20. The Truth

Mulai dari awal
                                    

BYUUURRR

Lengkingan suara itu memecah keheningan, beberapa detik setelah Jaehyun terjun ke dalam air sungai itu,—San berteriak mendapati Jeno yang saat itu menyusul. Usaha seorang San yang memutari kota untuk mencari tuan muda, terbayar dengan melihat oknumnya menyusul sang ayah. Terjun ke dalam sungai.

Entah dari mana asalnya San, yang jelas beberapa pengendara telah menghentikan laju motornya. Mencegah San untuk tidak ikut terjun dari jembatan karena arus sungai yang sangat deras.

"Apakah anak itu hendak menolong anaknya??"

"Apakah pria yang biasa tidur di pinggiran jalan itu sedang mencoba untuk bunuh diri"

"Ah, aku pikir siang ini aku melihatnya sedang menjadi kuli angkut di pasar"

"Lihatlah, anak muda itu berhasil menyelamatkan orang gila itu!" Teriak salah satu wanita yang sedari tadi melihat aksi Jeno menyelamatkan sang ayah.

Jeno mendarat di tepi sungai, diikuti San yang saat itu langsung sigap memanggil ambulan.

Beberapa menit kemudian, raga Jaehyun yang tidak sadarkan diri di bawa ke rumah sakit oleh ambulan yang datang. Jeno pun mengikuti ambulan itu bersama dengan San.

"Tuan, apakah kau tidak papa?"

"Tidak, cepatlah kita harus ke rumah sakit" tubuh basah kuyup Jeno harus melawan hawa dingin malam itu.

San melepas jaketnya, memberinya pada tuan muda yang saat itu sedang meneguk air mineral dari botol minuman San.

Walaupun saat itu, San terfokus pada luka di siku dan pundak Jeno. Mungkin, Jeno berusaha menutupi luka tersebut walau darah kian merembas kemana-mana.

FLASHBACK OFF !

❗️❗️❗️

Jaemin mengamati sang suami yang tertidur damai di dadanya. Di dalam pesawat hingga sampai rumah, Jeno sepertinya enggan untuk melepaskan Jaemin yang tidak keberatan sama sekali. Bahkan untuk mandi sekalipun, Jeno sempat tertidur di dalam bathtub,—dalam pelukan Jaemin.

Ya walaupun dada dan paha Jaemin sampai kesemutan karena Jeno yang menjadikan dirinya sebagai bantalan, namun tangannya tetap membelai lembut surai hitam lebat suaminya.

Bibi Mina yang saat itu membawa nampan berisi makanan sampai salah tingkah mendapati keduanya tengah bermesraan.

Dekuran lirih Jeno bisa di dengar, serta geraman lembut yang berpadu saat itu,—menjadikan Jeno tampak menikmati tidurnya.

"Bibi suapin ya??" bisik Mina.

Jaemin mengangguk pelan, tanpa merubah posisi nya. Mina berasa menjadi mak comblang, ya nggak papa sih yang penting tuan muda bahagia dengan pilihannya sendiri.

Lima belas menit usai menyuapi mulut Jaemin, Mina memberi segelas air putih dan vitamin.

"Makasih ya bi Mina"

"Sama sama manis, bibi permisi ya"

Kepergian Mina membuat Jeno melenguh panjang.

BINAL 03 || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang