Saat Aillard mulai masuk dan berdiri tepat di belakang Aeturnus duduk, matanya tak berhenti menatap satu bingkai lukisan yang tergantung tepat di depannya berdiri. Ia terus merasakan perasaan yang sulit untuk dijelaskan walaupun ia sudah sering datang ke aula istana kerajaan ini dan menatap lukisan pria yang ada di depannya secara berulang kali. Namun, gejolak perasaan lama yang sudah ia coba untuk ia timbun sedalam mungkin supaya tidak lagi muncul, tiba-tiba perasaan itu meledak keluar dan hanya merasakan kehampaan saat menatap lukisan pria yang menatapnya dengan senyuman yang tak pernah ia lihat secara nyata dalam hidupnya.
Pria itu adalah Jameson Ghetrof, seorang penasehat Raja yang dipenggal karena telah melakukan tindakan tak senonoh kepada Illy Scamirson.
Matanya yang tajam tak berkedip sedikitpun saat menatap, mata itu terus terpaku pada lukisan seseorang yang ada di depannya. Perjuangannya sedari kecil terasa sia-sia ketika bertahun-tahun lamanya ia mencari pria yang menjadi sosok Ayahnya itu, hingga akhirnya ia mengetahui bahwa pria itu sudah meninggal di tanah kelahiran Ibunya sendiri. Dan ya, itu terasa sia-sia ketika ia berkelana ke sana kemari hanya untuk mencari seseorang yang sudah lama terkubur di dalam tanah dan meninggalkan Ibunya yang sakit di dalam gubuk tua yang ada di bukit pegunungan seorang diri. Dan menyebabkan ia diculik dan sempat diperdagangkan oleh seseorang.
Semakin lama ia menatap pada lukisan itu, semakin tenggelam ia di dalam lautan masa lalu tak berdasar yang tak akan pernah bisa terkikis oleh ombak. Dan kenangan itu segera membuatnya melupakan seseorang yang ada di sekitarnya. Hingga, suara ketukan antara kuku dan meja di ruangan itu terdengar memenuhi ruangan aula istana yang sempat sunyi sebentar. Suara ketukan itu terdengar tergesa-gesa tanpa ada jeda di dalam sana dan membangunkan Aillard yang tenggelam dalam ingatan masa lalunya yang menyedihkan.
Suara ketukan antara kuku dengan meja itu segera berhenti ketika seorang pria yang duduk di depan Aeturnus mengucapkan sesuatu dengan gestur yang gelisah, "Hei, tidak bisakah kita langsung membahas kasus ini dan menemukan sebuah solusi?"
Itu adalah Raja Settheo dari Kerajaan Arcaistha yang membuat suara ketukan itu sebelumnya. Ia mengangkat suaranya setelah merasa suara bising yang ia buat tak bisa menghentikan kecemasannya yang berlebihan sedari tadi, dan ia berharap ada seseorang yang membuka topik pembahasan ini terlebih dahulu. Namun, sepertinya ia yang harus membuka topik pembicaraan ini setelah lama menunggu dan mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.
Saat ia berbicara, suaranya terdengar sedikit gemetar dan matanya menatap Raja-raja yang duduk di sana dengan tatapan yang cemas namun juga berharap. Murid yang berdiri di belakangnya langsung menyentuh pundaknya untuk membuat Rajanya merasa lebih baik.
Semua orang menatapnya dan hendak berbicara juga. Namun, mereka semua tidak tahu harus berkata apa, karena ucapan yang mereka ucapkan akan sama seperti yang lainnya.
Raja Hendrik dari Kerajaan Eldoria terbatuk beberapa kali kemudian berujar untuk membawa percakapan ini untuk mencari sebuah solusi, "Hm, ya, aku sudah mencoba segala cara untuk menemukan sebuah jejak dalam mayat-mayat yang mati tersebut. Namun, ini sama sekali tak ada gunanya karena tak ada tanda-tanda sama sekali di semua tubuh mayat."
"Aku juga melakukan hal yang sama dan tidak membuahkan hasil sama sekali. Dan rakyat semakin mendesak untuk menuntut mencari sebuah solusi." Lanjutnya, "Aku benar-benar tidak sanggup lagi dengan ini semua." Raja Lucasius dari Kerajaan Lumindor membalas perkataan Hendrik dengan memijat keningnya. Ia yakin bahwa bukan hanya dia saja yang merasa kacau sekarang ini.
"Jika begini jadinya, lalu apa yang akan kita bahas di sini? Apakah kita akan saling mengatakan hal yang sama tanpa ada yang mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan terjadi?" Raja Witsont dari kerajaan Mytoria berucap dengan nada yang sedikit kesal setalah lama diam dan berharap ada setidaknya satu di antara mereka menemukan sesuatu hal yang ganjil dengan salah satu mayat mereka. Dan ia kesal dan marah karena saat sampai di sini tak ada satupun di antara mereka yang dapat diucapkan selain informasi yang sama berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams and Portal Holes
Fantasy[CERITA BELUM TAMAT, NAMUN ADA BEBERAPA BAB YANG BELUM SELESAI DIREVISI SEHINGGA ADA BANYAK YANG ANEH SAAT DIBACA] Haeden Da Velas Glorantha adalah seorang pangeran yang berasal dari salah satu dari sepuluh besar kerajaan terkenal di dunia sihir. Di...
Bab 21: Aku Tidak Bercanda dengan Kalian
Mulai dari awal