Part 17

94.2K 4.1K 21
                                    

Happy reading...

***

Giren dkk sekarang berada di taman belakang sekolah ia duduk di kursi dekat pohon bersama teman-temannya. Wajah Giren tampak sangat puas melihat Miranda diabaikan oleh Jerome. Untung saja Ia memiliki akal waktu itu untuk merekam semua kejadian yang ia lihat di ruang ekskul lukis.

Awalnya ia bingung bagaimana cara agar dapat merekam semuanya karena hp-nya tak bisa di buka. Namun Giren tak kehabisan akal, ia melihat sebuah tombol kamera di bawah sudut kanan, ia pikir itu dapat membantunya dan ternyata benar HP itu dapat merekam tanpa membuka aplikasi.

"Gila Ren lo keren banget tadi" Ujar Casandra.

"Iya tuh cara bicara lo juga berubah tadi" Keisha ikut nimbrung.

"Lah iya juga ya"

"Gue suka perubahan lo. Gue sebenarnya agak aneh dengar lo pakai aku-kamu selama perubahan lo yang tiba-tiba ini" saut Letrina.

"Masa sih"

Kesya mengangguk anggukkan kepalanya. "Iya Ren mulai sekarang lo pakai lo-gue aja ya biar lebih keren"

"Ya udah deh nanti dicoba"

"Nah gitu dong" ujar mereka bertiga serempak membuat Giren terkekeh.

Mereka tertawa gembira bersama layaknya teman dekat. Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari balik pohon, lebih tepatnya memperhatikan Giren.

Orang itu tersenyum tipis melihat Giren yang tertawa lepas. Tawa yang begitu indah membuat membuat bibirnya tertarik menampilkan senyum tipis yang jarang ia keluarkan.

***

Tak terasa kini saatnya mereka semua pulang. Giren sudah dari tadi menunggu di halte bis. Kali ini ia tak pulang bersama Yezril. Tadi sebelum bel pulang Yezril dan Yezran menghampirinya ia berkata ia tak bisa mengantarnya pulang karna harus pergi ke suatu tempat. Giren tak menanyakan tujuan mereka karna menurutnya tak terlalu penting.

"Ini kok nggak ada ojek ataupun taksi ya, mana udah jam 17.00 lagi" Giren sudah menunggu di halte bis sekitar 1 jam namun tak mendapatkan kendaraan yang dapat mengantarkannya pulang.

Sebuah motor besar berwarna hitam bercorak putih berhenti di depan halte bis. Giren mengerutkan keningnya bingung. Sang pemilik motor membuka helmnya perlahan, pemuda itu berbalik kepada Giren.

Giren tentu saja mengenali pemuda itu. Dia adalah Abizer Davin Agamor wakil dari geng Fegozy. Tapi tunggu apa yang pemuda itu lakukan di sekitar sekolah sore begini. Seharusnya ia sudah pulang dari satu jam yang lalu.

"Butuh tumpangan?" Ucap Abizer melirik Giren.

Giren sedikit bingung mendengar tawaran Abizer karna menurut dari cerita teman temannya Abizer adalah cowo yang anti cewe. Tapi ia tak bisa menolak tawaran itu, lagipula matahari sudah mulai menghilang dan hp-nya jua mati, ia tak mempunyai akses untuk mengabari orang rumah ataupun memesan taksi.

Giren naik ke jok motor dibantu oleh Abizer. Setelah memastikan Giren naik dengan aman, Abizer menjalankan motornya dengan kecepatan sedang melewati jalanan ibukota.

"Emm lo ngapain sore gini masih ada di area sekolah" Tanya Giren.

"Hahaha gaya bicara lo udah berubah ternyata" abizer terkekeh kecil.

"Gue ikut ekskul basket" giren hanya ber'oh' ria.

Mereka berdua sedikit berbincang-bincang saat di perjalanan menuju mansion Giren. Awalnya Giren pikir Abizer adalah cowok yang kaku, cuek dan juga tak peduli sekitar, ternyata tak seburuk itu. Jika lebih dekat Abizar tipikal orang yang asik diajak berbincang walau terkadang kalimat yang ia katakan sulit dimengerti.

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now