28. Problematika Rumah Tangga

Mulai dari awal
                                    

Salahnya, sudah membawa wanita masa lalunya ke dalam kehidupan rumah tangganya dan memutuskan sesuatu tanpa di pikir lebih dahulu. Baru kali ini Riandi bertindak sebodoh ini. Biasanya ia selalu berpikir matang.

Namanya juga manusia yang tidak jauh dari berbuat salah, tapi...apakah kesalahannya akan di maafkan oleh Hanin? Riandi sangat takut jika Hanin akan membenci dan meninggalkannya. Riandi takut itu terjadi.

"Aku mohon, maafkan aku, maafkan aku..."

Di rasa terasa puas memukul tembok hingga tangannya berdarah, Riandi tidak berduli. Pria bertubuh jangkung itu keluar. Tujuannya adalah untuk pergi ke kamar Nadine.

Di dalam kamar, Nadine sedang termenung. Sesudah bicara dengan Riandi, Nadine lebih banyak diam karena terus kepikiran ancaman suaminya. Niatnya dia yang mengancam, tapi Riandi juga punya cara untuk mengancamnya.

Suara gebrakan pintu membuat Nadine terperanjat. Pintu kamarnya di ketuk dengan tidak sabaran. Dengan berat hati, Nadine berdiri untuk membuka pintu kamarnya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Riandi dengan wajah yang memelas.

"Ada apa? Apa yang terjadi denganmu?" Nadine bertanya. Ia meringis melihat tangan Riandi mengeluarkan darah segar.

Saat Nadine akan menyentuh, Riandi sudah dulu menepis tangannya. "Kita akhiri saja semua ini."

Nadine tersentak, tidak percaya dengan keputusan Riandi yang tiba-tiba. Nadine tersenyum sinis, sambil mengusap air matanya yang jatuh. "Cih, tidak semudah itu bagimu untuk melepaskan aku, Riandi."

Mata Riandi menatap nyalang ke arah Hanin. "Aku yang berhak menjatuhkan talak, kamj menerima atau tidak, talak itu tetap berlaku. Kita akhiri saja, aku siap menerima konsekuensi yang sudah aku perbuat."

Nadine menutup mulut, karena tangisannya pecah saat Riandi memilih untuk melepaskannya. Tidak bisa di pungkiri jika Riandi memutuskannya secepat ini, bahkan di umur pernikahannya yang baru seumur biji jagung.

"Nggak Riandi! Kamu nggak boleh mentalakku! Aku akan tetap menjadi istrimu dan aku akan selamanya hidup denganmu!" teriak Nadine frustasi.

Riandi tidak perduli dengan Nadine. Ia akui jika dirinya begitu egois, bahkan mungkin sudah dzalim pada Nadine. Tapi ini tidak akan mengubah keputusannya dan tangisan Nadine tidak akan mengubah apa pun.

Keputusan Riandi sudah bulat, ia sudah memikirkan ini dengan matang.

"Talak tetaplah talak, aku yang berhak mengucapkan. Entah kamu menerima atau tidak, itu tetap akan jatuh talak. Secara agama, kamu bukan lagi istriku. Aku akan mengurus surat cerai kita di pengadilan."

Nadine mencengkram kerah kemeja Riandi sambil menatapnya bengis. "Kenapa kamu mentalakku hah? Apa salahku? Aku bahkan rela menjadi madu demi mendapatkan cintamu. Seharusnya kamu mentalak Hanin, karena tidak ada yang bisa kamu harapkan darinya! Aku akan memberitahu istrimu itu, dia pasti akan marah dan kecewa ketika mengetahui segala yang kamu lakukan!" ancam Nadine.

"Berhenti play victim. Di sini Hanin yang lebih menderita dan itu karena ulahku, salah satunya dengan menjadikanmu istri keduaku. Mungkin perpisahan ini adalah balasan dari perbuatan kita yang sedari awal menikah karena ancaman dan paksaaan. Aku harap kamu mengerti, aku hanya akan mencintai Hanin seorang, selamanya akan tetap begitu," papar Riandi dan mampu membuat Nadine semakin mencengkram kuat kerah baju suaminya, lalu ia membenamkan kepalanya di dada bidang Riandi dengan tubuh yang bergetar.

Tidak bisa dia bayangkan jika Riandi akan mengambil keputusan secepat itu dan bahkan di usia pernikahan mereka yang baru terjalin beberapa hari. Ini sulit bagi Nadine, ia sudah melakukan berbagai cara agar Riandi bersamanya. Dia tidak mau usahanya sia-sia. Oleh karena itu, Nadine bersikeras menentang walaupun itu tidak ada gunanya sama sekali.

Sang Madu Dari Suamiku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang