Ruang rapat mulai riuh karena kepala-kepala divisi dari NSB dan IB sudah berdatangan. Berhubung rapat perdana dilakukan di lantai 4, Brenada sudah duduk di salah satu kursi sejak tadi. Kini tinggal menunggu satu orang saja, siapa lagi kalau bukan Leonard Kennedy.

Judy tiba-tiba mendekat dan berbisik mengabarkan bahwa Leonard akan sedikit terlambat dan meminta rapat untuk segera dimulai tanpa dirinya terlebih dahulu. Lagi-lagi, lelaki itu terlambat. Ada memutuskan bahwa ia yang akan memimpin rapat terlebih dahulu.

Lima belas menit berselang, terdengar ketukan pintu yang seketika menghentikan segala pembahasan karena semua orang fokus kepada sosok yang baru saja masuk. Brenada menghela nafas,"Bisa kita lanjutkan?" tegurnya kepada semua anggota rapat.

Kursi yang tersisa hanya terletak di sebelah kursinya, hingga Leonard bergerak pelan di belakangnya lalu duduk dengan tenang. Brenada tidak bisa tidak merasa terganggu dengan aroma parfum yang tidak pernah berubah sejak pertama kali mereka bertemu, hanya saja kali ini ia dapat menangkap sedikit aroma manis segar seperti cologne untuk anak-anak.

Brenada merasa terganggu dengan kenyataan bahwa sepanjang rapat, tidak sekalipun Leonard memalingkan tubuh dan muka ke arahnya. Ia jadi mengingat kembali momen ketika dulu mereka yang sesekali terlibat satu misi yang sama, Leonard akan sesering mungkin mencuri pandang ke arahnya. Bahkan pernah sekali waktu lelaki itu mengabaikan seluruh isi rapat hanya untuk terus memandangi dirinya.

Rapat berakhir. Orang-orang beristirahat sejenak sembari menikmati makanan ringan yang disediakan sebelum kembali ke ruangan mereka masing-masing. Brenada hendak mengambil botol air mineral di depannya, seiring dengan gerakan Leonard yang hendak mengambil botol yang sama. Ia tersenyum lalu berkata, "Tidak perlu rep—" namun kalimatnya terhenti ketika ternyata lelaki itu membuka botol untuk dirinya sendiri.

Brenada menggigit bibir dalamnya lalu menutup map yang ia bawa dengan kencang. Saat orang-orang masih menikmati snacknya sambil sesekali bercanda, ia berdiri dan menutup rapat. "Sudah cukup berleha-lehanya! Kita disini untuk bekerja, bukan untuk bercanda! Cepat kembali ke divisi kalian masing-masing!"

Mendapati perilaku Brenada yang mendadak terlalu berlebihan, Leonard tetap terlihat tidak tertarik meskipun kursi mereka bersebelahan. Lelaki itu hanya berdiri, lalu membungkuk ke orang-orang yang berada di ruangan kemudian pergi. Entah mengapa melihat perilaku Leonard yang sama sekali tidak bersahabat dengannya membuat hatinya terasa nyeri.

Brenada menatapi punggung lelaki yang kali ini menggunakan jaket bomber untuk menyembunyikan bahu lebarnya hingga hilang di balik pintu. Ruangan tiba-tiba sudah lenggang hingga Judy menyadarkannya.

"Ma'am?"

Brenada menempuk dadanya, tiba-tiba tubuhnya terasa lemas. Judy terlihat panik namun ia tidak sanggup menjelaskan apapun. Brenada akhirnya hanya meminta Judy meninggalkannya sendiri.

***

Brenada berakhir melemburkan diri, seperti hari-hari selama tiga tahun terakhir. Begitulah hidupnya, dipenuhi tumpukan berkas yang harus ia baca untuk menentukan kebijakan terbaik mengenai penanganan setiap kasus. Kali ini ia menatapi kembali foto-foto yang sudah beberapa bulan ia tempel di whiteboardnya.

Harrick Junk, buronan yang sudah mendapatkan red notice karena berbagai macam kejahatan yang ia lakukan di berbagai negara belahan dunia adalah pemimpin BC. Mengingat perjalanannya menjadi buronan internasional selama 7 tahun, tentunya misi penumpasan BC bukan tugas yang sederhana.

Belakangan, BC gencar melakukan teror di kota-kota besar seperti pengeboman dan penembakan pada warga sipil. Angka laporan mengenai BC meningkat dalam sebulan terakhir hingga puncaknya 2 minggu lalu mereka berhasil membobol bank terbesar di Pennyslvania yang juga memakan puluhan korban.

Awalnya tugas ini diserahkan kepada Brenada secara pribadi sebagai salah satu agen terbaik FBI, namun BC bergerak jauh lebih mengerikan dari perkiraan hingga penangkapan mereka sudah tidak bisa ditunda lagi. Kerugian negara sudah terlalu tinggi untuk menghadapi kekacauan yang dilakukan oleh BC.

Brenada melepas kacamatanya, lalu memijat keningnya pelan. Rapat tadi siang cukup menghasilkan banyak rencana, namun menimbang kondisi negara saat ini semua rencana yang tadi siang dibahas belum sesuai, semua terlalu berisiko.

Brenada mendial asistennya. "Judy, tolong sampaikan kalau kita perlu rencana-rencana baru. Setelah aku pelajari lagi, semua hasil rapat tadi siang belum ada satupun yang dapat dikerjakan. Aku ingin besok mereka sudah menemukan rencana baru, tidak menerima bantahan, terima kasih," jelas Brenada lalu langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia mendesah lelah. Ia harus pulang, ketika melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjuk angka 11.

——
[TDBU 01]
1204 words

——[TDBU 01]1204 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Divorce Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang