4

414 28 0
                                    

(Riku pov)

Saat sedang konser...

Ugh...kenapa harus sekarang..
"Uhuk...uhuk... Ugh ... Sakit...."
"Riku kau tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa iori...."
Kenapa harus disaat konser sih.. padahal biasanya hanya akan kambuh malam hari...
"Uhuk...uhuk..!"
Oh tidak kenapa dadaku semakin sakit.. kumohon jangan sekarang.... Aku tidak bisa membuat para fans khawatir...
"Riku are you okay?"
"Uhuk...uhuk ....! Maaf.... Sumimasen Minna.... Sumimasen....uhuk...hah... Sekali lagi saya minta maaf Minna, mungkin saya hanya kecapean. Jadi kalian tidak perlu khawatir..."
Aku berusaha untuk tersenyum agar para fans tidak khawatir.... aku tidak bisa melihat ekspresi mereka dengan jelas karena mataku mulai berkunang-kunang, ugh... Kepala ku sakit sekali...aku hampir terjatuh untung saja Tamaki dengan sigap menahan tubuhku agar tidak terjatuh.
"Kyaa...!" Aku sedikit terkejut karena Tamaki mengangkat ku secara tiba-tiba,tapi aku hanya bisa pasrah digendong Tamaki seperti anak kecil, karena napas ku semakin berat seperti tercekik dan aku juga mulai terbatuk lebih parah di belakang panggung
"Uhuk... Uhuk...hah ... haa ...." Tanpa sadar aku sudah mengeluarkan batuk darah yang sedari tadi aku tahan.
"Riku!!!!" Aku mendengar teriakan tenn-ni, dia terdengar sangat khawatir.
"Tidak... Apa-apa... Tenn-ni... Ini ... Sudah .... Biasa...." Aku terus mendengar mereka memanggil namaku dengan nada khawatir tetapi aku tidak dapat melihat wajah mereka dengan jelas karena kepala ku yang sangat pusing dan mataku yang berkunang-kunang, aku merasakan seseorang yang menggendongku dan membawaku masuk ke dalam mobil untuk menuju rumah sakit.
"Uhuk ..uhuk...hah ..." Entah sudah berapa kali aku batuk darah saat di perjalanan menuju rumah sakit...huft... Aku selalu saja menyusahkan mereka...

(Riku pov end)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di pagi hari yang masih gelap, Surai Crimson membuka kedua matanya kemudian mengambil posisi duduk lalu dia meraih handphone nya dan melihat jam.
"Jam empat..." Gumam Riku lalu melihat ke sekeliling dan dia mendapati kakaknya yang masih tertidur pulas di sofa rumah sakit sebelah tempat tidurnya. Ruangan itu sepi karena yang lain sudah pamit pulang semalam, dan mereka akan datang lagi nanti.

"....." Riku beranjak dari tempat tidurnya  menuju toilet tanpa membangunkan Tenn karena dia tidak ingin mengganggu tidur kakaknya, lagi pula letak toilet tersebut tidak jauh dari tempat tidurnya (?)
.
.
.
Bruk...(bayangin aja suara benda jatuh(?))
"Riku!?" Mendengar suara itu Tenn sontak terbangun dan berlari ke arah Riku. Terlihat Riku yang terduduk di lantai depan pintu kamar mandi, karena terjatuh tangannya yang di infus menjadi berdarah(?)
"Tenn-ni....hiks ...." Mata Riku mulai berkaca-kaca.
"Riku!! Tunggu aku akan memanggil dokter!!" Ucap Tenn panik lalu dia langsung menekan tombol darurat(?) yang ada di samping tempat tidur. Tidak butuh waktu lama, Hirai Sensei datang dengan tergesa-gesa karena khawatir.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya sensei kepada Tenn sambil mengobati luka tangannya Riku.
"Riku... Ada apa?" Tanya Ten lembut kepada sang adik tercintanya.
"Hiks.... Tenn-ni...." Riku menangis entah karena apa.
"Sssst.... Jangan menangis Riku, Aku disini, katakan saja.." ucap Ten sambil mengelus rambut Riku.
"Hiks... Riku takut..." Riku langsung memeluk Tenn erat dan menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak.
"Riku....kenapa kamu takut?" Tenn terdengar sangat khawatir sekarang.
"Hiks.... Sangat menakutkan..." Riku masih menangis, pasalnya Riku memang memiliki kelebihan yaitu bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain. Tetapi di satu sisi itu juga menjadi kekurangan bagi Riku, saat masih kecil Riku pasti langsung demam tinggi jika melihat hantu yang mengerikan.
"Sssst.... Jangan takut... tenn-ni disini.." ucap Tenn dan mengecup kening Riku.
"Riku ingin pulang...hiks..." Riku merengek seperti anak kecil sekarang, meski Riku memang selalu seperti anak kecil yang menggemaskan tetapi kita tidak bisa melupakan fakta bahwa usianya sudah 18 tahun.
"Kau terlihat terlalu menggemaskan untuk orang seusiamu Riku..." Ucap Hirai Sensei sambil terkekeh.
"Riku mau pulang!" Ucap Riku sambil menangi.
"Okay .... Tapi nanti siang okay? Sekarang masih jam 4 pagi jadi, sebaiknya kita tidur sebentar lagi" ucap Tenn lembut dan meyakinkan adiknya agar tidak terus menangis.
"Unm... Tapi tenn-ni harus tidur bersamaku di tempat tidur yaa..?" Pinta Riku dengan puppy eyes.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi! Tempat tidur ini cukup besar untukku, jadi kita bisa berbagi tempat tidur seperi dulu okay.....please~...?" Riku memohon dengan puppy eyes, berharap sang kakak setuju dengan permintaannya.
"Huft... Okay baby" jawab Tenn lalu mengecup keningnya Riku dengan lembut. Mendengar jawaban itu membuat mata Riku berbinar-binar, Dia terlihat sangat senang dan tersenyum manis.









































Maaf kalau ada typo, dan maaf kalau ceritanya makin kesini makin gak nyambung 😭😭😭

idolish7 Nanase riku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang