"Mie ajalah." ucap Angkasa seraya mengambil sebungkus mie kuah yang memang sengaja ia taruh di kulkas dan juga sebutir telur.
Tanpa basa basi, Angkasa langsung saja memasak mie tersebut. Kurang lebih lima menit, mie buatannya sudah selesai di masak. Angkasa langsung pergi menuju ke arah ruang keluarga untuk menonton tv dengan tangannya yang memegang semangkok mie kuah.
Angkasa duduk di atas karpet berbulu di depan tv. Cowok itu kemudian meletakkan mangkuk mie itu di atas meja dan mengambil remote lalu membuka tv. Angkasa mengambil kembali mie nya dan mulai memakan nya seraya menonton film yang telah terputar di tv di depan nya.
Semangkuk mie itu sudah habis di makan oleh Angkasa, sedangkan film nya belum selesai. Angkasa berjalan menuju ke dapur dan meletakkan mangkuk bekas mie nya di atas wastafel. Cowok itu kemudian mengambil beberapa cemilan yang berada di kulkas dan membawanya kembali ke ruang keluarga. Angkasa mengambil selimut yang ada di lemari tv, ia kemudian berjalan menuju sofa dan duduk di sana dengan selimut yang menutupi tubuhnya, hujan masih turun dengan deras dan udara di rumah nya semakin terasa dingin.
Angkasa kembali melanjutkan acara menonton film nya dengan memakan berbagai macam cemilan yang ia ambil dari kulkas tadi. Beberapa jam telah berlalu, film yang terputar sudah selesai dan Angkasa sudah terlelap dalam tidurnya. Cowok itu tertidur terlentang di atas sofa dengan selimut yang membungkus tubuhnya juga bekas bungkusan Snack yang tercecer di mana-mana.
****
Pagi harinya, Angkasa terbangun karena sebuah guncangan lembut di lengan nya. Angkasa membuka kedua matanya pelan. Kedua netra biru gelap itu mengerjap perlahan. Angkasa perlahan bangkit dari tidurnya lalu merenggangkan ototnya perlahan.
"Bangun den, udah pagi." ujar seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai art di rumah ini.
Angkasa tersenyum lalu mengangguk. "Iya bi, makasih udah bangunin Angkasa." ucap Angkasa yang di angguki oleh Bi Inah dengan senyuman yang terukir di wajah keriput nya.
"Yaudah siap-siap gih, nanti telat berangkat sekolah nya."
Angkasa mengangguk. Cowok itu lalu menatap sekitar nya. "Papa nggak pulang bi?" tanya Angkasa saat tak melihat keberadaan papa nya di sini.
Bi Inah menggeleng. "Kayaknya enggak den, bibi nggak ngelihat dari tadi. Yaudah bibi buat sarapan dulu ya." ujar Bi inah lalu pergi untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Angkasa sendiri malah merutuki dirinya yang bertanya tentang sang papa, padahal ia sudah tau jawabannya.
"Ngapain gue nanya, papa kan emang jarang pulang." gumam nya lalu berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju ke kamar nya.
Sesampainya di kamar, Angkasa langsung mengambil handuk dan berjalan menuju ke kamar mandi. Ia harus segera bersiap karena waktu terus berjalan dan ia tak ingin terlambat di hari kedua nya kembali bersekolah setelah liburan.
Tak butuh waktu yang lama, Angkasa sudah siap dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuhnya juga jas almamater yang telah terpasang apik. Angkasa mengisi dompet dan handphone nya di dalam tas. Cowok itu kemudian memakai tas nya dan berjalan keluar dari kamar setelah memastikan semuanya telah siap.
Angkasa duduk di kursi di depan meja makan. Kursi di sini ada enam dan yang terisi hanya satu setiap harinya. Setelah kepergian mendiang sang mama, ruang makan yang terasa hangat perlahan menghilang dan di gantikan dengan rasa kesepian. Angkasa memakan nasi goreng sarapan nya dengan tenang, ia ingin mengajak Bi inah makan bersama biar ia tak sendirian, tapi pasti Bi Inah akan menolaknya karena masih banyak pekerjaan yang harus di kerjakan.
Sekitar sepuluh menit telah terlewati, Angkasa sudah selesai dengan sarapan nya. Cowok itu membawa piring bekas makannya dan meletakkan nya di wastafel dapur. Angkasa kemudian berjalan keluar rumah dengan kunci motor di genggamannya. Ia sempat berpamitan untuk berangkat ke sekolah pada Bi inah yang tengah menyiram halaman.
"Angkasa berangkat ya, Bi!" ujar Angkasa lalu menjalankan motor sport hitam nya itu dengan kecepatan sedang menuju ke sekolah nya.
Jalanan pagi ini terlihat cukup ramai, cuaca hari ini juga sangat cerah. Angkasa melirik sekilas jam di pergelangan tangan nya. Cowok itu menaikan kecepatan motor nya agar segera sampai di sekolah dan tak terjebak macet.
"Semoga aja nggak telat." ujar Angkasa saat melihat keramaian kendaraan di depan nya.
TBC.
Assalamualaikum, haii semuaa 🙌
Akhirnya gw comeback setelah beberapa bulan kagak up ceritaaa 😭
PLAGIAT DI HARAP MENJAUH!!JANGAN LUPA TINGGALIN VOTE DAN KOMEN GUYS! TERIMAKASIH 🙂🙏
TANDAI TYPO GESS 🙏
09 Oktober 2024
@Januari11_
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Angkasa || On Going
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] Angkasa Mahawira, remaja cowok blasteran dengan alis mata kanan tergaris dan juga netra biru yang teduh yang membuat orang-orang di sekitar nya merasa nyaman. Cowok yang selalu menebar senyum dan terlihat bahagia setiap ha...
☁️ | SATU
Mulai dari awal