Chapter 18

121K 6.3K 37
                                    

HAPPY READING

***

Suara motor membuat atensi Misya teralihkan. "Akhirnya lo dateng juga." Ucap Misya yang sudah berjalan menuju keberadaan Arga.

Karena Misya sempat menghubungi Arga, agar bisa membantunya membawa Shaka.

"Gue pinjem motor Lo ya." Ucap Misya yang dibalas kerutan alis di dahi Arga. "Buat?" Tanya Arga.

"Udah pinjem aja. Lo nolongin Shaka aja, gue mau pergi. Bye." Ucap Misya yang langsung menaiki motor Arga dan pergi begitu saja.

"Lo bener-bener berubah Sya." Monolog Arga dalam hati sambil tersenyum tipis.

Misya melajukan motornya menerobos kendaraan lain. Sekarang satu-satunya tujuan Misya adalah apartemen Al.

"Pake acara ngambek segala tu anak." Monolog Misya.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Misya sampai di apartemen Al. Misya mengetuk pintu apartemen Al berulang kali tapi tidak ada respon dari sang empu.

Misya menghela napas kesal. "Sorry Al Lo lama." Monolognya dan langsung memasukkan kode pin yang pernah ia gunakan saat berada di apartemen Al. Untungnya Ia masih ingat walaupun dengan berpikir keras.

"Al." Panggil Misya saat sudah berhasil membuka pintu apartemen Al.

Al yang mendengar ada yang memanggilnya pun keluar dari kamarnya yang hanya mengenakan celana saja.

Misya yang melihat pemandangan Al yang hanya memakai celananya saja tanpa memakai atasan yang membuat perutnya terekspos menampilkan perut sixpacknya membuat Misya menutup matanya.

Al tersenyum smirk saat melihat ekspresi Misya. Al berjalan mendekat ke arah Misya.

Misya yang mendengar langkah kaki yang semakin dekat pun was-was dibuatnya. "J-jangan kesini." Gugup Misya masih dengan menutup matanya.

Bukannya menuruti perkataan Misya, Al malah semakin mendekat ke arah Misya mengikis jarak di antara keduanya.

"Lo takut liat gue begini?" Goda Al.

Misya atau mungkin Revaza yang menempati tubuh Misya dibilang takut? Itu sangat merusak ego seorang Revaza. "Siapa juga yang takut." Ucap Misya sambil membuka matanya.

Misya menelan ludahnya kasar saat melihat pemandangan perut sixpack Al di depannya.

Diam-diam Al menarik ujung bibirnya ke atas tetapi sangat tipis sampai tidak ada yang bisa mengira jika itu sebuah senyuman.

"Mau jelasin soal tadi? Gue dengerin." Ucap Al kembali datar.

Misya mendongokkan wajahnya ke atas untuk menatap mata Al. Tubuh Al lebih tinggi di banding Misya, itu yang membuatnya harus mendongokkan kepalanya ke atas agar bisa melihat wajah Al.

"Gue minta maaf." Ucap Misya.

"Buat?" Al sangat menikmati wajah Misya yang gugup. Tidak biasanya gadisnya seperti ini, itu yang membuatnya sedikit senang.

"Gue gugup Al! Lo peka dong!" Monolog Misya dalam hati.

"Lo marah soal tadi? Gue nyuruh Lo berhenti buat mukulin Shaka bukan semata-mata karena gue masih perduli, bahkan gue benci sebenci-bencinya sama tu orang, tapi gue ga mau liat Lo sampai buat anak orang mati, jadi gue nyuruh buat berhenti." Jelas Misya panjang lebar.

Al terkekeh mendengar penjelasan Misya. Misya mengerutkan alisnya bingung, respon Al membuat Misya kesal.

"Gue udah ngomong panjang lebar dan respon Lo cuman dengan ketawa?" Kesal Misya.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now