Bab 43 | boleh manggil kamu sayang?

16.6K 1.6K 80
                                    


Di pagi ini, kondisi badan Kaden sudah agak mendingan, efek di jenguk sama calon pacarnya itu, makanya dia langsung sembuh secepat ini. Kaden mengajak Azka pergi ke taman ini, taman yang waktu itu mereka duduk bersama di beberapa hari yang lalu.

"Az, saya udah sembuh nih. Saya mau ambil janji kamu yang kemaren," kata Kaden sambil tersenyum.

"Duh ini anak masih inget aja lagi," batin Azka.

"Em janji yang mana ya? Perasaan gue ga ada janji apa-apa deh sama lo," kata Azka berpura-pura tidak ingat.

"Heleh segala lupa, kemaren kamu bilang kalo saya udah sembuh kamu mau terima saya jadi pacar kamu, sekarang saya mau tagih janji kamu!"

"Duh gimana ini, apa gue terima aja? Tapi secepat ini gue jadian sama dia? Dia kagak ada niatan buat romantis dikit gitu?" batin Azka kesel.

"Em, lo yakin cuman gini aja. Ga ada niatan buat nembak gue gitu? Romantis dikit kek.." dumel Azka. Dia pengen di hari jadiannya itu, dia ingin seperti yang ada di film-film, di kasih sesuatu yang romantis, di tembak dengan kata-kata yang indah..

"Ouh jadi kamu mau yang romantis? Haha maaf saya gak peka.."

"Sekarang tutup dulu mata kamu," kata Kaden sambil ngeluarin selembar kain tipis berwarna putih dari kantong celananya.

"Gue mau di apain nih?" tanya Azka penasaran.

Kaden langsung berdiri di belakang tubuh Azka, dan menutup matanya itu dengan kain yang ada di tangannya.

Sekarang matanya Azka sudah tertutup rapat, dia tidak bisa melihat apa-apa, hanya kegelapan yang ia lihat.

"Kita mau kemana sih ini? Mata gue gelap woi," kata Azka semakin penasaran. Gimana dia gak penasaran, matanya di tutup seperti ini. Entah apa yang akan di rencanakan Kaden untuk calon kekasih nya itu.

"Udah kamu tenang aja ya, pegang tangan saya. Saya mau ngajak kamu ke sesuatu tempat," ucap Kaden sambil memegang tangan Azka, menuntunnya jalan ke sesuatu tempat.

Sepertinya Kaden ingin kasih kejutan ke calon pacarnya itu.

"Nah kita udah sampai," ucap Kaden.

"Cepetan bukain ini kainnya, mata gue udah kek orang buta jir gelap semua," kata Azka memarahinya.

"Sebentar dulu jangan di buka," kata Kaden.

Kaden mengisyaratkan sesuatu ke Ririn, ternyata di taman ini bukan cuman ada ririn saja, tetapi satu circle mereka juga ikut, ada Sekar, Nayla, Chintia, Salma, dan juga Echa. Sedangkan Dio Gilang dan Rey? Dia tidak bisa ikut.

"udah belum woii? Lama amatt," teriak Azka ke Kaden.

"Sebentar dulu sayang,"

"Sayang-sayang, jadian aja belum!"

"Kalo nanti kita udah jadian, aku boleh manggil kamu sayang?" bisik Kaden sambil melingkarkan tangannya di badan Azka.

"Geli ah, yakali manggil nya sayang-sayangan."

"Okei aku buka ya kainnya, tapi tetep merem okei sebelum aku hitung sampe angka tiga." ucap Kaden setelah itu di anggukin Azka.

My Enemy Is Ketos (BxB) ✓Where stories live. Discover now