Dino
Adik Woozi, Adik Ipar Hoshi

***

"Appa... Appa belum menjawab pertanyaan ku tadi kan, Woozi Hyung kemana?" Tanya Dino lagi pada sang ayah.

"Hyung mu tinggal bersama suaminya, nak." Jawab Tuan Lee singkat.

"Ooh begitu, tapi Appa... Aku masih belum mengetahui siapa pemuda beruntung yang bisa menikahi Hyung ku itu Appa. Apa dia pemuda yang baik?" Tanya Dino penasaran.

Mendengar pertanyaan sang putra membuat Tuan dan Nyonya Lee mengalihkan pandangannya pada sosok menantu mereka tersebut.

Kalau bisa jujur...
Ingin sekali Nyonya Lee memberitahukan segalanya pada Dino sekarang juga namun Ia urung melakukan itu dikarenakan kondisi sang putra.

Namun hati ibu mana yang bisa tahan melihat salah seorang putra nya harus bertahan menahan pedih dalam hatinya seorang diri demi putranya yang lain.

Tapi sekali lagi, tak ada yang bisa Nyonya Lee lakukan selain membiarkan hal ini terjadi sampai Dino sudah bisa menerima kenyataan yang ada.

----------

Semakin hari, Hoshi semakin acuh dan tak peduli pada istrinya sendiri...
Pemuda yang menikahinya sejak 5 tahun lalu itu perlahan tapi pasti mulai berubah, sikapnya jadi semakin dingin.

Biasanya Ia akan selalu menyempatkan waktu sesibuk apapun pekerjaan nya hanya untuk bisa sekedar meluangkan waktu dengan Woozi dan little prince, namun sekarang semua nya berubah.

Sekarang sang suami justru lebih banyak menghabiskan waktu dengan adik nya, bahkan tak jarang Hoshi pun pergi membawa sang putra bersamanya...
Sering kali Woozi coba untuk protes tapi hal itu malah membuat sang suami balik memarahinya.

Makanan yang Woozi masak pun sudah sangat jarang di dimakan oleh suaminya, Hoshi lebih sering makan bersama di rumah orangtua Woozi. Bersama Dino pastinya!!!

Karena terlalu banyak memendam beban pikiran rupanya berimbas pula pada kondisi kesehatan Woozi yang terus menurun bahkan perlahan pemuda manis itu mulai kehilangan berat badannya.

Seperti hari ini, entah bagaimana ceritanya namun dapat terlihat dari raut wajahnya Woozi nampak pucat.

Woozi memang memiliki warna kulit yang masuk kategori pale (pucat) tapi kali ini Ia terlihat lebih pucat dari biasanya, bahkan pemuda manis itu juga terlihat lemas.

Namun demikian Woozi tetap adalah Woozi!!!
Selama Ia masih bisa, Woozi akan selalu memaksakan dirinya agar tidak merepotkan orang lain.

Walau sangat pucat dengan sekujur tubuh nya yang terasa lemas, Woozi tetap bangun pagi dan beranjak ke dapur untuk memasak sarapan pagi bagi sang suami dan putranya.

Walau dirumahnya ada Maid yang tentunya bisa mengambil alih tugas itu, namun Woozi tetap ingin melakukannya sendiri.

Brraakkk...
Suara piring pecah terdengar nyaring membelah suasana hening dalam ruang makan itu.

"KAMU BISA MASAK GA SIH!!!!" Bentak sang suami pada nya.

"MAKANAN APA ITU!!!! KALAU GA MAU MASAK BILANG SAJA!!!! AKU BISA SARAPAN PAGI DI LUAR!!!! BIKIN HILANG NAFSU MAKAN SAJA..." Woozi mematung di tempatnya.

"Maaf, Tuan besar. Tapi Tuan Muda sedang tidak enak badan hari ini, biar saya masakan yang baru, tu..." Hoshi memotong kalimat seorang Maid yang mencoba menjelaskan yang terjadi padanya.

