Bab 63 | trauma

19.3K 1.5K 148
                                    

Seperti biasa, sebelum baca jangan lupa klik tombol vote yaa🙌

.

.

.

FLASHBACK ON----

Kaden langsung menarik kerah baju milik temennya itu, tatapan Kaden penuh amarah, dia bener-bener benci melihat temennya itu yang sudah tega melecehkan kekasihnya.

"MAKSUD LO APA ANJ?! BERANI-BERANINYA LO NGELECEHIN PACAR GUE?" bentak Kaden padanya.

"Den gue bisa jelasin den, semua ini lepas kendali den. Dan gue ngelakuin ini semua karna nafsu gue ke dia, dan asal lo tau gue suka sama dia, tapi dia nolak perasaan gue gara-gara dia sukanya sama Lo!"

Bughh..!!

Kaden yang mendengarnya langsung menonjok pipi kiri rey, membuat pipinya menjadi lebam.

"B4NG54T YA LO! BISA-BISANYA LO BILANG GITU! EMANG DARI AWAL GUE UDAH CURIGA YA SAMA LO, DAN GAK SEHARUSNYA GUE TEMENIN MANUSIA SEBAJIN94N KAYAK LO!"

Rey yang tidak terima pipinya di tonjok oleh temennya itu, dia langsung menonjok balik ke wajahnya Kaden, sehingga membuat Kaden jatuh kebawah, dan membuat hidungnya berdarah.

"GUE JUGA GAK MAU PUNYA TEMEN KAYAK LO! MENTANG-MENTANG LO JADI OSIS LO PIKIR GUE TAKUT? KAGAK! SEKARANG PACAR LO UDAH KOTOR, TADINYA GUE MAU P3RKO54 DIA BIAR DIA M4MPU5! KALO PERLU DIA M4T1!" ucap Rey sambil tersenyum licik ke arahnya.

Setelah itu Rey langsung pergi berjalan membelakangi Kaden yang masih terdiam di bawah tanah. Kaden yang mendengar perkataannya itu, dia mengepal kuat tangannya, dan berdiri menarik baju seragam putih milik Rey.

Bughh...bugh..bugh...

Tiga kali tonjokan menghantam wajahnya.

"B4NG54T LO, HARUSNYA LO YANG MATI! MANUSIA B4JING4N LO,"

Chintia, Dio, dan juga Gilang. Mereka bertiga yang melihat temennya sedang berantem, langsung datang untuk memisahkannya.

"UDAH! UDAH! WOI! JANGAN BERANTEM..Gilang lo ajakin Rey ke ruang BK untuk nemuin Bu Tiara! Soal Kaden biar gue sama Dio yang urus." ucap Chintia meleraikan mereka berdua.

Chintia dan Dio mereka berdua membawa Kaden ke ruang uks untuk membersihkan luka yang ada di wajahnya, sedangkan Gilang dia merangkul tubuh Rey sampai ke ruang BK untuk menemui ibu kepala sekolah.

Flashback end-



DI RUMAH AZKA, selepas Kaden pulang sekolah. Kaden langsung datang kerumah kekasihnya itu, untuk melihat keadaannya.

Tok..tok..tok..

Kaden mengetuk pintu kamar Azka, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamarnya. Mamahnya Azka menyuruh Kaden untuk masuk menemui anaknya itu.

"Masuk aja den, Tante harap kamu bisa hibur dia," ucap mamahnya Azka, yang di angguk langsung oleh Kaden. Setelah itu Kaden langsung masuk ke dalam kamar kekasihnya itu.

Kaden melihat Azka yang sedang terdiam, sambil memegang kedua lututnya yang terlihat getar. Kaden melihat tatapan mata kekasihnya itu yang kosong, Kaden bener-bener merasa gagal menjadi pacarnya itu. Seharusnya Kaden bisa melindunginya dari kejadian itu, namun semua itu sudah terlambat.

"Sayang," ucap Kaden sambil duduk di samping Azka. Pandangan Azka masih fokus melihat ke arah depan, menatap sinar matahari yang menyorot masuk lewat kaca jendela.

"Den, maaf tubuh gue udah kotor. Gue udah di l3c3hin sama dia den, gue gak pantes jadi pacar lo lagi" ucap Azka dengan nada pelan, air matanya yang ia tahan pun ikut menetes membasahi pipinya.

