Chapter 31

94K 4.5K 33
                                    


HAPPY READING

***

"Revaza?" Panggil seseorang dibalik cahaya putih yang menyilaukan jika dilihat oleh mata.

Revaza heran, baru kali ini dari sekian banyaknya hari yang ia lewati dan ia dipanggil dengan sebutan nama Revaza setelah sekian lama nama panggilan Misya yang sering ia dengar setiap harinya.

Revaza melihat ke sumber suara, ia menyipitkan matanya kala melihat tempat dari sumber suara tersebut.

Revaza baru menyadari jika tempat yang ditempatinya sekarang ini begitu asing. Ia melihat seseorang keluar dari cahaya putih yang menyilaukan matanya.

"Misya?"

Revaza berucap saat seseorang tersebut sudah terlihat wajahnya. Binar cerah terbit di wajah cantik Revaza. Ia merasa senang. Apakah ia akan kembali ke tempat asalnya semula? Revaza sangat senang jika itu benar terjadi.

Tapi apakah bisa? Mungkin tubuh Revaza sekarang sudah berada di bawah tanah.

Misya mendekat ke arah Revaza yang tak henti-hentinya menampilkan ekspresi binar ke arahnya.

"Apa kabar?" Tanya Misya saat sudah berada di sisi Revaza.

Revaza mengerutkan keningnya saat mendengar sapaan dari Misya. Basa basi sekali ini orang. "Lo mau ngambil raga Lo kan" Ucap Revaza.

Misya terkekeh pelan saat mendengarkan kalimat tersebut keluar dari mulut Revaza.

"Aku punya kabar gembira buat kamu." Ucap Misya tidak menanggapi ucapan yang dilontarkan Revaza.

"Seumur hidup kamu bisa berada di tubuh aku. Dan aku tidak bisa kembali lagi, begitupula dengan kamu. Jadi jaga tubuh aku baik-baik ya." Lanjutnya.

Revaza yang mendengar ucapan demi ucapan yang dilontarkan Misya lantas membelalakkan matanya tidak percaya. "Apa!"

"Kabar baik Lo bilang?! Gue pengen balik Sya! Gue ngga mau hidup dengan kepalsuan!"

"Tapi apa boleh buat? Jika takdir sudah seperti ini dan kamu tidak bisa menyalahi takdir."

"Gue pengen balik Sya, atau ngga bawa gue aja. Gue mau ikut sama Lo."

Misya menggelengkan kepalanya. "Maaf."

"Kenapa?!"

"Tempat kamu bukan di sini. Kamu masih diberikan Tuhan kesempatan untuk menjalani hidup, tapi tidak dengan raga asli kamu."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Misya langsung berbalik badan dan berjalan ke arah cahaya tersebut. Perlahan-lahan tubuh Misya menghilang di balik cahaya tersebut.

***

"Aghhhhh."

Kini Misya terbangun dengan napas yang tidak beraturan.

"Mimpi lagi." Ucapnya bermonolog.

Sebenarnya Misya kepikiran dengan mimpi yang didapatinya itu. Seumur hidup di tubuh ini? Kabar yang menjengkelkan.

"Kenapa Sya!?" Ucap Rani didepan pintu kamar Misya karena ia tidak sengaja mendengar teriakkan Misya.

"Ngga papa ma!" Jawab Misya.

Misya mengambil handphonenya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul berapa. Misya menghembuskan napasnya lega saat jam baru menunjukkan pukul lima pagi.

Sebelum bersiap mandi ia melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu sebagai umat Islam.

Setelah selesai dengan sholatnya, Misya langsung bergegas ke kamar mandi dan melakukan rutinitasnya setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now