Mencoba deheman singkat namun tidak ada respon, Papi hela napas sebelum mengetuk pintu kamar beberapa kali.

Tok tok!

Keduanya melirik sekilas sebelum kembali fokus pada game.

"Justin, coba susul Adik kamu..kok tumben jam segini belum pulang." Papi berucap.

Justin yang lagi santai-santai main game sama Binar berdecak kesal. Niatnya hari ini Justin gak mau keluar karena malas, entah kenapa rasa malasnya menguap-uap padahal biasanya Justin gak betah di dalam rumah. Bahaya, Justin udah nunjukin tanda-tanda anti sosial!

"Biarin aja sih, Pi. Ini masih sore kecuali udah malem." Sahut Justin.

"Tapi nggak biasanya Sky keluar main sampai jam segini." Papi khawatir, anak tengahnya itu gak pernah main sampai pukul 5 sore. Kalau izin sih Papi bisa tenang tapi ponselnya Sky ada di rumah, gimana anaknya bisa izin.

"Bang, kamu gak takut Adikmu mati dijalan?" Celetuk Papi.

Perlahan-lahan rasa khawatir menyelimuti hati Justin, jujur aja dia khawatir tapi mau berlagak masa bodo. Justin masih kesal sama Sky karena gak mau di titipin makanan.

"Justin.." Papi kembali buka suara berharap si sulung berbelas kasihan.

"Yaudah oke, Justin cari."

Berhasil ternyata, Papi hela napas lega saat melihat Justin mengambil jaket dan kunci motor. "Bin, ayo ikut. Sekalian jalan-jalan." Ajak Justin.

Baru aja mau menggelengkan kepala tapi Justin langsung narik tangannya, terus dipaksa pakai jaket. Tangannya di seret sampai keluar.

"Ck, aku sibuk tau."

"Gak ada sibuk-sibuk, dari tadi kerjaan lo cuma main game aja tuh." Sahut Justin, tangannya sibuk pakein Binar helm.

Binar menatap Papi yang sedang bersender di pintu, dengan wajah memelas Binar menatap Papi berharap sang Papi paham akan kodenya.

"Pi.."

"Ikut aja, sekalian jalan-jalan." Papi berucap dengan senyum kecil. "Jangan ngebut-ngebut ya, Bang, nanti Adik kamu jatoh." Peringat Papi pada Justin.

Justin berdehem kecil sementara Binar mendengus sebal pas liat respon yang Papi berikan. Benar juga, percuma bilang sama Papi, yang ada Papi malah kesenangan kalau anak bungsunya itu keluar dari sangkar.

"Papi, aku mendadak gak enak badan deh." Binar berucap sembari menghampiri Papi.

"Berhenti ngomong yang enggak-enggak, Bin." Justin melotot, lalu menarik pelan Adiknya agar naik ke motor.

Gak bisa nolak lagi yaudah akhirnya Binar naik ke motor, duduk di jok motor sambil cemberut dan pasang wajah kesal.

"Kita berangkat ya, Pi."

Motor Justin perlahan berjalan melewati gerbang rumah.

Justin benar-benar jalani motornya kaya siput, pelan banget sampai membuat Binar ngantuk karena angin sepoi-sepoi. Justin melirik kecil lalu mendengus saat ngeliat mata Adiknya hampir terpejam, perlahan Justin ngambil tangan Binar supaya pegangan di pinggangnya.

"Kalo ngantuk pegangan, kepalanya taruh aja di pundak Abang."

Binar nurut, kapan lagi kan Justin begini. Momen langka!

Motor Justin berhenti di taman kota, biasanya tipe orang kaya Sky itu suka ngedate di sini. Kedua mata Justin sibuk nyari sosok jangkung Sky tapi naas karena gak ketemu. "Ini si Sky mana lagi?"

Motor kembali jalan, pelan banget jalannya sampai pengendara belakang beberapa kali mencet klakson. Justin sebenarnya bukan tipe pengendara motor yang slow tapi karena lagi bawa Adiknya jadi mau gak mau harus pelan-pelan, Justin sesekali noleh kebelakang untuk ngecek Binar. Tangan Justin juga sesekali megang tangan Binar.

Mata Binar emang gak merem tapi lemes banget anaknya, ketiup angin bisa jatoh.

"Abang! Itu Kak Sky!" Binar teriak kenceng pas liat sosok Sky lagi duduk di kedai kopi.

Justin langsung belok, keduanya turun dari motor dan langsung menghampiri Sky yang lagi duduk sendiri, wajahnya kelihatan lagi galau berat.

"Kak!" Binar duduk di samping Sky, mengambil kopi milik Kakaknya lalu tanpa permisi langsung dia habisin. "Enak, Bang Jus, aku mau pesan ini lagi." Ucapnya sambil menadang tangan.

Justin mengangguk kecil, ngasih uang ke Binar lalu duduk di kursi samping Sky.

"Kenapa? Lemes amat." Justin bertanya, agak aneh ngeliat Sky yang lesu gini.

Bukannya ngejawab Sky malah hela napas berat kaya orang sekarat.

"Mana cewek lo?" Kepala Justin muter-muter nyari pacarnya Sky padahal tau wajahnya juga enggak.

Binar datang dengan secangkir kopi. "Kak Sky lagi galau, tapi aku liat pacarnya lagi duduk berdua sama cowok di taman." Ucap Binar, dia emang tau wajah pacarnya Sky karena beberapa kali lihat pas lagi main kerumah.

"Beneran?" Tanya Justin, entah kenapa dia kesal.

"Iya.." Sky berucap lesu.

Tadi dia lihat juga, cuma liat doang tapi nggak berani nyamperin. Dari tadi Sky cuma duduk galau di kedai kopi, overthiking sambil masang wajah jutek.

Sky terkejut saat mendapati pundaknya di rangkul. "Apaan sih, Bang!" Kesalnya.

"Gak usah galau gitu, tambah jelek. Nanti malam mau ikut gue nggak? Kita ke festival yang ada di kota sebelah."

"Ikut ajalah, sesekali refreshing." Justin berucap lagi.

Tbc

**Lupa sama work ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**
Lupa sama work ini...
Semoga masih ada yang inget :)

AbhiprayaWhere stories live. Discover now