Winter berfikir sejenak soal itu. Ia memikirkan semuanya saat ia melihat cincin itu.




"Mungkin dengan menikah dengan Chaeyeong, semuanya akan normal lagi. Bisa mulai semuanya dan punya kehidupan baru lagi"







°°°




Isa duduk di apartemennya sambil mengerjakan tugasnya. Jujur saja, ia tidak bisa setenang sebelumnya. Banyak hal di kepalanya yang bertanya tanya soal semua hal.



Isa memikirkan semua kemungkinan yang ada hingga seseorang terdengar menekan password apartemennya.

Isa menoleh dan mendapati Winter yang masuk kedalam apartemen. Isa langsung beranjak dan memgambil jaket Winter untuk di gantung.



"Kamu udah baik baik aja?" tanya Isa saat Winter berjalan ke dapur dan mengambil segelas air yang ia langsung habiskan.



"Hmm, sudah lebih baik. Maaf suasana hatiku buat kamu ikut bingung" ucap Winter pada Isa.



"Syukurlah kalau begitu. Kamu mau makan dulu? biar aku masak sesuatu" ucap Isa pada Winter.


Winter mengangguk dan mendekati Isa memeluk Isa erat. Isa mengusap punggung Winter lembut merasakan hangat tubuh Winter.



"Mandi dulu ya? aku siapin air hangat. Terus aku masak buat kamu, mau sup telur ikan?" tanya Isa.



"Aku mau sup telur ikan" jawab Winter melepaskan pelukannya dan menatap Isa dengan senyumannya.



"Yaudah, ku tunggu. Aku siapin air hangat dulu sama baju kamu" ucap Isa lalu beranjak menuju kar tidurnya untuk menyiapkan semuanya.



Winter berjalan duduk di sofa lalu menatap sekitar dan menghela nafas.



"Cuma sekali, gak mungkin dia kenapa napa. Itu cuma kesalahan satu malam. Juga dia yang mutusin pergi sendiri, dia yang meninggalkan aku..." batin Winter.






°°°



Di Daegu, Karina menatap kakaknya dengan air mata yang mengalir setelah menceritakan semuanya pada kakaknya. Soal bagaimana ia hamil, bagaimana bisa semua terjadi.


Irene terus mendesaknya, ia ingin tau apa yang adiknya hadapi. Apa yang terjadi pada adiknya.


Karina berbicara jujur, jujur bahwa ia dulu melakukan dosa besar pada ayah dari bayinya. Ia berbicara jujur tentang seberapa jahatnya dia, namun ia tidak bisa jujur saat...



"Terus gimana ceritanya kalian bisa begitu? kamu nyakitin dia, terus gimana bisa, Jimin? kamu bayar kesalahan kamu dengan ini?" tanya Irene.



Karina mengangguk dan menatap Irene, kakaknya yang ikut menahan air mata mendengar cerita adiknya.



"Apa dia gak mau tanggung jawab? Biar kakak sama kak Egi yang coba bicara sama dia, bagaimanapun anak ini butuh ayah, Jimin..." ucap Irene pada adiknya.



"Kak, aku yang gak mau bersama dia. Kakak tau, aku jahat sama dia. Aku jahatin dia, dan aku yang minta dia pergi, gak seharusnya orang jahat kayak aku ada di sana..." Ucap Karina menatap Irene.



Irene jujur saja ragu dengan pernyataan adiknya. Bagaimanapun ia wanita, ia merasakan ada yang di tutupi. Tidak masuk akal, tapi Irene memilih mempercayai itu semua dan pelan pelan membuka semua saat Karina sudah tenang.



"Kak, aku mencintai dia kak..." ucap Karina menunduk.



"Lalu kenapa kamu mau dia pergi. Ini gak masuk akal, Jimin. Kamu mencintai dia, tapi kamu meminta dia pergi..."



"Karena satu satunya hal yang bisa membuat aku melihat dia di saat aku tidak bisa. Setidaknya aku tau, aku pernah mencintai dia, melihat anak ini tumbuh nantinya. Kakak tau, aku gak pernah merasakan apa itu cinta sejati, bahkan saat bersama Jeno, kakak tau sebagaimana keras aku memaksa diriku mencintai dia karena dia terus ngejar aku selama 3 tahun..."



"...kakak selalu bilang, jangan sia siakan laki laki yang memberikan semuanya. Tapi aku gak bisa. Dan saat aku tidak berusaha, aku malah jatuh cinta sama seseorang yang seharusnya tidak aku cintai. Aku meminta dia pergi bukan karena aku membenci dia, tapi dia harus dapat yang lebih baik dari sekedar wanita jahat seperti aku..."



"...dia harus bersama wanita yang mencintai dia di awal dan di akhir. Dan wanita jahat seperti aku, tidak pantas bersama dia, aku cuma bencana yang hadir di hidupnya, dan aku sadar" ucap Karina pada Irene.




"Tapi kamu punya kesempatan untuk bersama dia, kamu bisa meraih dia. Kalian sudah ada anak, kamu bisa bersama dia..." ucap Irene namun Karina menggelengkan kepalanya dan menunduk.




"Aku inget dulu, aku tanya appa untuk mengambilkan bulan untukku kalau dia menyayangiku. Dan appa bilang aku tidak bisa. Dan saat aku tanya kenapa, appa menjawab bahwa inilah kehidupan..."


"...saat aku kenal dengan dia dan jatuh cinta padanya, aku sadar apa artinya itu. Tidak semua bisa aku raih, walaupun aku mencintai itu. Dan aku melepaskan semuanya, bukan karena aku putus asa. Tapi aku mau dia tetap bersinar terang, tanpa aku yang terus berusaha mengusik terangnya..." jawab Karina.







°°°




Winter selesai mandi dan langsung berjalan menuju meja makan saat Isa menyajikan sup telur ikan.



Winter tersenyum lalu duduk di meja makan saat akhirnya ia mengambil sumpit dan mulai menyumpit nasi dan kimchi.


Isa duduk di hadapan Winter tersenyum melihat Winter yang mulai kembali menjadi sosok hangat. Memakan masakannya dengan lahap.


Namun...



"Ehmm? amis sekali telur ikannya" ucap Winter saat mencoba sedikit telur ikan itu.


Winter mengerutkan keningnya lalu berlari menuju toilet untuk memuntahkan isi perutnya yang entah mengapa ia mual memakan sup telur itu.



"Minjeong-ah? kenapa? heiii?" ucap Isa langsung berlari ke kamar mandi memijat tengkuk Winter dan membantu Winter muntah.


Isa pegang kening dan leher Winter memastikan suhu tubuh Winter, namun tidak ada apa apa. Winter tidak sakit, tapi mengapa Winter muntah muntah?


Winter sangat suka masakannya, bahkan sup telur ikannya adalah salah satu comfort food Winter saat main game.




Ada apa? pikir Isa.

"Telurnya gak seger ya? akhhh" ucap Winter lemas setelah memuntahkan isi perutnya.



"Aku baru beli kok tadi sore, dan masih segar dari pasar ikan. Baunya juga tidak amis dan masih kuning segar waktu mau aku masak" ucap Isa.



"Akhh bau sekali telur ikannya, jangan buat itu lagi ya" ucap Winter mengecap.


Isa mengangguk faham sambil mengusap punggung Winter yang masih lemas di bawah.




"Minjeong mau sakit kayaknya, mungkin dia kecapean" pikir Isa.






To be continued...



School 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang