Part 20

83.6K 3.9K 5
                                    

Hallo readers My Twilight

Sorry karna el baru up pagi ini. Soalnya semalam mau up pas jam 10 ehh jaringannya jelek. Pengen begadang nunggu jaringannya bagus tapi ngantuk:)

Jadi el up nya baru sekarang, ini aja el baru bangun langsung buru buru up hehehe.

Sebelum baca boleh dong pencet tombol vote dulu. Setidaknya hargain usaha el bikin cerita ini.

Humm, el mau ngucapin makasih banget buat kalian karna udah bikin cerita el rame. Sebenarnya el gak espek bakal se rame ini.

Semoga dengan ini el bakal lebih rajin lagi up, lebih rajin lagi bikin cerita yang lain.

SALAM CINTA DARI EL😉♥️

♣♠♣

Happy reading...

***

Giren merebahkan badannya ke kasur. Matanya sedang menahan rasa kantuk. Ia ingin tidur namun rasa sakit di kepalanya membuat matanya memaksa untuk terbuka.

Kepalanya bagaikan sedang di pukul oleh benda berat. Sebuah cairan kental berwarna merah keluar dari hidungnya membuat ia semakin panik.

Giren mengambil tisu di atas meja kecil di dekat kasurnya. Darah itu terus mengalir membuat tisu yang Giren gunakan untuk menghalangi cairan merah itu keluar penuh.

Tak bisa menahan rasa sakit, Giren menutup matanya tak sadarkan diri. Tak ada seorang pun yang tau jika Giren pingsan di dalam kamar karna tadi ia sudah mengunci pintunya. Jam juga sudah menunjukkan pukul 23.45. semua orang di mension sudah tak lagi melakukan aktifitas. Tak ada seorang pun yang tau keadaan Giren sekarang

***

Fajar telah terlihat di langit langit biru. Suara burung di luaran sana juga ikut berkicau.

Giren masih terbaring lemah dengan keadaan pucat di atas kasur. Ia mulai mencoba membuka matanya perlahan. Rasa sakit itu sudah menghilang, namun bekas darah itu masih ada. Jangan lupakan dengan tisu yang di mana mana dipengaruhi oleh darah.

Giren bangun dan duduk mencoba menstabilkan kesadarannya. "Gue sebenarnya kenapa sih"

Giren melihat jam di hpnya sudah menunjukkan pukul 5.30. "Apa gue cek ke dokter aja kali ya"

"Ya kayaknya emang harus"

Giren beranjak dari kasurnya dan membersihkan tisu berserakan di kasurnya. Giren mengumpulkannya lalu menaruhnya di dalam kantong hitam agar tak ada yang tau.

Setelah membereskan semuanya Giren masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap siap pergi sekolah. Walau kondisinya masih terbilang lemah, ia tetap ingin pergi ke sekolah.

***

Kini semuanya telah berkumpul di meja makan, kecuali Giren. Sedari tadi Yezran sudah mengeluh karna Fana tak mengizinkan mereka makan jika Giren belum datang.

"Bund Eran udah laper"

"Tunggu dulu kenapa sih, kalau mau makan cepet sana panggil adik kamu turun" Ucap Fana.

Yezran menghela nafas, ia sudah sangat lapar namun Giren belum juga muncul.

Suara langsung sepatu terdengar di atas tangga. Semuanya menoleh ke arah suara.

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now