Samudera memasukkan id card yang dicurinya ke dalam scan card. Pintu laboratorium terbuka, awal memasuki area ini, hanya ada sebuah lorong yang di pinggirnya tergantung kain-kain putih. Keduanya memasuki ruangan selanjutnya, tak ada yang mencurigakan. Hanya saja ada begitu banyak proyek S-7 tersimpan di sini. Binatang-binatang itu berada di dalam tabung-tabung besar berisi cairan yang keduanya ketahui sebagai alat untuk tetap mempertahankan eksperimen.

Berjalan dan terus berjalan, hingga akhirnya mereka tiba di ruang kordinator lab. Hologram komputer sedang mati saat ini, jika mereka menyalakannya, maka akan ketahuan.

"Kapten, kemari." Samudera menoleh ketika Akio memanggil. Di tangan anggotanya itu memegang sebuah buku kecil, seperti buku diary?

"Apa ini? tanyanya.

Akio menggeleng, "Ayo kita buka, jika kita ingin mengetahuinya."

Dengan segera, Akio membuka buku tersebut. Namun, setelahnya dia mengernyit, dia bisa baca tulisannya, tapi lama banget buat mengartikan arti tulisannya. Samudera yang paham akan hal itu segera mengambil buku tersebut dari tangan Akio.

Dirinya terus membaca buku tersebut, hingga pada dua halaman terakhir, Samudera mengenali sebuah foto dan nama yang tertera di bawah foto itu.

"Naufal Gavriel?" tanyanya bergumam. Gumaman itu membuat Akio sedikit tersentak dan hal itu tak lepas dari pandangan Samudera.

"Siapa itu?" tanya Akio bingung.

"Murid Alpha High School. Kau mengenalnya?" Mulut Akio terbuka lebar, matanya membola sempurna, setelahnya pemuda itu menggeleng.

"Tidak," jawabnya sembari menggigit bibir bawah.

"Naufal adalah murid Alpha High School tahun 2021 yang di drop out dari sekolah karena skor semesternya di bawah 90,00 selama dua semester berturut-turut. Dan juga merupakan salah satu AI manusia yang dijadikan alat untuk melakukan kudeta negara." Perkataan dari kalimat Samudera membuat Akio tak bisa berkata-kata, hingga dia tersadar satu hal.

"Apa maksudmu? AI manusia? Apa hubungannya dengan Alpha High School?" tanya Akio yang merasa janggal.

Samudera masih terus menatap foto tersebut. "Alpha High School tak seindah yang kalian bayangkan. Dengan kau tidak sekolah di sana, itu artinya kau adalah salah satu orang beruntung yang tidak akan merasakan tekanan dan penderitaan dari sebuah sistem sekolah." Akio tetap diam, melalui penjelasan Samudera membuatnya berpikir, jika saat itu dia lulus seleksi dan menjadi siswa AHS, apakah dia akan menderita?

"Kapten, apakah kau alumni AHS yang dimaksud?" tanyanya lagi. Namun, Samudera hanya tersenyum hingga keduanya terkejut ketika alarm tanda bahaya berbunyi.

÷

Utara tersentak kala tiba-tiba komputernya padam sendiri, begitupula dengan sambungan komunikasi dengan Samudera. Sudah satu jam dia mencoba menghubungi rekan-rekannya itu, bahkan mencari titik koordinat mereka sejak tadi, tetapi sekarang malah komputer serta alat komunikasinya mati begitu saja.

"ANYINK!" teriaknya sembari memukul meja begitu kuat membuat Davide yang berjaga di luar langsung berlari masuk ke dalam.

"Apa yang terjadi?" tanya Davide khawatir. Namun, Utara hanya mengangkat alisnya bingung sembari menatap Davide dari ujung kepala sampai kaki.

"Lo yang kenapa?" tanyanya balik.

"Hah?!" Davide bingung, Utara mulai menggunakan bahasa negaranya yang membuat Davide hampir tidak mengerti.

"Oh iya, kau melihat mereka kembali?" tanya Utara tiba-tiba dan Davide pun menggeleng.

Keduanya mendapatkan tugas menjaga camp saat Samudera dan yang lain pergi menjalankan misi mereka. Awalnya Utara bersih keras untuk ikut, tapi dilarang oleh Samudera karena selain Rafael hanya Utara saja yang bisa menghack data EAS.

Helaan napas terdengar dari Davide, pemuda itu mengambil duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari Utara berada. Seragam tentara hitam dengan lambang singa dan pedang yang di silang di lengan kirinya yang menunjukkan jika mereka murid EAS pun tersemat di tubuh pemuda itu.

"Sampai kapan kita harus menunggu?" tanya Davide yang merasa kesal. Sama halnya dengan Utara, pemuda itu ingin ikut juga tadinya.

"Sampai mereka balik ke mari," jawab Utara sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kursi.

"Tolong kami!"

Keduanya langsung saling pandang, kemudian berlari ke luar ruangan. Sampai di ruangan tengah, mereka terkejut saat anggota mereka sudah kembali. Namun, hanya tiga orang dan ketiganya terluka.

"Apa yang terjadi?!" tanya Utara panik. Pemuda itu membantu salah satu anggotanya, menyibak baju seragam anggotanya hingga satu bekas tembakan tercetak di perut sebelah kiri.

"Cepat angkat dia ke ruang medis!" Mendengar titah dari sang wakil kapten. Para anggotanya segera membawa tubuh itu ke ruang medis.

Davide dan dua lainnya menunggu di luar ruangan, sedangkan Utara di dalam sedang berusaha mengobati anggotanya.

"Kalian terluka, aku akan ambil peralatan medis untuk mengobati luka kalian," ujar Davide sembari bangkit mengambil kotak peralatan medis.

Sedangkan di dalam ruangan, Utara masih berusaha menyelamatkan anggotanya. Melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan peluru dari dalam perut.

"Tetaplah sadar, jangan tutup matamu!" ujar Utara kepada anggotanya.

Baru satu peluru yang berhasil ke luar, masih ada satu lagi. Namun, Utara sudah meletakkan pinsetnya. Pemuda itu memejamkan matanya, seolah ditarik gravitasi, tubuhnya luruh begitu saja.

"Gue gagal lagi...," lirihnya sembari mendongak, menatap anggotanya yang terbaring tanpa nyawa. Sejak awal, mau melakukan penanganan medis bagaimana pun, tak akan berhasil, dua peluru bersarang di perut dan korban sudah kehabisan darah ketika menuju kemari.

Tak sengaja, netra Utara melirik sebuah rompi yang dipakai anggotanya tadi. Netranya melihat sebuah buku kecil tersimpan di kantong rompi itu. Entah mengapa, rasa penasarannya begitu memuncak, tangannya mulai mengambil buku itu, diperhatikan cukup lama hingga buku itu mulai terbuka. Tepat pada halaman terakhir, sebuah foto dengan nama yang tersemat di bawah foto itu membuat Utara mengepalkan tangannya.

"Wolf Hells sialan!" desisnya tertahan.





#halo wins!
How's your day?

Aku balik lagi, kangen ga?
Aku kangen ><

Next chapter 👉
Thanks for everything and I love you all 🖤

[✓] Genius Dangerous 2025 : Epsilon Academy SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang