85. I LOVE YOU♡

Mulai dari awal
                                    

"Bocah satu ituu. Hobinya kotor-kotoran..." Melati melangkah setengah menggusur kaki kala menaiki tangga.

"Anak kesayangan kamu."

"Iya, lah! Wlee."

Yuza mencubit rahang istrinya hingga pipi itu menggembung.

"Maas...."

Yuza mencemooh istrinya lewat tatapan. Baru saja istrinya marah-marah, kini merengek manja.

"Banyak stretch mark. Huhuuu. Ga mauu." Melati merengek sedih. Ia kini berada di ruang makan.

"Ketek aku juga iteem."

"Seminggu lagi lahiran, masih mikirin itu? Kamu sendiri yang mau hamil. Dinikmati aja." Yuza membantu istrinya duduk di kursi makan.

"Tapi, kan, jelek. Mas ngaku! Aku jelek, kan?"

"Oke, kamu maunya aku jawab apa?" timpal Yuza menyandar gagah pada meja makan.

"Jujur, doong." Melati mengerucutkan bibir.

"Entar nangiis..."

"Tuuhhh! Bener, kan? Jelek, kan, akuu. Hiks. Ketek aku iteem."

"Bapaaak. Huhuuuu." Melati menunduk menyilangkan tangan di atas meja makan. Kedua kakinya membuka dikarenakan perutnya yang buncit.

Yuza menghembuskan napas besar. Melihat ada ruang kosong di belakang istrinya, ia pun duduk di tengah himpitan kursi dan Melati. Ia dekap istrinya yang menangis sedih.

Bukannya menenangkan, Yuza malah bermanja-manja pada tubuh itu. Ia seperti bayi yang nyaman diiringi lagu pengantar tidur.

"Huuuu. Ga mauuu. Badan akuuu. Melaar."

"Ahahahah! Melar? Hahahaha!"

"Errgh! Jangan ketawaa!" geram Melati menggeliat kesal. Suara cicitannya seperti bocah.

"Udududuu... iya, iya." Yuza ketakutan. Ia pijat bahu istrinya, lalu tangan besarnya turun membelai perut besar di bawah.

"Tetep cantik! Ga ngaruh!" bisik Yuza tegas. Hidung mancungnya menekan pada tengkuk itu.

"Kan, ada manfaat lain, bunda cantiik."

Tujuh bulan berlalu, kehidupan mereka banyak sekali berubah. Yang paling drastis adalah berhasilnya Melati membuat Yuza luluh pada Juara. Itu adalah titik dimana Melati bangga sekali pada dirinya sekaligus pada Yuza.

"Apa? Apa manfaatnya?!"

"Seksi!" bisik Yuza menyeringai lebar.

"Aaah. Ga lucuu." Melati merengek salah tingkah.

"Emang ga lucu!" timpal Yuza tertawa besar.

Melati semakin salah tingkah. Tak jarang suaminya menatap lama tanpa berkedip sama sekali. Suaminya malah semakin manja kala perutnya dan tubuhnya membesar.

"Udah, waktunya sarapan. Nanti malem berangkat, kan?" rayu Yuza membelai rambut istrinya setelah ikat rambut itu ia lepas.

"Kasian si adek, bundanya nangis terus." Yuza duduk di kursi lain.

"Nanti perut aku keripuut. Huuu."

"Astagaa! Kan, kata kamu sendiri bisa dibengkung, pake korset, terus juga katanya mau work out nanti, kan?" geram Yuza berusaha sabar. Berbulan-bulan ia menghadapi ini.

"Tap-tapii..."

"Ssuut. Ga usah mikirin hal-hal negatif gitu. Aku ga suka." Yuza membelai perut buncit istrinya dengan sabar. Ia tak peduli ada banyak stretch mark di perut itu, lipatan-lipatan tubuh istrinya banyak yang menggelap, ia tak peduli.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang