Tapi apa boleh buat? Tuhan menakdirkan jalan hidupnya seperti ini. Mamanya yang penggila laki laki, kasar, minum minuman keras dan ia tidak tahu Papanya.
Setiap ia bertanya pasti Mamanya akan marah. Namun ia tetap menyayangi Mamanya karena beliau adalah keluarga satu satunya. Meski kini semenjak kelas 2 SMP ia mulai bersikap tidak peduli. Sangat bertolak belakang dengan hatinya.
Saat matanya mulai terpejam tiba tiba suara berisik terdengar dari ruang tamu. Terdapat suara laki laki dan perempuan yang Ziel yakini adalah Mamanya dan kekasih Mamanya.
Tak terasa air mata Ziel luruh. Ia menangis dalam diam. Ini yang membuatnya bersikap tidak peduli dengan Mamanya. Ia benci ketika melihat Mamanya pulang dalam keadaan mabuk dan dihantar laki laki.
Sorot mata yang tadinya sendu berubah menjadi tajam.
"Jangan dipedulikan Ziel, tutup mata lalu tidur," ucapnya mengsugesti dirinya sendiri.
Mata Ziel mulai terpejam. Ia mulai memasuki alam mimpi menghiraukan suara berisik di ruang tamu.
Ziel atau Faziello Xinlaire C. anak sebantang kara yang hanya tinggal dengan Mamanya. Hidupnya jauh dari kata baik. Mau segi fisik maupun mental sudah hancur lebur.
Ia menutupi kerapuhannya dengan sikapnya yang suka marah, jahil, nakal, hiperaktif dan masih banyak lagi. Hingga membuat orang orang pasti mengira ia anak yang sangat ceria.
》◇~◇~◇~◇《
Pagi harinya, Ziel berangkat pagi pagi sebelum Mamanya bangun. Ia tidak mau merusak moodnya dihari pertama ia masuk SMA.
Saat ia melewati ruang tamu ia melihat Mamanya yang tertidur di sofa, diatas laki laki yang nampak asing bagi Ziel.
"Kek bukan pacarnya Mama,"
"Ck, tau deh mending berangkat, eh sekalian cari roti sama susu dengg,"
Ziel berangkat menggunakan motor Vario 150 kesayangannya. Ia membeli dengan hasil balapan dan part time di cafe.
Ia mulai melajukan motornya santai karena masih ada waktu 45 menit sebelum bel masuk berbunyi. Lagian waktu yang diperlukan untuk sampai sekolah tidak lebih dari 15 menit.
Ia memberhentikan motornya ke sebuah toko kelontong.
"Permisi bu, ada susu kontak sama roti engga?"
"Ada dek, disebelah sana silahkan pilih sendiri," jawab sang pemilik toko sambil menunjuk rak berisi roti dan susu.
"Jadi berapa bu?"
"12 ribu dek,"
"Ini bu, pas ya,"
"Iya dek terimakasih,"
Ziel pun melanjutkan perjalanan menuju sekolah barunya.
Saat sudah sampai di gerbang ia terperangah melihat bangunan megah di hadapannya.
"Anjir klo engga pke beasiswa ginjal gw bisa ilang satu nih cuma buat sekolah disini," kagum Ziel.
Dengan segera ia memarkirkan motornya. Lalu membuka hp guna mencari tahu posisi teman temannya.
Cogil
Tap for info groupYou
Pada dimanah nih??
Gw kaya anak hilangKayzen
Aula, Lo dmn?You
Masih di parkiran motor sihKayzen
Gw smperinYou
Gausah gw yang kesanaZiel memasukkan kembali hpnya ke saku celana dan berjalan sesuai feeling nya saja. Sekalian melihat lihat sekolah barunya. Toh jika ia tersasar tinggal menanyakan arah ke aula pada murid yang ada disana bukan?
Mungkin karena masih pukul 6.45 sedangkan SMA X'Cald masuk jam 7.15 hanya sedikit murid yang berkeliaran. Di parkiran tadi juga masih sepi.
