Evelyn, dengan senyuman hangatnya dan semangatnya yang menular, membuat Nakula merasa seperti mereka memiliki ikatan khusus. Bersama-sama, mereka menjalani petualangan seru di atas sepeda motor, menjelajahi jalan-jalan yang belum pernah mereka singgahi sebelumnya.
Di malam satu petang yang penuh semangat, Nakula memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Evelyn. Mereka duduk bersama di kafe favorit mereka, aroma kopi menyatukan suasana. Dengan hati yang berdebar, Nakula melihat mata Evelyn, dan dengan penuh keberanian, ia berkata, "Evelyn, ada sesuatu yang ingin kukatakan."
Evelyn mendengarkan dengan penuh perhatian, senyumnya yang hangat memberikan dukungan pada Nakula. Dengan nada yang lembut, Nakula melanjutkan, "Sejak pertama kali kita bertemu, hatiku seperti terhubung denganmu. Aku ingin kau tahu bahwa aku merasa sangat beruntung memilikimu di hidupku, dan aku mulai menyadari bahwa perasaanku terhadapmu lebih dari sekadar persahabatan."
Terdengar hening sejenak, sebelum wajah Evelyn dipenuhi senyuman yang indah. "Nakula, aku merasa hal yang sama. Perasaanku terhadapmu juga tumbuh dengan indahnya. Kita bisa menjalani petualangan ini bersama," jawabnya dengan lembut.
Mereka berdua tertawa dan merasakan kelegaan atas pengakuan perasaan mereka. Dalam candaan dan tawa, Nakula dan Evelyn merayakan awal dari babak baru dalam hubungan mereka, di mana persahabatan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dalam dan berarti.
Setelah makan bersama yang penuh tawa dan keakraban, Nakula dengan hati penuh keberanian mengandeng tangan Evelyn keluar dari restoran ke tempat parkir.Di tempat parkir, di bawah cahaya lembut lampu jalan, Nakula menyerahkan sebuah buket bunga yang indah kepada Evelyn.
Dengan senyum hangatnya, Nakula berkata, "Evelyn, setiap momen bersamamu adalah kebahagiaan bagiku. Aku ingin menjadikan setiap hari kita bersama sebagai petualangan yang tak terlupakan. Maukah kau menjadi pacarku?"
Evelyn terkejut, namun senyumnya semakin berseri. "Tentu saja, Nakula. Aku sangat bahagia bisa memilikimu dalam hidupku," jawabnya dengan penuh kebahagiaan.
Mereka saling berpelukan di bawah cahaya remang-remang, menandai awal dari sebuah hubungan yang lebih mendalam dan penuh kasih sayang. Tempat parkir yang biasa kini menjadi saksi dari momen berharga dalam kisah cinta Nakula dan Evelyn.
Setelah perjalanan panjang hubungan mereka, Nakula dan Evelyn akhirnya memutuskan untuk menikah. Mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara pernikahan mereka yang akan datang.
Nakula dan Evelyn mengambil foto bersama dengan latar biru untuk buku nikah mereka, menciptakan kenangan indah yang akan terpatri selamanya. Mereka juga memesan undangan pernikahan yang elegan, merencanakan detail acara dengan cermat,membeli bahan baju untuk para bridesmaid,lalu meminta tolong kepada tukang jahitnya untuk menjahitkan,dan memilih baju untuk pernikahan dengan adat jawa yang mencerminkan keindahan dan keharmonisan hubungan mereka.
Namun, satu keputusan yang membuat Nakula merenung adalah saat dia memutuskan untuk mengundang mantannya, Kayana, ke pernikahannya. Dalam surat yang penuh kejujuran, Nakula menulis,Nakula berharap surat tersebut membawa kelegaan didalam hatinya dan kedamaian di antara mereka, serta menandai awal dari babak baru yang penuh cinta dan pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐑𝐲𝐚𝐧 𝐀𝐭𝐚𝐮 𝐍𝐚𝐤𝐮𝐥𝐚 (𝐄𝐧𝐝)
Teen Fiction⚠️ perhatian-perhatian dilarang untuk emosi atau baper dalam cerita,cerita ini hanya fiksi atau tidak nyata, terimakasih.⚠️
𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚
Mulai dari awal