Chapter 35

87.4K 3.8K 116
                                    

HAPPY READING

***

Bel yang menandakan pembelajaran usai kini sudah berbunyi di sma Banaspati. Banyak murid yang senang saat mendengarkan bunyi tersebut.

Kini Misya masih berada di dalam kelas. Ia membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. Guru yang mengajar di kelas Misya sudah pergi saat bel yang menandakan pembelajaran selesai telah berbunyi.

"Lo masih di anter sopir Sya?" Tanya Maudy sambil membereskan alat tulisnya ke dalam tas seperti yang dilakukan Misya.

"Masih."

"Males gue, kemarin aja gue nungguin lama banget. Eh taunya mobilnya mogok. Mana ngga ngabarin lagi." Ucap Misya kesal.

Tania yang mendengar ucapan Misya lalu berbalik ke belakang melihat Misya. "Terus Lo gimana?"

"Al. Dia yang nganterin gue pulang."

"Makin deket aja nih." Ucap Tania.

"Ngga! Dia yang udah bikin gue ngga bisa naik motor yang udah jadi kesayangan gue."

"Lo juga si. Ngapain balap-balap segala?" Ucap Aurel.

"Iya. Ngapain coba? Lo dibentak Shaka aja nangis apalagi kalau entar jatoh dari motor." Ucap Maudy.

Menangis? Dirinya baru mengingat jika dulu, Misya sangat cengeng jika sudah berhadapan dengan Shaka. Apalagi kalau Shaka sudah marah pasti Misya akan terdiam dan menangis begitu saja.

Tapi itu dulu.

"Udahlah Mod, lagian gue sekarang udah ngga suka ama tu curut."

"Mod palalu." Maudy kesal saat Misya memanggilnya dengan sebutan Mod.

"Lo mau gue panggil Ma?"

"Ngga Ma juga, Dy kan bisa."

"Enakan Mod. Udah yuk pulang, gue pengen rebahan."

Maudy memajukan bibir bawahnya cemberut karena nama panggilan yang diberikan Misya untuknya. Tapi ngga buruk juga.

Kini Misya dan para sahabatnya berjalan meninggalkan kelas. Misya mengambil arah berbeda dengan tiga sahabatnya. Jika sahabatnya berjalan ke arah parkiran sekolah tetapi kalau Misya berjalan ke arah depan sekolah. Ke tempat tunggu yang sudah disediakan oleh sekolahannya.

Misya duduk di bangku yang disediakan sekolah untuk para muridnya yang menunggu jemputan.

Brum.

Deru motor membuat Misya mengalihkan pandangannya ke arah motor tersebut. Misya menghela napas saat melihat siapa pemilik motor itu. Pemilik motor tersebut turun dari motornya dan berjalan ke arah Misya.

"Pulang bareng gue ya."

Misya malas berurusan dengan Shaka. Ya, pemilik motor sport tersebut adalah Shaka. Misya mendongakkan kepalanya ke atas melihat sang pemilik suara.

"Gue dijemput."

Shaka menggenggam tangan Misya. "Ayo Sya, pulang bareng gue."

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now