Chapter 19

121K 6K 28
                                    

HAPPY READING

***

"Mama."

Kedua orang tua Misya langsung berjalan mendekat ke arah anaknya berada.

"Jangan bilang kalau Al penyebab kamu batalin pertunangannya." Ucap Cakra yang sudah berada di samping Misya.

Misya langsung menggelengkan kepalanya kala papanya mengucapkan kalimat tersebut. "emang bukan Pa."

"Kalian ada hubungan apa?" Cakra tidak memperdulikan ucapan anaknya, ia langsung bertanya kepada Al.

Al melirik sekilas ke arah Misya sebelum menjawab pertanyaan dari Cakra. "Ngga ada om." Jawab Al jujur.

Belum sempat Cakra membalas ucapan Al tetapi sudah diserobot oleh Misya. "Udah Pa. Kasian Al mau pulang malah di interogasi. Udah malam juga."

"Kamu juga. Perempuan bukannya di rumah malah pergi sampai tengah malem." Omel Rani.

"Salahin tu si Shaka."

Rani baru mengingat jika tadi anaknya di bawa keluar oleh mantan tunangannya dan kenapa kembalinya bersama Al? "Oh iya. Kok pulangnya sama Al. Lah Shakanya kemana?" Tanya Rani.

Misya menghendikkan bahunya tanda bahwa ia tidak tau.

"Ngga nginep disini aja Al atau mampir bentar?" Tawar Cakra.

"Makasih om. Lain kali aja, sekalian nanti ngajak papa."

"Iya sekalian ngajak papa kamu."

"Siap om."

"Yaudah Tante, om, Al pamit dulu." Ucap Al sambil menyalimi tangan mereka berdua.

***

Misya melihat gerbang didepannya yang sudah hampir sepenuhnya tertutup. Dengan hitungan detik, Misya menambah kecepatan motornya. Dan.

"Ya ampun neng." Ucap penjaga gerbang tersebut saat Misya melewatinya dengan sangat kencang.

"Maaf mang buru-buru."

Penjaga gerbang tersebut atau sebut saja mang didi menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan anak zaman sekarang. Apa tidak takut jatuh saat mengendarai motornya tadi. Apalagi murid tersebut perempuan.

Misya berlari di koridor buru-buru karena ia lupa mengerjakan tugas fisika. Misya ingin cepat sampai di kelasnya untuk mengerjakan tugasnya. lebih bagus lagi kalau ada yang sukarela memberikan jawabannya bukan, maka Misya dengan senang hati akan menerimanya.

Misya menyadari ada seorang perempuan yang dengan sengaja berjalan sambil menunduk dari lawan arah memposisikan dirinya tepat didepannya yang sedang berlari.

"Minggir!"

Perempuan tersebut menyingkirkan posisinya tetapi tidak dengan satu kakinya yang dengan sengaja menjegal kaki Misya yang berlari dan membuatnya terjatuh di lantai keras itu.

"Akhh." Adu Misya saat lututnya lah yang pertama mendarat ke lantai keras tersebut.

Bumi seakan berhenti berputar. Para murid yang tadinya berbincang-bincang pun terhenti seketika saat melihat kejadian tersebut.

Mereka kasian kepada Ana, ia pasti akan mendapat amukan dari Misya.

Misya berdiri dan mendekat ke arah Ana. Ana memundurkan langkahnya sampai membentur dinding dengan pelan di belakangnya tidak lupa dengan memperlihatkan ekspresi takutnya. "Pinter juga aktingnya." Monolog Misya dalam hati.

Misya mengangkat tangannya ke atas seperti ingin menampar. Mereka semua menutup mata saat terdengar suara keras. Bukan, bukan berasal dari pipi Ana yang di tampar Misya. Melainkan dari dinding. Ya, Misya menggebrak dinding tersebut sampai membuat bunyi nyaring.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang