan makanan yang enak untuk hari ini." Peringat Angkasa, membuat Bryan menepuk jidatnya.
Mereka pun segera menggepalkan kedua tangan mereka lalu memulai berdoa. Dengan tidak sabar, Bryan berdoa dengan cepat, karena rasa lapar di perutnya.
"Terima kasih Tuhan, karena telah memberikan ian makanan yang enak untuk hari ini, makasih juga buat angsa!" Serunya tanpa lama. Sedangkan Angkasa hanya menggelengkan kepalanya saat mendengarkan ucapan Bryan tadi.
Setelah itu mereka pun mulai makan, mengisi perut mereka untuk memberikan tenaga kepada tubuhnya untuk memulai aktivitas hari ini.
Saat sedang menikmati makanannya, tiba tiba saja Bryan mendapat panggilan video dari sang buna. Bryan pun dengan cepat mengangkat panggilan tersebut.
"Selamat pagi anak buna!" Sapa buna dari dalam telepon.
"Pagi buna! Maaf yah, ian sambil sarapan ini, hehe" Ujarnya karena merasa tak enak dengan buna nya yang tengah bersantai di halaman rumah.
"Lo, udah jam 9 kalian baru sarapan?!" Tanya buna sedikit kaget.
"Hehe, bangun kesiangan kita buna" Jawab Bryan memperlihatkan cengiran khasnya.
"Astaga, Angkasa nya mana?" Tanya buna saat tak melihat keberadaan Angkasa.
"Ada nih! Angsa dicari buna nih!" Serunya menggeser sedikit kamera nya untuk memperlihatkan Angkasa.
Angkasa pun dengan ramah menyapa buna, selanjutnya mereka mengobrol ringan. Buna merasa rindu dengan mereka berdua, awalnya ingin pergi menjenguk, tetapi buna harus pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan dapur.
Setelah panjang lebar mengobrol secara virtual, akhirnya buna memutuskan untuk memutuskan panggilan videonya karena harus pergi berbelanja.
Angkasa pun berpesan kepada sang buna untuk berhati hati saat pergi. Buna pun dengan antusias menunjukkan jari jempolnya sambil tersenyum senang.
Setelahnya, Angkasa pun pergi membersihkan peralatan bekas sarapan tadi, dan tak lupa Bryan pun ikut membantu mencuci piring dengan alasan ingin membantu Angkasa mencuci piring.
Tapi faktanya, bukannya membantu mencuci piring, Bryan malah sibuk membuat gelembung dari sabun pencuci piring, bahkan beberapa kali kembali menyabuni piring yang sudah di bersihkan Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...
sarapan
Mulai dari awal