Part 24

75.8K 3.8K 33
                                    

Hallo buat kalian yang udah baca sampai part ini.

Aku cuman mau bilang. Kalau semisal cerita yang aku buat ini gak bagus tolong jangan di hujat ya. Ini kali pertama aku buat cerita. Aku juga butuh pertimbangan yang lebih untuk ngeyakinin diri aku untuk buat cerita ini.

Buat kalian yang gak suka sama cerita aku, bisa langsung hapus aja dari perpustakaan kalian. Aku gak maksa untuk siapapun baca cerita aku.

Aku bikin cerita ini hanya untuk menghibur diri. Dengan nulis cerita ini aku ngerasa terhibur. Aku seneng punya kebiasaan baru.

Sekali lagi aku ngucapin makasih banget buat kalian yang masih selalu stay baca cerita aku.

Sayang kalian banyak banyak♥️♥️

♣♠♣

Happy reading...

***

Di sebuah bangunan berwarna putih terlihat banyak orang yang berlalu lalang. Yap, bangunan itu adalah rumah sakit. Rumah sakit yang sama tempat Giren di tangani dulu.

Seorang suster baru saja keluar dari satu ruangan dengan membawa sebuah kertas yang berisi beberapa tulisan disana.

"Atas nama Girenta Wilony Caksara"

"Saya mba" Giren bangkit dari duduknya.

"Silahkan masuk, sudah di tunggu sama dokter Fajar" Giren mengangguk lalu melangkah memasuki ruangan itu.

Ruangan itu tampak sangat rapih, bau bau obat juga tercium.

"Giren. Silahkan duduk" Ucap dokter Fajar ramah.

Giren hanya tersenyum singkat lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan dokter Fajar.

"Sudah lama saya menunggu kamu kembali untuk cek up" Ucap dokter Fajar.

Giren menautkan kedua alisnya. Mengapa dokter itu berbicara seakan akan ia mengenalnya dan sudah menanganinya. Apa benar Giren memang mengidam penyakit parah. Apa dokter di hadapannya ini adalah dokter yang menangani penyakitnya?. Begitu banyak pertanyaan di benaknya.

"Ah saya lupa kamu sedang mengalami amnesia–"

Baru saja Giren ingin menyahut, dokter Fajar lebih dulu kembali berucap.

"Saya tau dari dokter Dirga. Dokter yang menangani mu waktu itu" Giren hanya mengangguk kecil.

"Kalau begitu saya akan kembali memperkenalkan diri–"

Dokter Fajar menyodorkan tangannya kedepan Giren. "Saya dokter Fajar Dafangga. Dokter yang menangani penyakit kamu" Giren dengan sopan menjabat tangan dokter Fajar dengan sedikit senyum ramah.

"Memangnya saya mengidam penyakit apa dok" Tanya Giren to the poin.

"Kamu punya penyakit kanker darah atau biasa disebut leukimia. Penyakit itu ada semenjak 2 tahun yang lalu, menurut pemeriksaan terakhir penyakit kamu sudah stadium 3."

Deg

Detak jantungnya seakan berhenti. Pasukan udara seakan habis. Tanpa izin, setetes air mata lolos begitu saja membasahi pipi mulusnya.

Giren menutup mulutnya dengan tangannya sendiri sambil menahan isakan. Tak menyangka dengan kenyataan itu.

"Saya tau kamu perempuan kuat" Ucap dokter Fajar mencoba memenangkan.

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now