21

24.2K 1.8K 6
                                    

Tinggal menghitung hari lagi Thalia akan membuka bisnis butiknya. Segala persiapan gedung, gaunnya serta manajemen yang mengelola butiknya sudah mulai berjalan. Madame Yasmine menjadi orang kepercayaan Thalia, wanita itu memberikan banyak informasi, saran serta rekomendasi di setiap masalah yang Thalia hadapi. Semua karyawan yang bekerja di butiknya juga atas saran Madame Jasmine. Tentu saja, seleksi masih tetap berjalan dengan kriteria yang diinginkan Thalia.

Thalia meminta semua karyawan yang bekerja padanya berasal dari kalangan rakyat biasa. Gadis itu yakin kalau mereka pasti membutuhkan pekerjaan untuk menyambung kehidupan. Thalia memberikan ilmu, bimbingan serta praktek langsung. Dari membuat pola, menggunting kain hingga menjahitnya sampai menjadi sebuah baju ataupun gaun.

Ia memperkerjakan 5 pekerja yang akan membantu Madame Jasmine. Untuk mengelola keuangan, staf gudang, serta pengiriman barang Thalia sudah memperkerjakan 2 orang saja. Total ada 8 orang termasuk Madame Jasmine yang akan membantu Thalia membuka butiknya.

Jika memang usahanya maju dan ramai di pasaran, maka ia akan membuka lowongan lagi. Toh, baju yang akan di jual merupakan baju untuk semua kalangan rakyat tak memandang kasta.

Thalia menatap puas gedung yang telah selesai di renovasi, pintu masuk yang sudah di hias dan di beri dentingan lonceng. Lonceng tersebut akan berbunyi jika ada orang yang berkunjung. Ada 4 etalase terletak di dua sisi pintu masuk. Etalase tersebut nantinya untuk memajang beberapa manekin dengan memakai gaun edisi berpasangan, dan juga gaun limited edition.

Di dalam gedung sudah tertata apik dan rapi. Lantai pertama, diisi baju-baju ringan dan simpel untuk dipakai sehari-hari. Beberapa rak baju, manekin sudah tertata rapi. Thalia juga menyediakan 3 kamar pas untuk mencoba baju yang mudah di pakai.

Di tengah-tengah ruangan terdapat ruang tunggu yang memang Thalia buat bentuk melingkar, guna mempermudah pelanggan beristirahat sambil menunggu keluarga mereka memilih baju.

Lantai kedua, di gunakan untuk gaun-gaun cantik berpesta atau acara tertentu. Entah itu model gaun simpel, ataupun rumit dengan banyak manik-manik serta payet. Rak baju sedikit jumlahnya dan yang paling banyak ialah manekin yang nantinya untuk memajang gaun-gaun siap pakai.

Terdapat kamar pas dengan ukuran lebih luas daripada kamar pas di lantai pertama karena terdapat ruang tunggu keluarga. Thalia lebih menekankan membuat baju pesanan saja, sesuai dengan katalog desain miliknya atau desain dadakan sesuai dengan kemauan atau request pelanggan. Ia tersenyum puas dengan hasil renovasi ruangannya.

"Lady, ini daftar nama yang nantinya akan memperagakan gaunnya. Ada 30 model untuk gaun promo, dan 10 model untuk gaun dengan stok terbatas," Jelas Madame Jasmine.

"Acaranya nanti buat di halaman depan gedung ini saja. Biar semua pelanggan bisa melihatnya. Atur sedemikian rupa sesuai dengan arahanku. Ajak yang lain untuk membantumu. Ingat! Kita di sini bekerja sama secara tim bukan secara individu." Ujar Thalia.

"Baik, Lady." Jawab Madame Jasmine.

Thalia merancang sebuah acara seperti Jakarta Fashion Week di dunianya, konsepnya outdoor yang akan di hias seperti sebuah taman. Panggung panjang untuk catwalk para model agar lebih leluasa berlenggak lenggok menampilkan gaun-gaun produksinya. Jangan salah, para model meskipun dari kalangan rakyat biasa, Thalia sudah meminta seseorang untuk melatih mereka cara berjalan.

Thalia tak menyangka, ia benar-benar akan membuka usahanya sendiri di dunia asing. Ia tidak kesulitan akan modal, uang tabungan Nathalia, bulanan Duke Aaron serta bayaran dari RS dan tambahan dari Raja Liam sudah lebih dari cukup.

Thalia tertawa geli. Jika semua usahanya ini berhasil, ia akan menjadi wanita terkaya di Orthello.

"Yasmin, tolong bantu Madame Jasmine. Jika memang membutuhkan tenaga atau dana tambahan segera lapor padaku! Aku harus kembali ke RS karena sudah waktunya aku bekerja!" Ujar Thalia pada Yasmin.

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang