PART 35

4.7K 560 42
                                    

Demario masih ingat, saat Carlos datang menghampirinya dan membisikkan sesuatu yang membuat dirinya langsung kehilangan pijakannya pada dunia

Segera, ia langsung berlari menjauh dari acara yang ia selenggarakan untuk Gara yang saat itu sudah berhasil menjadi Pemimpin Daimon

Derasnya hujan yang saat itu membasahi bumi ia abaikan begitu saja dan mengendarai mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Lampu merah di perempatan jalan ia terobos begitu saja menimbulkan suara klakson yang bersahutan seolah-olah sedang berlomba dengan tetesan air dari awan

Di pikirannya, hanya terisi penuh dengan keadaan Putranya. Bukankah Putranya itu sudah berjanji akan menunggunya pulang di rumah? Lalu apa ini?

Kenniro melanggar janji padanya, dan dirinya melanggar janji pada istrinya.

Hujan tak kunjung berhenti, tangannya bergetar dengan pikiran bercabang kemana-mana. Karena hal itulah yang membuat ban mobilnya tergelincir dan berputar 360° sebelum mobil bugatti berwarna hitam itu terguling beberapa kali

BRAK

BRAK

'Ken nggak suka makan rumput'

'Papa ganteng, beliin Ken motor yah!'

'Abang Gara nyeremin tau, Pa'

'Papa nggak boleh kerja! Kalau Papa kerja, Ken ikut!"

'Papa'

'Papa, Ken lumpuh! Ken nggak mau lumpuh'

'Papa, takut...'

'sa-kit'

'cepat pulang, nanti kita jalan-jalan'

'Papa'

'Papa'

'Papa bangun'

Kelopak mata Demario mulai terbuka, menampilkan iris tajam dengan bola mata berwarna merah pekat. Tangannya memegang kepalanya yang berdenyut dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah

"Kenniro..." Gumannya

Mobilnya masih dalam keadaan terguling, Demario dengan susah payah keluar dan bertepatan dengan beberapa mobil yang berhenti di hadapannya

Demario berdiri sempoyongan, air hujan yang menetes di bawahnya berubah menjadi merah akibat tercampur oleh darahnya

"Mario!" Panggilan itu membuatnya menoleh dan melihat Agra yang sedang berjalan ke arahnya diikuti seorang bodyguard yang membawakan payung

"Kau tidak apa?" Walaupun pertanyaan nya terlampau datar, tapi tak ayal bahwa Agra merasakan perasaan khawatir. Apalagi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat mobil Mario terguling

"Tidak"

Mengabaikan segala rasa sakit di tubuhnya, Demario tetap ingin melihat Kenniro saat ini juga. Rasa sakit ini, tidak ada apa-apanya dibanding dengan rasa sesak yang menghimpit dadanya

Agra menghela nafas saat Demario masuk ke dalam mobilnya dan kembali mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Tak mempunyai pilihan lain, Agra pun masuk ke dalam mobil milik Atarick

"Kenapa Ayah membiarkannya pergi begitu saja?" Tanya Atarick saat melihat mobil yang di tumpangi Demario sudah hilang di kejauhan

"Dia pasti ingin cepat bertemu Putranya"

.

.

.

"Mario!"

ALESSANDRO||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang