Beberapa jam kemudian akhirnya acara 4 bulanan pun selesai. Para tamu pun mulai pulang satu persatu. Zidan dan Ana memilih untuk beristirahat di kamar. Zidan saat ini sedang mengelus perut Ana, sambil mengajak anaknya berbicara.

"Assalamu'alaikum anak Abi" ucap Zidan pada perut Ana.

"Wa'alaikumsalam Abi" ucap Ana menirukan suara anak kecil.

"Sehat-sehat disana ya sayang, jangan nakal sama Umi ya" ucap Zidan tersenyum.

"Ngga nakal kok Abi" ucap Ana lagi.

"Anak pinter" ucap Zidan terkekeh, setelah itu mengecup perut Ana.

"Makasih Abi" ucap Ana tersenyum. Setelah itu Zidan menatap Ana dan meraih tangan Ana.

"Sayang, terimakasih ya, karena kamu sudah menjaga anak kita sampai sekarang, kamu juga selalu nurut sama aku, tidak pernah membentakku saat aku larang kamu ini dan itu. Terimakasih karena kamu sudah menjadi istri yang baik untukku" ucap Zidan mengecup tangan Ana dan menatap Ana.

"Sama-sama Mas Zidan, Ana juga berterima kasih banget sama Mas Zidan. Karena Mas Zidan selalu jagain Ana. Mas Zidan adalah suami yang sangat baik pada Ana. Mas Zidan ga pernah mukul Ana, meskipun Ana salah. Mas Zidan juga ga pernah bentak-bentak Ana. Mas Zidan selalu lembut sama Ana. Tidak pernah ngomong kasar sama Ana. Makasih ya Mas" ucap Ana tersenyum menatap Zidan.

"Sama-sama sayang" ucap Zidan mengecup kening Ana. Setelah itu Zidan meraih tengkuk Ana dan mencium bibir Ana dengan lembut.

Keesokan Harinya.....

Ana sedang duduk santai di depan rumahnya. Sambil mengelus perutnya Ana melihat santri-santri yang berlalu lalang dan tersenyum padanya sopan. Mata Ana melihat pada pohon mangga yang buahnya sudah matang di depan rumahnya. Ana pun memilih untuk berdiri dan berjalan mendekati pohon mangga itu.

"Aduh, gue kok jadi pengin mangga ya, gue kangen manjat pohon mangga di taman belakang pondok putra" ucap Ana terkekeh mengingat masa lalunya.

"Gue pengin manjat pohon, tapi pasti ga dibolehin sama Mas Zidan" ucap Ana menatap lapar buah mangga itu.

"Mas Zidan sibuk ga ya di kantor? Telfon aja kali ya?" Ucap Ana memilih untuk mengambil ponselnya di meja samping kursi dan menelfon Zidan.

"Hallo sayang Assalamu'alaikum" ucap Zidan disebrang sana.

"Wa'alaikumsalam Mas, Mas Zidan sibuk ga?" Tanya Ana.

"Engga kok, kenapa sayang?" Tanya Zidan lembut.

"Ana pengin buah mangga Mas" ucap Ana pada Zidan.

"Ya udah nanti Mas beliin ya?" Ucap Zidan.

"Ana maunya buah mangga yang ada di depan rumah Mas, Ana maunya sekarang" ucap Ana pada Zidan.

"Bentar ya sayang, aku pulang sekarang, kamu jangan manjat pohon ya, bahaya" ucap Zidan yang memilih untuk membereskan berkas-berkasnya.

"Emangnya Mas Zidan ga sibuk? Kok langsung pulang" ucap Ana.

"Ga sayang, bentar ya, Andi tolong urus berkas-berkas saya, untuk meeting tolong ganti jamnya ya, istri saya sedang ngidam" ucap Zidan pada sekretarisnya yang bisa di dengar oleh Ana.

My Bad Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang