Hing! Guk!

Shadow yang awalnya sedang tidur tengkurap itu langsung duduk dan menatapnya sedih.

Cova tersenyum lebar dan menggeleng cepat guna menghilangkan raut sendunya agar Shadow tenang dan berusaha mengembalikan suasana hangat mereka sebelumnya. Musim dingin akan berakhir, hari ini bahkan sudah mulai terasa sedikit hangat dan anehnya belum ada tanda-tanda dari para penyihir.

Semua begitu tenang, sangat tenang.

Beberapa pekerja di kediaman ini pun sudah mulai berkurang, mereka ikut pergi mengungsi satu per satu. Disini Cova hanya sendiri ditemani oleh beberapa prajurit, Shadow dan Basta.

Cova sudah mulai terbiasa dengan hawa keberadaan hantu itu, Asher sendiri yang mengutusnya untuk menjaga Cova selama ia jauh darinya. Memerintahkan nya untuk melindungi dan membunuh siapapun yang menyakiti Cova.

Cova pun dapat memanggil hantu itu dan memberinya perintah, sama seperti Asher. Karena kenyataannya, Naveah lah yang mengampuni nyawanya dan memintanya untuk menemui putranya dan sumpah setia padanya sampai mati. Jadi karena itulah Cova dapat keuntungan juga karena Basta secara tidak langsung adalah bawahan Naveah.

Inna juga sudah pergi mengungsi sekitar 4 hari yang lalu. Cova yang memintanya pergi karena menurut nya dia bisa mengurus dirinya sendiri dan dia tidak mau ada hal yang buruk terjadi pada Inna.

Wanita itu sempat menangis mendengar keputusan Cova untuk menyuruhnya pergi meninggalkan nya, bagi Inna, walaupun belum genap satu bulan dia mengurus Cova tapi dia sangat menyayangi Cova seperti adiknya sendiri. Begitupun Cova yang merasa Inna sudah seperti kakak perempuan nya, hanya Inna yang mau memperlakukan nya dengan baik bahkan sebelum gelar Archduchess tersemat di depan namanya.

"Sedang apa ?"

Cova menoleh mendapati sang kakek baru saja kembali dari tugasnya.

"Mengapa kau tidak memakai jubahmu ? Apa kau tidak kedinginan dengan pakaian seperti itu ?"

Cova hanya menggeleng kecil dan tersenyum senang melihat kedatangan kakek cerewet nya.

"Aku hanya bermain dengan Shadow, sedikit membosankan karena aku sendirian disini. Kakek pulang karena tugas kakek sudah selesai atau akan pergi lagi ?"

"Sudah selesai, karena lokasi tugasku dekat dengan ibu kota membuat ku sampai lebih cepat. Aku ingin pensiun saja rasanya. Kapan kalian menikah ? Aku ingin punya cicit, aku yakin bocah gila itu sudah melamarmu"

Elusan Cova pada Shadow terhenti dengan pipi yang bersemu, Lebih dari itu kek. Batin Cova.

Cova kembali mengelus Shadow manja. Dia memang sering mendengar ucapan Asher yang akan melamarnya, namun sampai hari ini pria itu belum juga kembali untuk menemui Cova dan kakeknya secara resmi.

Walaupun Cova sempat menolaknya dulu karena merasa tindakannya terlalu cepat namun saat ini jika Asher mengajaknya menikah dia tidak akan menolak.

"Sekarang bukan waktu yang tepat membahas soal itu."

"Hah, aku ingin menampiknya namun yang kau katakan benar. Situasi sekarang tidak mendukung adanya pesta pernikahan." Airon mendudukan dirinya di samping Cova dan meletakkan tombaknya di tanah.

Cova hanya tersenyum kaku sekilas.

"Kau sudah mengemas barangmu ? Kita akan berangkat ke istana setelah makan siang. Raja meminta agar kau tinggal di istana untuk sementara, karena beliau ingin kau tetap berada di jangkauan kami semua. Setelah evakuasi para rakyat selesai, semua prajurit dari kediaman para bangsawan akan mulai berkumpul di satu tempat juga. Hal ini untuk memudahkan strategi kami, agar para penyihir tidak menyerang dari berbagai tempat dan membuat formasi kami terpecah, mengingat hingga hari ini mereka belum menunjukkan pergerakan apapun membuat keadaan semakin mencurigakan."

Akrasta: The Return [Terbit]Where stories live. Discover now