Hari pertama

Mulai dari awal
                                    

Suara langkah kaki membuat Biu berdebar takut, pria yang tengah mempersiapkan bekal makan siang untuk suami majikannya itu beringsut menyembunyikan diri sebisa mungkin.

"Makanan apa ini? Jelek sekali." Komentar Bible sembari menyimpan tas kerjanya. Pria itu menatap pancake buatan Biu dengan malas. "Membuat selera makan orang hilang saja."

"Maaf tuan, biar saya ganti." Biu menunduk, berjalan menuju meja makan.

Tiba-tiba saja Bible memiliki ide cemerlang. Pria itu segera melahap pancake buatan Biu dengan niat akan memuntahkannya di depan si manis.

Namun baru saja makanan sederhana itu masuk ke mulutnya, senyum miringnya hilang begitu saja.

Rasa yang tidak asing dicecap oleh lidahnya, manis pancake yang pas membuatnya ingin menyuap lagi.

"Biar sa—" Bible menepis tangan Biu yang akan mengambil piringnya.

"Pergilah ke kamarmu. Aku tidak ingin melihatmu."

"Bekal makan siang anda tuan—"

"Kau pikir aku bayi harus membawa bekal makan siang? Pergi sekarang dari hadapanku."

Biu mengangguk, dengan wajah yang masih tertunduk, setengah berlari pria kecil itu pergi menuju kamar yang diberikan Nasita untuknya.

Sementara itu, setelah memastikan Biu tidak lagi melihatnya, Bible kembali menyuap pancake itu ke dalam mulutnya. "Aneh, rasanya biasa saja tapi kenapa aku tidak bisa berhenti mengunyah. Kenapa rasanya tidak asing, siapa yang pernah membuatkan aku pancake seperti ini?"

***

Mobil Bible meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Biu akhirnya bisa bernafas lega. Pria kecil dengan perut keroncongan itu akhirnya memberanikan diri untuk mengambil makanan. Ia tidak bisa lagi menunggu Bible mengizinkannya makan, atau kalau tidak mungkin nanti malam saat pria itu tiba, ia akan ditemukan pingsan tak berdaya.

"Pancakenya habis?" Biu menatap piring bekas pancake yang masih berada di meja makan. Isi diatasnya telah ludes. "Atau tuan Bible membuangnya ya?"

Krukkk krukkk

Ditengah kebingungannya, Biu disadarkan oleh suara perutnya yang nyaring. "Ah sudahlah, dimakan atau tidak bukan urusanku."

Pria kecil itu memutuskan membawa piring dan gelas bekas Bible, setelah menyimpannya diatas wastafel, Biu lalu mengambil makanan yang tadi sempat dibuatnya untuk makan siang suami majikannya itu.

Entah apa yang akan ia hadapi nanti malam, ia harus tetap kuat dengan makan.

***

Bible tiba dikantor masih dengan otaknya yang bertanya-tanya tentang sarapan sederhana yang dibuat Biu untuknya.

Pekerjaan yang menumpuk di depannya tidak membuat Bible berselera, ia justru terus melamun.

"Untuk apa juga aku berpikir soal pelayan itu?" Bible mencoba mengusir pikirannya. "Bisa besar kepala jika dia tahu aku menyukai sarapan buatannya."

Bible mencoba mengeyahkan pikirannya. Pria itu lalu mulai membuka laptopnya agar bisa mulai bekerja.

"Tapi, dia di rumah sendirian. Jangan-jangan dia akan membuat kekacauan?"

Bukannya mulai bekerja, Bible justru langsung membuka cctv rumahnya yang terhubung ke laptop. Memeriksa apa yang tengah Biu lakukan.

"Membersihkan rumah?"

Dilayar menampilkan Biu yang sedang membersihkan rumahnya.

"Apa dia sanggup melakukan pekerjaan rumah sendirian?"

Bible tidak sadar ia sangat serius memerhatikan apa yang tengah Biu lakukan di rumahnya.

"Benar-benar berdarah pelayan, dia sangat cekatan. Nasita sangat aneh, bagaimana bisa anakku dilahirkan olehnya?"

***

"Huh lelahnya.." Biu menghapus keringat yang menetes di lehernya. Setelah seluruh rumah beres, ia kini berada di halaman belakang. Membersihkan kolam berenang dari daun-daun yang berguguran.

Langkahnya begitu ringan, tubuh kecilnya bergerak ke sana ke mari. Ia tidak tahu bahwa berjarak beberapa kilometer dari tempatnya, ada seseorang yang memerhatikannya lewat layar.

"Ikan? Kok di kolam berenang ada ikan?" Biu mencoba melihat ke dasar kolam untuk memastikan. "Loh?" Pria kecil itu menggaruk kepalanya. "Beneran ikan ya?"

Merasa harus melihat lebih dekat, Biu kemudian membuka sandalnya dan menyimpan alat pengambil daun di tanah.

Biu berjongkok, sayangnya karena lantai pinggir kolam licin, ia justru terjatuh.

"Arghhhh..."

Pria kecil berteriak kaget ketika tubuhnya jatuh ke dalam kolam berenang yang cukup tinggi itu.

***

Halo 👋🏻👋🏻👋🏻

SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang