Bab 3 | Di marahin Ketos

88.4K 4K 158
                                    

    DI PAGI ini seperti biasa Azka harus bangun pagi-pagi, dan siap-siap untuk pergi berangkat ke sekolah. Di pagi ini Azka sudah berdiri di depan halte perumahannya sambil nungguin ada angkot yang lewat. Dia melihat ke arah jam yang dia pake di pergelangan tangannya sekarang jam menunjuk pukul 06.15 menit, Azka hanya bisa berdoa semoga ada angkot yang lewat di halte ini.

Sekarang sudah lewat lima menit, sudah pukul 06.15 namun angkot yang di tunggu tak kunjung datang juga, Azka menghela nafas panjang, sambil mengelus dadanya yang kerasa kesel.

"Fiks ini mah, gue bakalan telat dan di hukum suruh bersih-bersih sekolahan!" kata Azka dengan nada pasrahnya. Karna di sekolahnya, apabila telat beberapa menit saja, pastinya bakalan disuruh bersih-bersih atau gak dijemur di lapangan sekolahan.

Setelah menunggu beberapa menit, Akhirnya angkot yang Azka tunggu lewat juga, Azka yang melihat dari kejauhan ada angkot yang lewat, dia langsung melambaikan tangan kanannya mengisyaratkan untuk supir angkotnya itu suapya berhenti di depan halte. 

Azka lihat angkotnya juga masih sepi, cuman ada dia dan juga satu ibu-ibu. Azka duduk di depan samping supir angkot.

"Etdah Bang, angkot pada kemana dulu sih? Nungguin dari tadi ga ada yang lewat juga, bisa telat saya ini!" gerutu Azka.

"Tadi di jalan macet tong." katanya.

"Buset gue di panggil entong, kagak cakep pisan." batin Azka.

Setelah itu supir angkotnya langsung jalan, di perjalanan Azka berdoa semoga ini supir angkot gak nge time dulu, dia takut jika ini angkot berhenti dia hanya bisa pasrah akan hukuman yang akan dia dapatin di sekolah nanti.

"Bang, kiri.." kata Azka menyuruh supir angkotnya untuk berhenti. Setelah angkot udah berhenti, Azka langsung bayar dan turun dari angkot.

Azka melihat ke arah jam yang dia pake ini, sekarang sudah jam 06.57, hampir aja gerbang sekolah ini mau di tutup sama salah satu osis.

"Etss woi jangan di tutup! Gue mau masuk," kata Azka membentak adek kelas tersebut.

"Habisnya kakak lama masuknya, udah tau bunyi bel malah telat,"

"Idih terserah gue!"

"Dari pada lu berdua, bukannya baris malah jagain gerbang, lu pada kan OSIS bukan satpam," ledek Azka, kedua anak osis perempuan itu hanya bisa menatap sinis ke arah Azka yang baru saja meledeknya itu.

Kadang Azka suka iri melihat anggota OSIS di sekolahan ini. Di sekolahannya kadang anak-anak OSIS suka pada gak belajar dan di Dispen selama seharian buat keliling sekolah. Azka sempet pengen masuk jadi anggota osis, tujuannya simple dia pengen gak belajar. Tapi Azka mikir-mikir lagi, Azka orangnya mageran yang ada kalo dia masuk ke OSIS dia bakalan malas kalo di suruh-suruh.

Azka langsung berlari masuk ke dalam sekolah, berjalan melewati lapangan sekolah, di lapangan sudah banyak anak-anak lain yang sudah pada baris, untuk mengikuti upacara bendera.

"Gue harus cepet masuk ke kelas, dan naro ini tas" kata Azka yang langsung berlari masuk ke arah kelasnya.

Di seluruh penjuru sekolah, sudah banyak osis-osis yang sedang berdiri di depan kelas sambil berteriak ke setiap kelas yang ada, mereka menyuruh anak-anak lain yang belum pada baris, menyuruh mereka supaya segera pergi baris ke arah lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

Baru aja Azka mau masuk ke dalam kelas. Azka melihat ada ketua OSIS yang paling dia benci. Namanya adalah Kaden Athalla Narendra, dia adalah ketua OSIS di sekolahan ini, dia kelas 12 jurusan IPA 1, selain dia di sekolahannya jadi OSIS, dia terkenal sebagai murid berprestasi, bermacam-macam olimpiade matematika, IPA, bahkan di bidang olahraga yang pernah ia menangin. Tidak salah dia terpilih sebagai ketua di organisasi tersebut.

My Enemy Is Ketos (BxB) ✓Where stories live. Discover now