⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Shani dan juga Chika sedang berada diruang keluarga. Shani terus memperhatikan Chika yang sedang bermain dihadapannya. Seketika pikirannya kembali teringat akan hal yang suatu saat mungkin akan terjadi.
Dia tidak bisa membayangkan jika hidupnya tanpa Chika. Mungkin kebahagiaannya akan hilang. Meskipun sekarang dia sedang mengandung anaknya sendiri. Tapi Chika lebih dari itu baginya. Sesekali ia juga mengelus perutnya itu yang mulai terlihat.
Cio dan juga Shani masih memikirkan bagaimana cara memberi tahu Chika soal ini.
Cio datang menghampiri mereka. Kebetulan hari ini hari Minggu jadi mereka semua ada dirumah.Cio duduk disebelah istrinya itu lalu merangkulnya. Ia tahu bahwa pikiran sang istri sedang bercabang. Cio sudah memperingatkan Shani bahwa jangan terlalu dipikirkan apa yang masih menjadi misteri. Dan untuk lebih fokus lagi pada kandungannya saat ini.
"Hei, kok bengong aja sih." Ucap Cio.
"Eh yah, nggak kok bunda lagi liatin Chika." Bohong Shani.
"Kamu gak usah bohong sama aku Bun, aku tau kamu lagi mikirin apa" Shani menghela nafasnya dan menyandarkan kepalanya pada bahu Cio.
"Bunda coba gak mikirin tapi tetep aja kepikiran yah."
"Kita coba sekarang bilang ke Chika yuk, mood dia lagi bagus kayaknya." Ucap Cio.
"Aku gak tega yah, aku belum siap."
"Sampe kapan Bun? Sampe adeknya tiba-tiba lahir?"
Shani berpikir sejenak. Dan memang perkataan suaminya itu benar. Dia sudah tau bagaimana reaksi Chika nantinya.
"Tapi kamu yang bilang yah, aku ga sampai hati."
"Iyaa."
"Princess sini sayang!" Panggil Cio, Chika menghampiri Shani dan juga Cio yang sedang duduk di sofa.
"Apa ayah?"
"Sini deh elus perut Bunda!" Titah Cio.
"Bunda sakit? Kenapa perutnya?"
"Elus aja sayang, sini duduk dipangku ayah" Chika segera menaiki paha ayahnya.
"Kok perut bunda agak besar Bun? Bunda kenapa?" Tanya Chika.
"Mmmmm... Tapi kamu ga boleh marah sama bunda sayang." Pinta Shani.
"Kenapa Bun ih, aku kan ga tau." Chika terus menatap Shani penuh penasaran.
"Didalem perut bunda ada adek sayang." Ucap Cio
Seketika Chika berhenti mengelus perut bundanya itu. Hatinya terasa sakit saat mendengar hal itu. Chika berlari menuju kamarnya tanpa sepatah kata pun.
"Sayang tunggu bunda!!!! Yah anaknya yah gimana????" Ucap Shani dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia berusaha mengejar Chika. Tapi Cio menahannya.
"Biarin nanti ayah coba temuin dia Bun, kamu tenang dulu."
"Tapi yaaahh, dia pasti marah hikss, maaf sayang hikksss."
"Udah Bun, kasih dia waktu dulu buat sendiri." Ucap Cio, yang berusaha menenangkan Shani.
POV Chika
Chika berlari menuju kamarnya. Ia menutup kencang pintu kamar itu sampai berbunyi. Lalu dia menjatuhkan tubuhnya di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [END]
Teen FictionTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.