"Apa maksudmu bangs*t?" Ucap Leo kasar. Dia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dan itu membuatnya emosi.
"Hahahaha...... Pantas saja kau mau menerima Kristal. Ternyata Tebakanku benar, kau menerimanya karna kau bodoh!" Ejek Liyo dengan tawa kecil diakhir ucapannya.
Leo menggeretakkan giginya kesal, "jawab pertanyaan ku!!" Sambungnya memerintah Liyo.
"Baiklah-baiklah, seperti nya kau sangat menyanyangi anak itu yah?" Tanya Liyo.
Leo diam tak berkomentar, dia menunggu ucapan lanjutan dari Liyo.
"Aku katakan padamu, kalau kecelakaan anak itu, penembakan kakak dan ayahmu. Terjadi karena Kristal."
Leo masih diam
"Kecelakaan anak itu, Aizel. Terjadi karena mobil yang dia tumpangi sengaja di sabotase saat dia dan kakaknya membeli kue, itulah kenapa rem pada mobil itu tak bisa digunakan. Kenapa di sabotase? Yaa karna Kristal." Leo mengakui semua yang dia lakukan dengan nada datar seakan-akan dia tak merasa bersalah.
"Kau yang melakukannya? Kenapa harus Aizel?" Tanya Leo juga dengan nada datar.
"Percayalah Leo, kau akan digantikan setelah Kristal menemukan orang baru. Aku adalah korbannya."
"Jangan ganggu Aizel lagi"
"Aku tak bisa berjanji untuk tidak mengganggu nya lagi, aku sebenarnya tak ingin melakukan ini tapi tingkah Kristal memaksaku untuk melakukannya."
"Aizel tak bersalah"
"Kita semua tak bersalah, Kristal lah yang bersalah."
"Memangnya tingkah Kristal yang bagaimana sampai-sampai kau tega ingin membunuh orang-orang yang tak BERSALAH!!"
"Kalaupun aku mengatakannya, kau tak akan mempercayainya. Tapi jika kau benar-benar ingin tau, pergilah ke mobil sedan warna hitam dengan plat aaaaab didepan rumah sakit besok. Aku menunggumu disana. Dari pagi sampai tengah malam, kau bebas ingin menemuiku kapan."
"Kau pi-"
"Aku hanya berusaha peduli padamu, kau perlu tau siapa itu Kristal. Jangan berpikir kau bisa melaporkan hal ini pada polisi, karna mereka berpihak kepadaku. Sampai jumpa"
Panggilan telepon itu pun terputus.
Leo bingung, sangat bingung. Mungkin yang dikatakan Liyo memang benar. Dia bodoh.
Setelah di pikir-pikir Leo memang tak terlalu mengenal Kristal. Dia bahkan tak tau dimana orang tua Kristal, apakah mereka masih hidup atau malah sudah meninggal?
Siapa yang harus Leo percayai sekarang??
"Leo... Aku mimpi aneh semalam" Ucap Aizel, memulai pembicaraan.
Aizel merasa ada yang beda dengan Leo hari ini, dia tampak memikirkan sesuatu yang berat.
"Mimpi apa, hmm?" Tanya Leo sambil menyuapi Aizel bubur.
Aizel membuka mulutnya dan memakan sebentar bubur yang ada di mulutnya. "Aku mimpi Kristal jadi buronan karna dia bandar slot," Ucapnya setelah menelan bubur itu.
"Hahahha..... Ada-ada saja. Kenapa kau bisa bermimpi seperti itu?" Ucap Leo lemah.
"Tak tau, kau yang jadi polisinya." Ucap Aizel setelah itu menganggakan mulutnya.
Leo dengan tangkas menyuapi Aizel lagi, sambil berpikir jika Kristal melihat ini. Pasti perempuan alpha itu akan terbakar api cemburu.
Leo tersenyum karna pikirannya sendiri. Namun, senyuman itu luntur saat mengingat percakapannya dengan orang asing di telepon tadi malam.
Leo menimbang-nimbang apakah dia harus menemui orang itu atau tidak?
Dia percaya dengan Kristal dan menganggap orang asing itu berbohong tapi di relung hatinya paling dalam ada setitik keraguannua terhadap Kristal.
Leo pernah mendengar bahwa semakin terang cahaya maka semakin gelap pula bayangannya.
Kristal begitu sempurna baginya, apakah memang benar dia menyimpan kegelapan?
"Leooo!" Panggil Aizel saat Leo sedang termenung.
Leo kaget mendengar panggilan Aizel yang agak keras. "Hah?" Ujarnya.
"Kau memikirkan apa? Aku memanggilmu dari tadi tapi kau terus saja melamun, lihat ada dokter dan suster disampingmu" Ucap Aizel sambil menunjuk seorang dokter dan perawat di samping Leo.
Leo terkejut melihat 2 orang tenaga medis tersebut, dengan refleks dia langsung berdiri.
"Maaf dok, aku tak sadar jika ada dokter dan suster," Ucap Leo canggung.
"Tidak apa-apa Leo, kami hanya ingin memantau Aizel saja." Ucap sang dokter.
"Yaa... Silahkan. Silahkan," Ucap Leo sambil mundur kebelakang memberi dokter dan suster ruang.
"Tapi aku mau minum dulu," Ucap Aizel yang tak sempat minum.
"Oh iy-"
"Biar saya saja tuan," Ucap suster mengambil air di meja nakas disamping tempat tidur Aizel dan memberikannya kepada Aizel.
Leo hanya melihat dokter dan suster berkutat dengan urusannya.
Kristal lah yang membuat Aizel seperti ini. Kakak dan ayahmu ditembak karna Kristal.
Sebuah ingatan kembali muncul di otak Leo.
'Apa benar ini semua gara-gara Kristal?' batin Leo.
Dia ingin menyangkal semua ini, tapi otak dan hatinya mengatakan hal lain.
'Aku harus menemui orang itu' batin Leo mantap.
Tbc
Wahhhh sikembar Leo Liyo mau ketemuan nihhh, semoga Leo bisa jaga diri.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan, jangan malu atau takut untuk komen yahhh...
Sampai jumpa di bagian selanjutnya
Jaga kesehatan
Bye bye
👋ಠಿ_ಠ
KAMU SEDANG MEMBACA
My female alpha : season 2
Werewolf[lanjutan dari my female alpha, kalian bisa membaca season 1 nya dulu.] setelah memutuskan menjadi mate kristal, si alpha perempuan yang cemburuan. hidup leo seketika berubah. perjalanan hidupnya tak mudah, tapi tak ada pilihan lain selain menantan...
Bagian 15 : Leo Liyo
Mulai dari awal