20 menit berlalu sekolah mulai ramai. Ziel juga sudah lelah berkeliling. Jadi ia memutuskan bertanya pada seorang siswa yang ada disana.
"Permisi kak," ucap Ziel
Siapa tuu
Bjir imuttt bangetttt
Dia nggak salah sekolah kan??
Celetuk teman teman siswi Ziel sapa dan akan ia tanyai jalan menuju aula. Ilang juga tu bocah
"Ssttt jangan bikin takut kalian,"
"Ehem, iya ada apa?" lembut siswi itu.
"Eumm gini kak, saya mau tanya aula buat MOS disebelah mana ya?"
"Oh itu, nanti dari sini kamu turun ke lantai 1 lewat tangga diujung sana, terus lurus aja sampe ada lorong belok ke kanan, nah kamu belok aja nah aulanya ada di ujung lorong itu,"
"Oke kak makasih yaa," ucap Ziel sambil tersenyum manis.
"Sama sama adek manis,"
"Kalo gitu saya permisi," pamit Ziel lalu beranjak dari sana menuju tangga yang siswi itu tadi sebutkan.
"SEMANGAT MOS NYA DEGEM," teriak teman siswi tadi.
"Apaan tuh degem degem,"
"Dedek Gemes hehehe,"
"Sa'ae lo juminten,"
Kembali ke Ziel. Ia sudah sampai di lantai satu dan sedang mencari lorong belokkan ke kanan.
"Lorong kanan lorong kanan," gumam Ziel.
Ia celingak celinguk mencari lorong yang dimaksud kakak kelasnya tadi.
"Ah itu kali ya," ucap Ziel saat melihat beberapa anak yang menggunakan name tag berbelok ke sebuah lorong.
Dan ternyata benar. Ziel masuk ke aula itu yang sudah dipenuhi siswa baru. Ia mengedarkan pandangannya guna mencari teman teman nya. Mata nya jatuh ke satu titik. Terdapat Melvan yang melambai lambai.
Dengan cepat ia menuju kesana. Lalu duduk disebuah kursi antara Kayzen dan Melvan. Sedangkan Vioz disebelah Melvan.
"Darimana?" selidik Kayzen.
Gleg
Ziel menelan ludah susah payah. Dengan patah patah ia menoleh ke Kayzen yang sedang menatapnya seperti singa menatap mangsanya."Hehehe, tadi keliling dulu," cengir Ziel tak berdosa.
"Kenapa g langsung kesini?"
Ziel menundukkan kepalanya. Ia takut pada aura Kayzen yang seolah olah menekannya.
"M-maaf," cicit Ziel.
"Udahlah Zen kasihan bocil gw," tengah Vioz.
"Heem Zen masa hari pertama sekolah lo bikin nangis," sahut Melvan.
Hah
Kayzen menghela nafas kasar. Ia hanya takut Ziel dihadang kakak kelas atau apalah itu. Ia sudah menghanggap Ziel sebagai adeknya sendiri."Don't do again without permission," ucap Kayzen lembut sambil mengusap surai indah Ziel.
Ziel mendongak mentap Kayzen lalu mengangguk dengan senyum manisnya.
○
○
○
○
○
○
TbcHAI HAI HALLO GAISS AKU BALIK YANG PASTINYA DENGAN CERITA YANG AKU JANJIIN BULAN LALU.
MENURUT KALIAN GIMANA?? BAGUS ENGGA??DP DULU LANJUTNYA HABIS TERIMA RAPOT OKEE SEMANGAT PAS GAISS. BUBAYYY👋👋👋💖
KAMU SEDANG MEMBACA
FAZIELLO
Random"Ikutlah kami ke mansion," "Maaf om ada lilin yang harus saya jaga," ◇~◇~◇ Seorang pemuda yang bernama Faziello XC hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ia sangat menyayangi ibunya meski ibunya sering bertindak kasar dan tidak segan memukulnya. Sepert...
Bab 1
Mulai dari awal