Happy reading...
***
"Waktu itu lo mergokin Jerome sama Miranda mau ciuman di taman belakang sekolah. Lo marah banget jadi pas pulang sekolah lo nungguin Miranda di deket tangga. Gue gak tau pasti cekcok lo kayak gimana soalnya waktu itu gue ke WC bentar sama Letrina kalau Casandra pulang duluan karena ada urusan keluarga. Pas gue dateng, yang gue liat lo udah jambak Miranda, pas di deket tangga gue liat lo hampir jatuh dan Miranda sengaja dorong lo-" Kesya berhenti sejenak.
"Gue gak tau tuh anak udah nyantet mereka semua atau gimana yang pasti mereka tuh percaya kalau Miranda cuman mau lepasin jambakan lo dari rambutnya dan itu dia jadiin alasan untuk dorong lo. Sampai sekarang gak ada yang mau percaya kalau kejadian itu emang disengaja Miranda" lanjutnya.
Penjelasan Kesya tadi membuatnya pusing. Giren memegangi kepalanya mencoba menghilangkan rasa sakit yang dahsyat itu. Tiba tiba ada sebuah ingatan yang terlintas di kepalanya membuat ia semakin memegangi kepalanya.
"Akhhh sakit" Rintinya kesakitan.
Flashback on
"Berhenti lo di situ" Ucap Giren.
"Kenapa ya kak" Tanya Miranda.
Giren menghampiri Miranda dengan wajah yang dipenuhi amarah.
Plak
Satu tamparan lolos di pipi mulus Miranda, akibat tamparan itu membuat kepala Miranda sedikit tertoleh ke samping. Terlihat jelas tanda merah di pipinya.
Giren mencengkeram dagu Miranda dengan kasar membuat Miranda mengeluh kesakitan "Lo udah berkali kali gue peringatin ya Bitch, JANGAN DEKAT DEKET SAMA JEROME" Giren melepaskan cengkeramannya.
"Hiks t-tapi aku suka sama kak Jerome"
"Asal lo tau ya gue lebih dulu suka sama Jerome, dan lo gak berhak ngerebut dia dari gue. Lo tuh cuman anak beasiswa disini jadi gak usah kebanyakan gaya"
"Kakak juga gak berhak ngelarang aku untuk suka sama kak Jerome, kalian juga gak ada hubungan kan" Tampaknya Miranda semakin berani menjawab Giren.
Karna sudah sangat geram Giren maju dan menarik rambut Miranda sampai kepalanya mendongak ke atas.
"Tutup mulut jalang lo itu, gue tau lo deketin Jerome cuman mau dapetin hartanya doang kan. Cewe kayak lo cuman suka sama duit doang apalagi lo miskin. Lo butuh berapa sih, sebutin biar gue kasi"
Miranda semakin menjerit meminta tolong. Tak lama kemudian Yezril datang, ia sangat terkejut melihat kejadian itu.
"Miranda" Ujar Yezril terkejut melihat kejadian itu. Ia mencoba merelai mereka tapi cengkraman Giren lebih kuat.
"Gak usah ikut campur bang ini urusan gue sama cewe gatel ini"
"Girenn" Teriak Kesya dan Letrina yang baru saja sampai.
"Sakit hiks hiks kak tolong aku hiks" Tangis Miranda yang masih mencoba melepaskan tangan Giren dari rambutnya.
"Giren lepasin, lo udah keterlaluan banget tau gak" Yezril masih mencoba untuk melepaskan jambakan Giren.
"Minggir gak usah ikut campur, dia emang harus di kasi pelajaran"
Tak ia sadari posisinya sudah berada di dekat tangga. Sampai kakinya hampir tergelincir ke bawah jika tidak segera memperbaiki letak kakinya berdiri. Di saat itu juga Giren melihat Miranda tersenyum menyeringai. Baru saja Miranda memudarkan senyumannya Giren sudah terdorong dari atas tangga sampai ke bawah dan membuatnya terbentur dinding pembatas.
"Aaaaaaa" Teriak Giren yang sudah berguling ke bawah.
"GIRENNN" Jerit Kesya, Letrina dan Yezril bersamaan.
Flashback off
Di suatu ruangan tampak beberapa orang sedang mengerumuni satu gadis yang masih setia menutup matanya di atas ranjang.
"Ren bangun, ayo dong jangan bikin kita semua panik" Ucap Kesya mencoba membangunkan Giren yang sudah sedari tadi pingsan.
Perlahan lahan mata lentik itu terbuka. Ia tampak bingung melihat banyak orang yang mengerumuninya saat ini.
"Aku kenapa" Giren masih mencoba mengumpulkan energinya.
"Lo tadi pingsan dan sekarang kita lagi di UKS" Jawab Letrina.
Giren mencoba bangkit untuk duduk, dan di bantu oleh Casandra. "Pelan pelan"
"Makasih"
"Kak Giren kamu gapapa" Tanya Miranda di sebelah Jerome membuat Kesya, Letrina, dan Casandra menatapnya sinis.
"Iya"
"Oh jadi ini yang buat Giren jatuh, mukanya sih polos aku sampe ketipu sama tampang lugunya, Emm lebih tepatnya sih sok lugu" Batin Giren.
"Syukur deh kalau gitu, aku tadi khawatir banget soalnya kata kak Yezril kamu baru aja sembuh." Miranda hanya tersenyum terpaksa.
Perkataan Miranda membuat Giren dan ketiga sahabatnya sedikit kesal. Benar kata Kesya, Miranda sangat munafik.
"Oh iya kamu juga amnesia ya kalau gitu kenalin aku Miranda Hafza Zaid temannya kak Yezril dan kak Yezran" Lagi lagi Giren hanya senyum paksa.
"Emm btw tadi yang bawa aku ke UKS siapa? Gak mungkin kalian kan yang angkat aku sampai sini"
"Gue" Sahut seseorang di belakang Jerome.
Pria itu maju ke samping Jerome. Giren ingat, tadi pagi dia sempat melihat orang itu bersama teman teman abangnya.
"Makasih udah bawa aku ke sini" Ucap Giren tersenyum tulus.
Entahlah rasanya seperti sedang di sengat sesuatu, ada perasaan aneh yang Abizer rasakan saat melihat senyuman Giren, Ia seperti di hipnotis. Ovan sadar melihat respon Abizer yang aneh. Ia berinisiatif menyenggolnya dengan sikutnya.
"Ah iya sama sama" Ucap Abizer setelah sadar.
"Lo mikirin apa" Bisik Ovan.
"Gak ada" Jawab Abizer berusaha tenang.
"Gue kanapa, rasanya ada yang nyetrum gue pas liat dia senyum" Batin Abizer.
Entah ada apa Yezril maju mendekati ranjang Giren. "Lo jangan coba coba buat ngadu sama ayah ataupun bunda soal lo pingsan, nanti yang ada gue sama Yezran yang kena" Tegasnya.
"Aku bukan tukang ngadu kali"
"Terserah" Ucapnya sebelum keluar dan di ikuti teman temannya.
Bersambung...
YOU ARE READING
MEZOREN [Tamat]
Teen Fiction[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK MASUK AKAL] Seorang gadis desa yang tidak sengaja jiwanya singgah pada satu tubuh yang mengalami kece...