"MEMANGNYA KENAPA KALAU DIA SEDANG SAKIT, HAH? SUDAH TAU SAKIT JANGAN SOK SOK AN MAU MASAK SEGALA... cuiihh!!!" Hoshi langsung meraih tas kerjanya dan pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang masih mematung disana.

Woozi yang melihat kepergian suaminya dengan penuh amarah pagi ini hanya bisa terdiam tanpa sepatah katapun terucap dari bibir nya.

Woozi pun memegang tangan seorang Maid yang hendak membersihkan pecahan kaca berserta makanan yang berhamburan di lantai saat piring itu di hempas Hoshi ke lantai.

"Biar saya saja..." Ucap Woozi dengan nada yang lemah.

"Tapi tuan muda, tuan kan sedang sa..." Woozi tersenyum sembari menutup mata dan menggelengkan kepalanya.

"Saya baik-baik saja... Biar saya saja yang membereskan nya, kau bisa mengerjakan yang lainnya." Ujar pemuda manis itu lembut pada Maid nya.

Walau Woozi tersenyum ke arahnya, namun Maid tersebut tau betul jika saat ini Tuan Muda nya itu tengah rapuh bahkan sangat rapuh...
Sorot matanya dipenuhi kesedihan.

"Tapi Tuan Muda, sa-saya..." Sekali lagi Woozi menggelengkan kepalanya.

"Pergilah..." Tutur Woozi dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Meski berat hati, Maid tersebut akhirnya menuruti keinginan Woozi dan mulai berjalan meninggalkan ruang makan...
"Terimakasih..." Satu kalimat yang Woozi ucapkan membuat Maid tersebut berbalik dan melihat ke arah nya.

"Terimakasih banyak atas yang telah kamu lakukan untuk saya tadi di depan suami saya. Itu sangat berarti untuk saya... Terimakasih." Ucapan Woozi membuat Maid tersebut menitihkan air mata.

Maid tersebut pun membungkukkan badannya pada Woozi dan berjalan mundur meninggalkan Woozi sendirian di ruang makan itu.

----------

Woozi menatap ke arah piring yang telah terpecah belah usai dihempas oleh sang suami dengan wajah datar...

Walau Ia sangat lemas saat ini, Woozi tetap berjalan menuju pecahan piring dan makanan yang telah berhamburan dilantai itu.

Dengan wajah datar dan tatapan mata yang kosong Woozi mendudukkan dirinya diantara pecahan beling dan makanan yang berhamburan itu.

Seolah mati rasa...
Woozi sama sekali tak bereaksi usai pecahan beling itu merobek dan menyayat kulit betis dan pahanya.

Tak ada lagi air mata yang jatuh dan membasahi pipinya...

Woozi meraih salah satu pecahan piring yang cukup besar itu dengan tangan nya lalu menggenggam pecahan piring tersebut dengan erat hingga darah segar mengalir dari tangannya. Namun Woozi tak bergeming sama sekali.

Woozi melirik dengan ekor mata ke arah darah segar yang terus menetes dari telapak tangan nya...

Inilah hukuman yang pantas diterima bagi tangan yang tak becus memasak untuk suaminya...
Memasak dengan benar saja kamu tidak bisa, Woozi-ya...
Dasar bodoh!!!
Gumam Woozi pada dirinya sendiri.

Semakin lama, semakin banyak darah yang keluar dari tubuhnya baik dari tangan, paha maupun betisnya membuat Woozi perlahan mulai kehilangan kesadaran nya.
Woozi pun pingsan...

- to be continued -

______________________________________________

Hallo semuanya ☺️
Maaf jika ada tulisan yang typo atau kalimat yang kurang nyambung
Semoga masih berkenan ya ceritanya
Yang kurang berkenan bisa di skip ok
매우 감사합니다

The Destiny (SoonHoon/SoonChan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang