"Aku akan membunuhmu jika kau berani mengatakan nya sekali lagi."
"Aku serius."
Ancamnya dengan ekspresi gelap. [Name] tentu terkejut dengan perubahan sifat sebelumnya. Dengan cepat, ia menarik ujung pakaian Rin dan berusaha mengintipi wajahnya.
"Rin, ada apa?"
Ucapnya kebingungan sekaligus tak kuasa menahan rasa kasihan nya meski karasu adalah Sekutu dengan Rin.
Dia tak menjawab sedikitpun.
"Rin?"
"Haha... Lucu sekali melihat reaksimu tadi. Kau hanya tidak bisa jujur pada perasaan mu..." Karasu terbahak-bahak. Ia mengusap kasar ujung bibirnya seraya disuguhi nafas berat.
"Kau pasti menghabiskan waktu dengannya berhari-hari... Menyenangkan, bukan?"
"Oh, aku teringat disaat momen mu dengan nya dan kunang-kunang... Apa aku mengacaukan waktu kalian berdua?"
Ugh, Rin tidak tahan lagi. Dia segera mendekat dan berjongkok, lalu memukul kembali tulang pipinya tanpa hati.
"Rin! Hentikan!"
[Name] mendadak cemas. Dia segera menarik ujung bajunya dan berusaha melerai pertengkaran babak belur ini. Bisa-bisa, mereka akan menjadi bahan perhatian.
"Rin!"
"Jangan ikut campur!" Bentaknya kesal dengan salah satu tangan yang sibuk memegangi kerah baju milik Karasu, dan salah satunya juga sibuk menghantam tulang pipi pria kurang ujar baginya.
Karasu tak akan tinggal diam, lucu sekali jika ia membiarkan dirinya dikalahkan rekannya.
Semangat baru datang, ia mencengkram leher Rin dan menggunakan kekuatan untuk mencekiknya. Seringai terpampang luas di wajah babak belurnya.
"Apa? Kau kira aku akan membiarkan diriku terbunuh?!"
"A-ku... akan membiarkan tanganku membunuhmu!"
Ah sial, [name] merasa tak berguna. Dia seperti dedebuan yang dibiarkan.
"Rin, tolong hentikan, ini berlebihan..."
Ia berbisik pelan. Disaat kedua tangannya terus menerus berusaha menarik Rin menjauh dari Karasu. Bisikan lembut nan tutur halusnya mulai menyadarkan benak miliknya. Ia langsung menghentikan gerakan kedua tangannya.
Tapi sesegeralah, ia mencengkram lengan Karasu agar membebaskan lehernya. Kedua kaki nya sibuk menahan pergerakan yang akan dilakukan Karasu meski tubuh pria tengil itu tengah terpapar diatas tanah.
"Karasu, kau, lepaskan cekikan mu..."
Titahan itu justru segera dituruti. Karasu menendang keras perut Rin agar menjauh darinya. Rin yang langsung terdorong dan terhempas segera mendarat keras di atas tanah. Penampilan nya kini berantakan, ditambah lagi dengan keringat bercucuran. Rambutnya pun sudah tidak rapih seperti sebelumnya.
"Jika kau yang mengatakan nya, Aku tidak akan enggan untuk menurutimu~" girangnya ditambah kekehan.
Rin memutar mata saat mendengarnya.
Mereka berdua saling mengatur nafas yang tertatih-tatih kelelahan. Saling memandangi dengan ekspresi yang sulit diartikan bagi [name].
"Ayo pergi."
Rin bangkit dan mencengkram lengan [name] erat-erat. Mereka kembali berjalan dengan sedikit kecepatan yang membuat [name] harus mengikuti langkahnya sesuai ritme.
"Pelan-pelan!"
"Cepat."
"Jahat sekali, kau memukul ku lalu sekarang menelantarkan ku?" Karasu berdecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fanfiction"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...
Chapter 16
Mulai dari awal