Kaden tidak menjawab apa-apa, dia langsung memeluk tubuh kekasihnya itu, sembari mengusap pelan punggungnya.

"Gak usah minta maaf sayang, ini semua bukan salah kamu, kata siapa kamu gak pantes jadi pacar aku? Kamu pantes..!! Gak usah di pikirin lagi ya, maaf..maafin aku juga, gara-gara aku kamu jadi kayak gini, dan maaf aku nolongin kamunya terlambat, seandainya waktu itu aku datang tepat waktu, mungkin kejadian itu gak bakalan terjadi."

Azka menundukkan kepalanya, menangis sejadi-jadinya. "G-gue takut den, gue takut.. Gue gak mau ketemu sama dia lagi," ucap Azka dengan sesegukan.

Kaden terus mengusap punggung kekasihnya itu, menenangkannya di dalam dekapan pelukannya. "Sekarang kamu harus tenang okei, udah ada aku disini."

Kaden langsung melepas pelukannya, dan menggenggam tangan Azka yang terasa dingin, matanya pun menatap dalam mata kekasihnya itu.

"Kita sama-sama sembuhin trauma kamu ya, aku bakalan nemenin kamu sampe trauma kamu hilang, setelah hari ini aku janji aku bakalan ngejagain kamu dari orang-orang jahat kayak dia." ujar Kaden sambil tersenyum.

Azka cuman mengangguk, dia bener-bener terharu mendengar perkataan kekasihnya itu.

"Coba ceritain ke aku, kenapa dia bisa gituin kamu,"

Azka cuman terdiam, dia tidak menjawab perkataannya itu.

"Okei mungkin sekarang kamu belum bisa ceritain ini semua ke aku, tapi nanti kalo kamu udah tenangin diri kamu, kamu boleh langsung cerita ke aku."

Azka yang melihat wajah kekasihnya itu yang lebam dan membiru, dia langsung memegang pelan wajahnya.

"Ini lo kenapa den?" tanya Azka khawatir.

"Aw," rintih Kaden kesakitan.

"Jawab den, Lo habis ngapain?" tanya Azka kembali.

"Aku gak ngapa-ngapain kok, cuman tadi kepentok tembok aja,"

"Jangan bohong sama gue, lo habis berantem kan?" tanya Azka dengan tatapan curiga.

"Heem, maaf.." ujar Kaden sambil menundukkan kepalanya.

"Gue yang harusnya minta maaf sama lo! Gara-gara gue, lo jadi berantem sama dia, seandainya kita gak jadian, dan gue gak kenal sama lo. Mungkin lo gak bakalan kayak gini den, gue minta maaf--"

"Apasih kamu, ini bukan salah kamu. Dia emang pantes buat aku pukul, kalo perlu aku matiin sekalian. Dan apa tadi kamu bilang? Harusnya kita gak kenal dan gak jadian?" ucap Kaden, dia langsung memeluk erat tubuh kekasihnya itu, dan menggelengkan kepalanya.

"Gak gakk.. aku gak mau, aku gak bakalan bahagia kalo gak kenal dan gak jadian sama kamu! Kebahagiaan aku sekarang cuman ada di kamu!" sambung Kaden, sambil mendusel di dadanya Azka.

Azka yang melihat Kaden memeluk tubuhnya sambil memasang muka cemberut hanya bisa terkekeh dan tersenyum melihatnya.

"Kamu lucu banget sih, makasih ya kamu udah mau hibur aku," ucap Azka sambil tersenyum menatap wajahnya itu.

Cupp

Kaden tersenyum, dan mengecup sekilas bibir mungil milik Azka.

"Sama-sama sayang, kamu yang lucu. Bocil aku lucuuu... Nah gini dong senyum lagi, aku sedih tau kalo liat kamu nangis terus," ucap Kaden sambil mengusap pelan rambutnya.

.

.

.

Semangat terus buat Azka dan Kaden, kalian berdua sama sama kuat ngejalanin masalah ini.

NEXT CHAPTER? VOTE+KOMEN YA, BANYAKIN KOMENNYA!!

My Enemy Is Ketos (BxB) ✓Where stories live. Discover now