19

25.7K 2K 15
                                    

Ruangan luas yang berisi beberapa meja dan kursi di penuhi oleh pria dengan berbagai penampilan. Tujuan mereka adalah satu, menghabiskan waktu dengan minum dan bermain wanita. Seorang pemuda dengan lincahnya memainkan botol-botol layaknya bartender-botol kecil melayang di udara, ia sedang menunjukkan keahliannya di balik meja bar. Meski ruangan itu sedikit lusuh dan terkesan remang-remang tapi tak pernah sepi oleh pengunjung yang haus akan kepuasan nafsu.

Di balik ruangan itu, ada satu ruang rahasia. Tidak hanya remang-remang yang menemani, gelap dan hanya beberapa cahaya lilin di setiap meja saja bercahaya memberikan penerangan meskipun itu tidak membuatnya terang benderang.

Ace menyandarkan punggungnya di sofa tak jauh dari meja kerjanya. Ada seseorang berdiri di balik meja itu menghadap rak lemari yang penuh dengan buku, pria itu fokus membaca dokumen di tangannya. Ace mengabaikan pria tersebut, ia memejamkan mata dan berusaha merilekskan diri walaupun itu hanya hitungan detik.

"Tuan Ace, setelah kejadian saat itu. Sesuai dengan perintah Tuan, saya sudah menemui dan meminta bantuan orang-orang dari clan pencari informasi untuk mendapatkan informasi detail dan rahasia tentang orang-orang yang melakukan transaksi di sekitar RS." Ujar William si pria berkacamata yang serius membaca dokumen.

"Lalu, kapan kita akan mendapatkan hasil informasinya?" Tanya Ace.

"5 hari sampai 1 minggu. Karena memang membutuhkan waktu, tidak seperti sedang mencari identitas seseorang," Jawab William.

Ace menatap datar William. "Baiklah kalau begitu. Setelah informasi tersebut keluar, segera kabari aku!"

William mengangguk, "Baik, Tuan."

"Aku pergi dulu, jika kau mencariku. Aku ada di tempat biasanya." Ujarnya kemudia Ace beranjak meninggalkan ruangan rahasianya-pemilik netra merah berniat menemui gadis bermata emas madu yang sudah menarik hatinya saat pertama kali ia melihatnya.

William menatap diam kepergian Tuannya, pemandangan langka yang sangat jarang ia temui. Seorang Ace pemilik hati yang dingin tak tersentuh oleh wanita, kini pergi mengunjungi seorang wanita.

***___***

Thalia mengusap peluh di dahinya. Ia baru saja menolong persalinan wanita hamil dari kasta rendah. Benar sesuai dugaannya, kesenjangan pelayanan sudah mendarah daging di tempat ia bekerja sekarang. Sempat ia bersitegang dengan senior yang kekeuh dengan pengalamannya menentang ilmu baru darinya-Thalia menamai snior di sini dengan sebutan Sesepuh Dukun Beranak.

Thalia memberikan edukasinya, jika setiap persalinan tidak perlu langsung memerintahkan pasien untuk mengejan sampai bayi lahir. Ada fase menunggu karena memang penipisan dan pelebaran jalan lahir memang membutuhkan waktu.

Ia tak habis berfikir. Di kepalanya banyak sekali pertanyaan.

Bagaimana jika pembukaan persalinan masih kecil dan di perintahkan mengejan terus menerus?'

Apa yang akan terjadi pada ibu dan bayi?

Para sesepuh dukun beranak tidak ada satupun yang menyukai kehadirannya. Mereka menganggap Thalia hanyalah anak bau kencur yang tak berpengalaman serta berniat mengacau. Thalia hanya ingin membuktikan apa yang ia dapat di dunianya bisa bermanfaat.

Setelah bersitegang, kepala RS Tuan Thomas menghentikan perdebatan manusia berbeda generasi tersebut. "Saya paham para tetua tidak menyukai Nona Thalia di sini. Tapi, mohon untuk di tekan rasa tidak sukanya tersebut. Karena, Lady Nathalia di sini berniat membantu dan Raja Liam mengirim Lady ke RS ini." Papar Tuan Thomas. Thalia tersenyum tipis melihat sesepuh kolot dan ngeyel itu terdiam. "Jadi, meskipun kalian semua tak menyukainya. Kalian tidak bisa mengusirnya. Jika hal itu terjadi, maka akan menimbulkan kemarahan Raja, sebab kita menolak bantuan Raja Liam!" Sambungnya dengan nada tegas.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang