"Cocok nggak?" Mendengar suara itu, Zidan berbalik dan melihat Zahira dengan kaos oversize selutut tanpa mengenakan bawahan lagi, ditambah kaosnya berwarna putih menerawang menampilkan hal yang membuat mata lelaki Zidan langsung bekerja sempurna. Bagi Zidan, ini adalah penampilan Zahira yang paling menggoda dibanding biasanya, sebab hari-hari biasanya Zahira hanya mengenakan setelan piyama berlengan dan bercelana panjang saat tidur.
"Jelek ya? biarin deh adanya ini." Kata Zahira pasrah.
Zidan mendekat mengikis jarak diantara keduanya, hingga tepat didepan Zahira, ia menunduk menatap lembut mata Zahira lalu mengusap kedua pipi Zahira sambil berkata "Kamu tidak pernah jelek." Zahira tersipu hingga tak tahu harus berkata apa.
Hingga yang keluar adalah kata-kata, "Sana bersih-bersih."
Zidan mencium badannya, aroma keringatnya tidak tertolong, ia memang harus segera mandi.
Saat Zidan berada di dalam kamar mandi, Zahira meletakkan buket bunga pemberian Zidan ke dalam vas yang telah terisi air, harumnya yang semerbak membuat Zahira iri dan ingin juga tercium wangi, akhirnya Zahira mengenakan parfum, menyemprotkan ke seluruh badannya. Kemudian ia berbaring dan tertidur.
Betapa terkejutnya Zidan saat keluar dari kamar mandi aroma parfum tercium begitu menyengat, wanginya sangat Zidan sukai.
Tidak bisa disangkal bahwa menyetir seharian membuatnya kelelahan, Zidan memutuskan untuk turut berbaring disebelah Zahira.
Beberapa jam berlalu, Zahira membuka mata, mengambil ponsel lalu mengetik panjang.
To : Mas Zidan
Mas, aku mau mengatakan banyak hal, jadi tolong dibaca dengan teliti, jangan ada yang terlewat, biar tidak ada yang kehilangan makna
Mas,
Maaf kalau aku selalu merepotkan, banyak menjengkelkan dan cerewet
Maaf kalau aku kurang sabar dan kurang pengertian
Terimakasih untuk banyaknya cinta yang telah kamu beri, aku bersyukur hampir setiap hari
Aku nggak tahu kebaikan apa yang sudah aku perbuat sehingga Tuhan menganugerahkan pasangan seperti kamu, mungkin juga karena doa kedua orang tuaku yang turut andil di dalamnya,
Tapi apapu itu,
Ayo kita hidup sama-sama dan bahagia yang lama
Kita langgeng-langgeng ya sampai tua
Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu,
Setelah ini aku akan mengatakannya sebanyak sepuluh kali setiap hari,
Terimakasih untuk hari ini Mas Zidanku sayang, aku sangat bahagiaSetelah semua pesan terkirim, Zahira berbalik, ia terkejut mendapati Zidan tengan menatap kearahnya dengan ponsel yang berada digenggamannya, ponsel itu menyala menampilkan isi chat yang Zahira kirim.
"Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu,aku cinta kamu."
"Aku akan mengatakannya sebanyak sebelas kali setiap hari, pokonya aku akan mengatakan aku cinta kamu lebih banyak dari yang kamu katakan kepadaku."Zahira tersenyum mendengarnya. Hatinya begitu luas menerima banyak cinta dari Zidan.
"Zahira..." Panggil Zidan.
"Hhhmmm..."
"Coba bilang, Mas Zidanku sayang."Perintah Zidan dengan tegas tapi lembut. Zidan ingin mendengarnya langsung dari bibir Zahira, bukan hanya sekedar lewat pesan di ponsel.
"Mas Zidanku sayang." Secepat kilat Zahira langsung menutupi wajahnya dengan bantal setelah mengatakannya.
"Iya, Zahiraku sayang." Secepat kilat juga Zidan langsung menutupi wajahnya dengan selimut.
Keduanya sama-sama tersenyum salting seperti anak ABG yang cintanya baru mekar.
Dibalik selimut Zidan berkata sedikit gugup, "Mau ibadah bareng nggak malam ini?"
Zahira membuka bantalnya, kini wajahnya tak tertutupi bantal lagi, lalu bertanya "Sholat tahajud?"
Zidan menurunkan selimutnya.
"Bukan, yang lain. Itu."
Mereka saling menatap beberapa detik, memahami maksud satu sama lain.
"Kita Sholah Sunnah dulu kan ? Baru kita ibadah yang itu ? Aku wudhu dulu " Zahira beranjak dari kasur sambil berlari tanpa menunggu jawaban dari Zidan, mungkin itu pula cara Zahira untuk menutupi wajahnya yang tengah memerah.
Malam yang Zidan kira akan berakhir biasa saja malah menjadi malam yang membahagiakan.
Beberapa jam berlalu, mereka sama-sama merona,keringat yang bercucuran perlahan mengering, detak jantung pun perlahan mulai normal, keromantisan tetap terasa saat kepala Zahira menyender di dada Zidan yang bidang, saling bergenggaman tangan.
"Untuk besok dan seterusnya kita perbanyak ibadah seperti ini ya?" Ujar Zidan sambil menempelkan pipinya di kepala Zahira, kegiatan mengusap lembut punggung tangan Zahira juga tak berhenti sejak tadi.
Zahira mendongak, mengecup bibir Zidan sebentar, lalu berkata "Boleh."
Mereka berpelukan, yang menghangat tidak hanya tubuh tetapi juga hati keduanya. Inilah penutupan kencan yang amat sempurna.
SELESAI
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomanceDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...
EXTRA PART III
Mulai dari awal