Bab 42 | saya maunya di suapin sama kamu

17.9K 1.6K 73
                                    


Normal pov-

Echa kesel melihat kedua temennya itu yang sedang bermesraan tanpa melihat dirinya juga yang masih berdiri di kamar ini.

Tiba-tiba bundanya Kaden datang sambil bawain bubur di tangannya. Azka yang melihat bundanya Kaden masuk ke dalam kamar, dia langsung bangun dan berdiri di samping Echa.

Bundanya Kaden duduk di sebelah anaknya, sambil nyuapin sesendok bubur ke arahnya.

"Ini di makan dulu kak buburnya," kata bunda.

Kaden cuman ngegeleng, dia menolak untuk makan bubur buatan bundanya itu. "Gak Bun, Kaden belum laper," kata Kaden.

"Di makan dulu kak buburnya, biar cepet sembuh." kata bunda.

Bundanya tiba-tiba punya pemikiran buat kasih mangkok bubur ke tangannya Azka, dia berfikir jika dia meminta tolong Azka buat suapin anaknya itu, mungkin saja anaknya itu bakalan mau makan bubur buatannya.

"Azka, Tante bisa minta tolong sebentar?" kata bunda Kaden.

"M-minta tolong apa tan?" tanya Azka gugup.

"Tolong suapin Kaden ya," kata bundanya Kaden sambil ngasih mangkok ke tangannya Azka.

"Oh iya Echa ayo keluar sebentar tante mau ngomong sebentar," ajak bundanya Kaden.

Setelah itu bundanya Kaden sama echa pergi keluar kamar. Sekarang di kamar tinggal mereka berdua aja.

"Bunda lo mau ngomong apa sama si echa, den?" tanya Azka penasaran.

"Gak tau az,"

"Suapin saya dong," kata Kaden sambil buka mulutnya.

"Yeuhh tadi di suapin sama bunda lo, lo malah nolak." kata Azka.

"Hehe kan beda, saya maunya di suapin sama kamu." ucap Kaden sambil tersenyum.

Azka langsung mengaduk bubur nya dan menyuapi sesendok bubur ke dalam mulutnya.



Disisi lain di ruang tamu, bundanya Kaden dan Echa mereka berdua sedang duduk di ruang tamu, bundanya Kaden mengajak Echa keluar hanya ingin bertanya-tanya tentang Azka padanya itu.

"Tante mau ngomong apa?" tanya Echa penasaran.

"Apa bener yang tadi sama kamu itu namanya Azka?" kata bundanya Kaden masih belum percaya.

"Bener Tan itu Azka, emangnya kenapa Tan?"

"Ohh jadi dia yang namanya Azka,"

"Emangnya ada apa tan?" tanya Echa. Dia bener-bener penasaran dengan apa yang di katakan bundanya Kaden.

"Jadi beberapa hari lalu Kaden cerita ke Tante, katanya dia suka sama adek kelasnya, dan dia bilang kalo orang yang dia suka itu cowo bernama Azka." ucap bundanya Kaden ngejelasin semuanya ke Echa.

"Tan? Seriusan Kaden bilang gitu? Jadi----" belum saja Echa melanjutkan ucapannya itu, ucapannya langsung terpotong oleh bundanya Kaden.

"Iyah Tante udah tau, kalo anak Tante kayak gitu. Awalnya Tante rada gak percaya sama perkataan dia, gak nyangka aja anak Tante bisa suka sama cowo. Tapi, Tante terima semua itu.."

"Jadi Tante terima kalo anak Tante jadian sama azka?" Bundanya Kaden hanya mengangguk dan tersenyum.

"Jelas Tante terima, ternyata anak Tante seleranya bagus ya, suka sama yang lucu-lucu dan Tante juga liat dia anak yang baik, gemess deh Tante pengen nyubit anak itu." ujar bundanya Kaden yang terlihat senyum-senyum.

Echa menelen ludah kasar, dia bener-bener gak nyangka ternyata bundanya Kaden bisa menerima hubungan anaknya itu dengan temennya. Tapi.. Echa punya pemikiran kalo bundanya Kaden sama seperti dirinya, seorang fujoshi. Soalnya mana mungkin orang tua yang mau melihat anaknya seperti ini, dan dari perkataan yang bundanya Kaden ucap itu, Echa udah sangat yakin bahwa bundanya Kaden sama seperti dirinya.

