"Kamu mau nanya apa?"
"..."
Edriel tersenyum melihat hening nya Kath di hadapan nya. "Tante Kaluna pasti udah ngasih tahu kamu, ya?"
Kath hanya mampu mengangguk.
"Ayyaaa..."
"Hmm"
"Nggak apa-apa kalau kamu mau nanyain semua pertanyaan di kepala kamu, ke aku. Mau hal sensitive sekalipun, aku usahain bakal jawab semua nya—tanpa ada lagi hal yang aku sembunyiin dari kamu."
"I got so much questions."
"Pelan-pelan aja, aku siap dengerin semua nya."
"Okay then, why you left me?"
Pertanyaan Kath, mampu membuat Edriel terdiam seperkian detik. "I thought, it's better to distance myself from you, because it was the best way that I can do to ensure your happiness."
"How,—how could I be happy, when you are the reason of my happiness?" Kath membalas parau. "—you don't even bother to tell me the truth, and didn't do anything to save our realtionship."
"..."
"All I did was to love you more than I love myself—now I'm here, not only lost you but also my entire soul because you choose to leave without explanation."
"Aku minta maaf—"
"—gue udah muak banget denger kata maaf." Kath memotong. "You know a sorry cannot erase the pain that I've been through when you walk away—"
"I didn't wanted to, Ayya." balas Edriel frustasi karena Kath yang menjadi lebih emosional memuntahkan seluruh perasaan yang selama ini coba ia tahan.
"But still—you betrayed me. I didn't expect to get betrayed from the person I loved the most." Kath membalas getir dengan mengapus air mata yang entah sejak kapan mengalir begitu saja dari matanya.
"Aku minta maaf, truly." Ekspresi muka Edriel memelas dan bertambah serius. "Aku tahu, aku nggak pantes duduk di depan kamu saat ini, after all I did to you. Aku nggak memaksakan kamu untuk maafin aku, but at least izinin aku buat menjelaskan semua nya."
"..."
"Kamu pasti udah tahu garis besar ceritaku dari Tante Kaluna." Edriel bersuara."Aku kenal keluarga Om Shaka sekitar dua tahun yang lalu, waktu nggak sengaja ketemu di Rumah Sakit nemenin Mama kontrol.—disana juga pertama kali aku ketemu sama Jeje yang juga lagi kontrol di Poli Jiwa."
"Poli Jiwa?"
Edriel mengangguk. "Mungkin kamu nggak tahu tapi Jeje selama ini memang memiliki gangguan kepribadian, yang membuat dia suka meledak-ledak nggak ke kontrol.—"
"—Aku jadi sering ketemu sama Jeje di Rumah Sakit sejak saat itu. Keluarga Om Shaka juga ternyata udah kenal lama sama keluarga ku especially Eyang Uti. Nggak tahu gimana awal nya—tiba-tiba aja Eyang Uti ku arrange perjodohan untuk Mami dan Om Shaka."
Edriel menghela napas, berusaha mengatur air matanya agar tidak lolos. "I was mad, Ayya. Aku beneran hampir gila, bayangin Mami ku harus menikah lagi. Apalagi, alasan utama nya hanya untuk merger my dad company's—"
"I'm trying my best untuk mengagalkan rencana Eyang aku—sudah cukup Mami ku hidup nya diatur sama Eyang, I want her to be free for the rest of her life but I'm powerless kemarin dan belum legal untuk nerusin Perusahaan Papi. Makanya aku diem, even when Jeje come with the idea untuk jodohin dia dan aku."
"..."
"Aku ngeiyain ide Jeje karena aku pikir, aku nggak apa-apa selama Mami ku bahagia. Tapi, ternyata aku salah. Aku nggak bahagia, apalagi setiap melihat senyum di wajah kamu yang perlahan memudar seiring berjalan nya waktu."
Kath hanya menatap Edriel tanpa bilang apa-apa, walaupun air mata milik nya yang tidak berhenti menetes. Entah mengasihani dirinya atau Edriel yang juga sama terlukanya.
"Aku juga baru tahu tentang fakta bahwa tante Kaluna adalah Ibu kamu tepat di hari Ulang Tahun kamu waktu itu. Rasanya dunia ku runtuh saat itu, apalagi melihat mata kamu yang menatap aku terluka. I was trying hard not to hug you and run away with you from the mess we go through, but again I can't. Aku nggak punya keberanian untuk ninggalin Mami sendirian, dan aku pun nggak mau Perusahaan Papi harus jatuh di tangan Om Shaka. I have no choice at all, Aiii..."
"But, you left Jeje now—whats the difference?"
Edriel melebarkan senyum, menghapus jejak air mata di wajah nya. Lalu, sedikit menarik lengan Kath diatas meja untuk menggenggam nya. "Because, I just turned 21 yesterday."
Kata-kata Edriel membuat Kath terperangah, karena dirinya melupakan hari lahir lelaki itu dan ditambah fakta bahwa Edriel sudah sepenuhnya menjadi legal per hari ini.
"Lo yang ulang tahun, tapi gue yang kaget..."
"I understand kalo kamu sibuk belakangan ini, don't feel bad."
"Seharusnya gue sama Naje lagi tiup lilin sama lo sekarang—instead, kita jauh-jauhan dan lebih seperti musuh sekarang."
Edriel menggeleng dengan senyuman yang tidak pernah absen dari wajahnya. "Aku nggak mengharapkan apa-apa di Ulang Tahun ku kali ini, karena untuk tetap bertahan dan duduk di depan kamu hari ini udah jadi kado terindah buatku."
"..."
"Maaf kalo aku terkesan lancang, but can you give me one last chance to fix everything especially our relationship?"
Ada keterkejutan memenuhi diri Kath karena ia tidak menyangka jika Edriel akan mengutarakan semua nya hari ini. Kath tidak dapat berfikir jernih namun ada sesuatu yang perih di dalam dada nya apalagi melihat Edriel yang menatap nya penuh harap.
"We're messed up so badly, is that even possible to fix it?"
"..."
Cr. Pinterest
—
Haiiiii....
Kira kira mereka balikan nggak yhhaa wkwk😭Kalian tim Birru sama Ayya balikan
atau Birru balikan sama Jeje????😭Jangan lupa likes and comments nya gengs biar aku update cepet hihi💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluesy
FanfictionKath tidak pernah menyukai warna karena dia selalu merasa gelap di tempat terang sekalipun. Namun siapa sangka, Semesta mempertemukan dirinya dengan Birru. Seseorang yang nama nya saja sudah sangat bewarna. Birru, menjadi satu-satu nya warna dan ses...
bluesy part eighteen
Mulai dari awal