Rea pun mengangguk. "Ah, ayo keluar. Tante Manda sama om Arga lagi jalan kemari"
Zoya menganggukkan kepalanya, namun matanya masih melihati Sabinna yang terbaring lemah di ranjang. Ia tersenyum melihat Sabinna, walaupun hatinya hancur melihat Sabinna yang seperti itu.
Dan keduanya pun berjalan kearah pintu.
"Rea?! Zoya?!"
Keduanya yang mendengarkan itupun terkejut dan keduanya melihat Manda yang memasuki ruangan bersama Arga saat keduanya ingin berjalan keluar.
"Kamu kenapa, Rea...?!" tanya Manda saat melihat mata Rea memerah.
Rea yang melihat itupun hanya menggeleng sembari tersenyum tipis. "Zoya sama Rea ke kantin dulu tan, om" Zoya melihat kedua orangtuanya Sabinna sembari tersenyum manis, lalu berjalan keluar dari ruangan bersama Rea.
Manda melihati kepergian keduanya, dan ia langsung mendekati ranjang Sabinna. Kedua tangannya terangkat dan menutup bibirnya saat melihat kondisi anak semata wayangnya, matanya berkaca-kaca.
"B-brinna...?!" Air mata Manda mengalir saat tangannya bergerak dengan gemetar menyentuh tangan Sabinna yang dipenuhi dengan luka gores terlihat dalam.
Ia mengelus-elus tangan Sabinna sembari menahan tangisnya, ia melihati wajah damai Sabinna yang sedang tertidur. "Brinna... Maafin bunda, sayang..." Ia mencodongkan tubuh lalu memeluk Sabinna.
Manda mencium kening Sabinna, air matanya kembali mengalir. "M-maafin bunda, Brinna..." ia menarik diri dengan perasaan begitu hancur, sangat sakit saat melihat kondisi anak semata wayangnya seperti itu.
Manda kembali memegang tangan Sabinna, dan ia merasakan jari-jari tangan Sabinna bergerak. Ia langsung melihat jari-jari tangan Sabinna lalu langsung beralih melihat wajah Sabinna, ia melihat Sabinna membuka mata perlahan-lahan.
"B-brinna?!" Manda melihat Sabinna yang mulai membuka mata.
Dan sekali lagi, gadis itu tampak linglung saat sudah membuka matanya. "A-alvaro..." gumamnya tak dapat didengar.
Sabinna pun dengan lemas beralih, ia melihat Manda namun pandangannya tampak blur. "B-bunda...?"
Manda yang melihat itupun tersenyum, air matanya kembali mengalir. "I-iya, sayang... Ini bunda, Brinna..."
Sabinna berusaha untuk tersenyum saat mengetahui itu bundanya. "M-maafin Sabrinna, b-bun..." tangannya menggenggam kuat tangan Manda saat ia melihat Manda yang menangis melihatnya.
Manda melihat Sabinna yang mulai berusaha mengatur nafas, ia menggelengkan kepalanya. "K-kamu nggak salah, sayang..." tangannya bergerak mengusap-usap rambut Sabinna.
Sabinna melihat bundanya dengan pandangannya yang masih blur. "B-bunda ja-ngan nangis... S-sabrinna min-ta m-maaf, maa-fin Brinna... A-ayah... Bu-nda... S-sabrinna minta ma-af... Kare-na, u-dah, bu-at... A-ayah kece-wa..." Sabinna beralih menatap Arga yang hanya diam melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Teen Fiction[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!
65 : janji Alvaro dan... I love you?
Mulai dari awal