"Jadi Tante itu---"

"Iyah Cha, Tante fujo. Dulu nih ya Tante tuh suka banget sama yang namanya cowo sama cowo berduaan, setiap kali cowo yang lagi berduaan, Tante selalu curiga dan selalu nebak mana yang cowonya dan mana yang ceweknya. Haha dulu Tante bener-bener gila, tapi semenjak Tante nikah sama almarhum ayahnya Kaden, Tante udah tobat dan gak jadi fujo lagi." ucap bundanya Kaden.

"Demi apaa Tan??" Echa bener-bener gak habis pikir, dia pikir selama ini bundanya Kaden itu seorang perempuan yang polos, seorang ibu yang seperti pada umumnya. Tapi ternyata bundanya Kaden persis seperti dirinya.

"Udah jangan kaget gitu ah, tante masih pengen tanya-tanya sama kamu tentang anak itu.."


Kembali lagi di kamarnya Kaden, Azka masih suapin bubur untuk Kaden, tinggal sesuap lagi tapi Kaden menolaknya katanya perutnya sudah kenyang.

"Ayo sekali lagi mam nya, udah mau habis nih." kata Azka.

"Udah ah, saya udah kenyang." katanya.

"Yaudah, nih minum dulu." kata Azka sambil ngasih gelas untuk Kaden minum.

"Jadi kapan kamu mau nerima perasaan saya?" tanya Kaden, Azka hanya bisa menggeleng pelan. Bisa-bisanya Kaden lagi sakit, masih mikirin soal itu, apa gara-gara kepikiran soal ini makanya dia jadi sakit?

"Lo lagi sakit den, ngapain sih nanya-nanya gitu." kata gue ke dia.

"Saya butuh jawaban dari kamu az,"

"Gue belum siap, jujur gue emang suka sama lo. Tapi jangan sekarang ya, masih butuh waktu.." kata Azka setelah itu Kaden hanya nundukin wajahnya.

"Denn, ishh lo mah kebiasaan ahhh." kata Azka  ngambek.

"em,"

"Udah gak usah ngambek, sekarang lo harus sembuh.. udah jangan mikirin itu terus, gue gak mau liat lo sakit kayak gini."

"Kalo saya sembuh, kita jadian yaa?!"

"Terserah lo deh," jawab azka pasrah.

Kaden seneng ngedenger perkataan azka barusan, saking senengnya buat Kaden meluk badannya azka. Azka ikut memeluk tubuhnya, tubuhnya yang hangat, nafasnya yang kerasa hangat juga, rasanya Azka tidak mau melepaskan pelukannya itu.

"Cepet sembuh ya den,"

"Ekhemm..ekhem.." tiba-tiba bundanya Kaden datang dan ngeliat anaknya itu sedang meluk anak itu. Azka yang mendengar deheman bundanya Kaden, dia langsung melepas pelukannya dan menundukkan wajahnya ke bawah, rasanya jantung Azka kerasa mau copot.

"Lanjutin aja kalo mau meluk," ucap bundanya Kaden yang bikin Azka tercengang.

"Bunda keluar dulu ya," kata bundanya setelah itu bundanya langsung keluar.

"Den.. Bunda lo lagi sakit ya?"

"Enggak cil,"

"Masa iya dia nyuruh kita buat pelukan," kata Azka.

"Ya bagus dong, sini peluk saya lagi." kata dia sambil ngerentangin kedua tangannya ke arah Azka.

Azka cuman bisa pasrah di peluk sama kaden, dan masih kepikiran yang tadi itu bundanya Kaden, atau setan yang lagi nyamar jadi bundanya??

"Den, gue mau pulang dulu ya." kata gue pamit ke dia.

"Gak mau nginep aja cil?"

"Lain kali aja,"

"em yaudah, makasi ya udah jengukin saya."

"Sama-sama." Gue langsung jalan ke pintu luar, tapi langkah gue terhenti gara-gara dia manggil gue.

.

.

.

PART INI UDAH SELESAI TAHAP REVISI✓

Semoga kalian selalu suka sama cerita yang gue buat.. btw makasih untuk 700 pengikutnya, semoga kalian semua sehat selalu yaa💓😍

My Enemy Is Ketos (BxB) ✓Where stories live. Discover now