Chapter 39

78.3K 4K 92
                                    


HAPPY READING

***

kini Misya berada diparkiran SMA Banaspati. Dirinya memutuskan untuk membawa mobil sendiri, dia tidak mau seperti sebelum-sebelumnya. Misya keluar dari mobilnya dan disambut oleh Shaka.

Misya berdiri dan melihat Shaka didepannya. Misya memejamkan matanya dan menarik napasnya panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Ia kembali membuka mata dan melihat Shaka lagi. Dikiranya bakal ilang kali.

"Kenapa Lo blokir nomor gue Sya? Kemarin gue nelponin Lo." Ucap Shaka.

Misya tidak memperdulikan ucapan Shaka, ia langsung berjalan meninggalkan Shaka. Banyak pasang mata melihat ke arah mereka berdua. Ada yang terkejut dengan perubahan Shaka dan Misya. Yang jika dulu, Misya lah yang terus-terusan mengejar Shaka, tetapi sekarang?

Ada yang menatap tidak suka kepada Misya karena sikap sok nya. Ada juga yang senang dengan perubahan Misya yang tidak mengejar Shaka lagi. Karena kodrat wanita itu dikejar bukan mengejar. Ya kan ladies?

Para inti Lavegas pun tak kalah kagetnya saat melihat langsung Shaka yang kini malah mendekati Misya secara terang-terangan.

"Gue ngga bisa bayangin si jadi Misya." Ucap Gibran.

"Iya, yang awalnya cinta mati malah jadi benci. Emang sesakit itu kayaknya." Celetuk Shandy.

"Bukannya Misya ngga suka sama Shaka gara-gara amnesia?" Bingung Joni.

"Iya si. Tapi, apa mungkin bisa sebenci itu sama Shaka kalau Misya ngga inget semua yang udah dilakuin Shaka sama dirinya? Kecuali salah satu sahabatnya yang nyeritain tentang Shaka." Ucap Zevan.

"Mungkin aja. Kita liat aja gimana Shaka sekarang yang diposisi Misya." Ucap Gibran.

Kini, Shaka mengejar Misya yang sudah berjalan menjauhinya. Langkah Misya terhenti saat Shaka mencekal lengannya.

Misya menghadap kebelakang melihat Shaka. "Apa lagi!" Sentak Misya.

"Tolong kasih gue kesempatan."

"Gue udah bilang, kalau gue ngga akan ngasih kesempatan buat Lo."

"Gapapa Lo ngga ngasih, tapi sikap Lo jangan kayak gini ke gue."

Misya mendengus kesal. "Itu yang dirasain Misya dulu."

Shaka menggenggam kedua tangan Misya lembut. "Pliss maafin gue."

"Gue udah maafin Lo." Misya berucap sambil melepaskan tangan Shaka yang menggenggam tangannya.

Shaka tersenyum. "Beneran?" Binar Shaka yang tercetak jelas di wajah tampannya.

"Maafin doang bukan berarti gue bisa nerima Lo lagi." Ucap Misya kemudian berlalu dari hadapan Shaka.

"GUE NGGA PERDULI SYA. GUE BAKAL TETEP NGEJAR LO." Ucap Shaka berteriak. Kini para murid yang melihat dan mendengar itu semua mulai berbisik-bisik melihat tingkah laku berbeda dari Shaka.

Shaka tidak memperdulikan semua orang. Sekarang dipikirannya cuman satu, yaitu mendapatkan Misya kembali.

***

"Gue minta maaf."

Tania kaget saat mendengar tiga kata tersebut keluar dari mulut Shaka. Apa dirinya mimpi sekarang? Baru kali ini ia mendengar Shaka mengucapkan kalimat tersebut.

Kini mereka berdua berada dikoridor sekolah. Tadi mereka tidak sengaja berpapasan, sampai akhirnya Shaka meminta Tania untuk berbicara dengannya sebentar. Tania menyetujui permintaan Shaka. Toh dikoridor banyak orang yang berlalu lalang juga jadi Tania merasa aman.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now